Rabu, 10 April 2013

CLOUDS (cerpen)


Hari ini terlihat hujan yang sangat deras. Jalananpun basah olehnya dan daun daunpun juga basah. Hari ini cuaca memang sangat tidak mendukung, meski begitu aku tetap berniat mengunjungi rumah sakit yang dimana di rumah sakit itu hanya orang orang yang mengidap kanker. Ya,memang aku sering sekali mengunjungi rumah sakit itu, mungkin sekedar menghibur orang orang disana. Bagaimanapun mereka butuh hiburan,apalagi banyak sekali anak anak yang terkena kanker disana,memang miris.
Kulewati lorong demi lorong Rumah sakit yang bernama”Healthy of Cancer” dengan cepat. Akupun segera menuju aula kecil yang disana sudah banyak anak anak dan para remaja yang telah menungguku. Terlihat keceriaan diwajah mereka,terkadang aku terharu melihat keceriaan mereka diatas penyakit yang terus menyiksa mereka dan sewaktu waktu mereka akan pergi bersama tuhan.
“pagi kak dina, kok datengnya lama sih kak? Kan depi udah kangen” ucap seorang anak kecil bernama devi.
“pagi juga sayang, maaf tadi kan hujan nah jalannya macet. Maafin kak dina ya sayang” akupun menjelaskan pada anak itu dengan lembut.
“oh gitu ya kak” ucap devi ddengan senyumnya yang sangat terlihat manis dengan gigi yang bolong ditengahnya.
Akupun segera menuju panggung dan mengajak bercanda semuanya yang ada disitu. Aku mengajak mereka bernyanyi,bermain,sampai ada yang cerita mengharukan. Sangat senag sekali saat aku berada disampng mereka,terasa sangat nyaman. Saat sedang bercerita,tiba tiba ada seorang anak yang bertanya.
“kak dina, emang kalo sakit kanker pasti meninggal ya kak? Berarti reno juga meninggal ya kak. Tapi reno takut kematian kak,reno takut.” Tanya seorang anak yang mungkin berumur 12.
“reno, jangan bilang kayak gitu ah. Sakit kanker insaallah bisa sembuh sayang, jadi kamu gak boleh ngomong kayak gitu ahhh” jelasku, dan tidak terasa buliran air mata telah jatuh dipipiku. Anak anak disana memarng sering bertanya tentang kematian, sangat sedih memang  saat ditanya tentang kematian mereka, merka anak anak kecil yang tidak punya dosa tapi sudah diberikan sakit yang seperti ini.
***
Seusai menghibur mereka, akupun menyinggahi kamar, demi kamar  yang ada disana. Kali ini aku mengunjungi paviliun yang disana tempat penderita kanker yang seumuranku. Pertama aku masuk ke ruangan bernomor 27, disana tertulis nama”bisma karisma”. Akupun masuk kedalam seraya meberikan senyum kepadanya, memang tampan si bisma itu, tapi kenapa dia harus terkena penyakit mematikan ini?.
“hai bisma, gimana keadaanmu?” tanyaku basa basi.
“hmmm…seperti yang lo lihat, gw semakin kurus, dan semakin sakit.” Ucapnya sedikit cuek.
“enggak kok, kamu gak kurus banget,hehehe…kamu malah tambah ganteng loh, ini jujur tauk..” ucapku bercanda.
“aissshhh….kan kalo ganteng dari dulu gw ganteng :p” ucapnya yang mulai tidak cuek terhadapku.
“hahaha iyadeh nurut. Udah minum obat?” uapku
“udah” jawabnya singkat.
“hahahah kamu bilang udah? Noh lihat dimeja masih ada obat tuh, gak usah bohong deh. Minum gih, jangan sampe telat.”
“yah gw gagal bohongin lo deh, bego banget gw..hahahah” ucapnya tertawa lepas. Kini suasana mulai lebih enak, bisma juga sudah mulai mau bergaul denganku.bismapun segera meminum obatnya yang sudah disediakan suster .
“hueekkk…huekkk…” tiba tiba saja bisma muntah, dan lantai menjadi kotor dan sedikit terkena bajuku.
“bisma, kamu tidak papa? Kamu mual ya?” tanyaku hati hati.
“ gak,gak papa kok. Maaf gw ngotorin baju elo, sini gw bersihin.” Ucapnya seraya mengambil tissue yang ada di meja samping tempat tidurnya.
“udah gak papa kok, gak usah dibersihin. Oh iya aku ambil lap pel dulu buat bersihin ini” ucapku seraya berlalu menuju gudang. Setelah mendapatkan lap pel itu aku bergegas kembali ke kamar bisma, terlihat bisma yang sedang menekuk kedua kakinya diatas ranjang dan menelengkupkan kepalanya diantara kedua tangannya.  Namun saat aku mendekati ranjangnya,dia  langsung menoleh kearahku. Terlihat dia sedang mengelap matanya,sepertinya dia habis nangis.
“ bis, kamu nangis?” ucapku seraya mengelus lembut rambut cepaknya.
“jangan sentuh gw! Gw emang nangis, terus masalah buat elo?!” tiba tiba bisma berubah menjadi kasar terhadapku. Sakit rasanya saat ia membentakku, seperti ribuan pisau yang menyaya hatiku,sakit banget.
“bis, hiks…hiks… maaf” ucapku dengan isak tangis, akupun mengambil tas dan bergegas keluar kamar bisma, namun tiba tiba bisma beranjak dari kasurnya dan memanggil namaku.
“ din, maaf” ucapnya seraya mendekatiku dengan berjalan gontai kearahku. Dan apa yang ia lakukan? Dia memelukku ya tuhan, dia memelukku. Sangat hangat saat dia memelukku, aku tidak bisa menahan air mataku,aku menangis di pundaknya dan sepertinya dia juga menangis, karena bajuku terasa basah. Entah kenapa aku deg…degan saat bisma memelukku? Apa mungkin aku jatuh cinta dengannya. Tapi kenapa tiba tiba dia mau memeluku?
“enggak kok bis, kamu gak salah. Aku yang salah. Aku ngerti kok, mungkin tadi kamu lagi emosi karena kondisi kamu.” Ucapku mulai melepaskan pelukannya. Ya aku memang ngerti, kalu missal aku ada diposisi dia. Diposisi dimana dia punya penyakit yang mematikan, dan mungkin hidupnya gak akan lama lagi.
“din, hmmm…aku mau cerita, tapi bantuin ge ke kasur dulu ya,gw  gak kuat berdiri lama lama.” Ucap bisma. Akupun membantunya kembali keranjangnya. bisma memang sudah di vonis lumpuh oleh dokter, karena kanker Leukimia yang di derita bisma sudah menyebar ke otak dan sistem syaraf gerak.
“hhmm… din, missal gw suka sama orang.,tapi orang itu bertolak belakang denganku,alias dia sehat dang gw sakit. Menurut lo  salah gak kalo gw cinta sama dia?” ucapnya sembari memandang lurus.
“ kamu gak salah kok mencintai seorang wanita, meskipun kamu sakit, gak ada kata gak boleh. Semua sama kok. Kita sama sama manusia yang bisa saling mencintai.
“ tapi gw takut, gw takut disaat gw udah gak bisa melangkah lagi, dia bakal ninggalin gw.gw juga takut gak bisa ngejagain orang yang gw cinta.” Ucapnya masih memandang lurus.
“yang pasti kamu harus tetep memperjuangkan cinta kamu" ucapku dengan senyum. tiba tiba saja ada setes darah yang jatuh diatas ranjang bisma,tepat di depan bisma. ternyata bisma mimisan.
"darah? bis kamu mimisan." ucapku, kemudian kuambil tissue di meja dan aku lapin kehidung bisma.
"Thanks ya din, udah mana tissuenya." ucapnya
"sama sama. mending kamu tiduran dulu, biar darahnya berhenti." ucapku sembari membantunya tidur. "Oh iya aku kekamar yang lain ya” ucapku. Bismapun hanya mengangguk, rasanya tidak tega meninggalkannya sendiri dengan kondisi seperti itu.
***
Akupun kini berpindah ke kamar nomor 28, yang disitu tertulis nama “Rangga dewamoela Soekarta”. Akupun masuk kedalam dan  menyapanya yang mebuatnya tersentak kaget melihatku dan rangga segera menutup sebuah buku kecil, entah buku apa itu. Akupun mendekatinya dan saat aku melangkahkan kakiku ke ranjangnya aku melihat secarik kertas betuliskan “aku ingin damai disisi Allah :D”,sangat terharu saat melihat tulisan singkat itu. akupun mengambil kertas itu dan memberikannya kepada rangga, dan rangga hanya tersenyum memandangku.sangat manis senyumnya memang.
“lagi ngapain kamu ngga?” ucapku basa basi.
“lagi nulis aja sih, lagi bĂȘte soalnya. Sepi lagi disini.” Ucapnya sambil menaruh bukunya diatas meja kecil.
“oh lagi nulis, nulis apaan hayo?”
“ihhh kamu kepoo :p “ ucapnya tertawa kecil.
“kan aku emang sukanya kepo, kan aku kepo lovers..hahaha” ucapku seraya tertawa kecil.
“ada ada aja kamu, ada kepo lovers juga, baru denger.” Uapnya. “perut aku sakit, aku ke kamar mandi dulu ya” ucapnya seraya berjalan menuju kamar mandi.
“  bisa aku bantu jalan?”
“jiahhh, aku mah bisa jalan sendiri. Gak perlu dibantu kali.” Ucapnya tersenyum kearahku. Padahal terlihat rangga berjalan dengan gontai sambil memegangi dinding untuk membantunya berjalan. Saat aku mendekat kearahnya untuk sekedar membantunya dia hanya menggelengkan kepalanya yang tandanya dia tidak mau dibantu.
“aku gak lemah, aku bisa sendiri.” Ucapnya singkat. Akupun kembali duduk diranjangnya,karena bosan menunggu akupun mengambil buku kecil yang tadi dipegang rangga, kemudian aku membuka halaman depan yang bertuliskan “Rangga dan tuhan”  lalu aku melihat dihalaman selanjutnya, disitu terlihat 3 lembar foto, munkin itu foto keluarganya dan sahabat sahabatnya. Aku terus membuka di halaman selanjutnya. Akupun tertarik pada tulisan dihalaman ke empat. “ rangga memang gak sempurna, rangga sakit, rangga gak punya waktu lama, rangga lemah, rangga akan mati, rangga gak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ayah, rangga dari kecil udah sakit, rangga sakit kanker hati, rangga ingin bersama tuhan yang damai dan rangga akan bahagia. Gak tau sampai kapan rangga bisa menghirup segarnya udara, melihat burung setiap pagi,ngelihat matahari terbit, ngelihat indahnya dunia, rangga gak tau tuhan. Rangga pernah takut akan kematian, karena rangga divonis dokter,mama,suster kalau rangga gak akan bisa bertahan lama,semua orang selalu memperlakukan rangga seakan akan rangga akan mati besok, tapi sekarang enggak takut lagi dengan kematian. Rangga udah terbiasa mendengar kata kematian dihidup rangga. Semua orang juga pasti akan mati,begitupun rangga. Akantetapi rangga takut ngelihat mama,kakak,adek, temen temen sedih disaat rangga udah gak ada di dunia, disaat rangga udah di sisi tuhan,rangga takut. Tapi inilah hidup rangga, rangga yang gak sempurna dan gak akan pernah ngerasain kebahagiaan. Rangga gak bisa lari larian sama temen temen, hujan hujanan,main bola, itu semua gak akan dirasain rangga lagi setelah dokter memvonis rangga terkena kanker hati. Dan satu lagi tuhan, rangga takut jatuh cinta.” Belum selesai membaca buku kecil itu yang ternyata buku diarynya sudah terdengar suara pintu, akupun segera meletakan  buku diary rangga ketempat semula. Rangga berjalan sambil membawa infusnya ke ranjangnya.
“lama ya din? Hehehe.” Ucapnya tersenyum kearahku.
“gak kok,biasa aja.” Ucapku lembut. “oh iya, makan dulu gih, tadi susternya nganterin makan. “ ucapku lagi
“gak ah, lagi gak mood makan. rasanya pingin muntah” Ucapnya singkat.
“kalo gak makan ntar malah tambah mual rangga,perutnya kan belum keiisi.ayolah, biar cepet sembuh” ucapku menyemangati
“mau makan sebanyak apapun, mau minum obat berapapun sampai ngabisin biaya mahal, aku juga gak bakal sembuh. Aku juga bakal tetep mati,jadi gak ada gunanya minum obat.” Ucapnya memandang lurus.
“gak boleh ngomong gitu ah, kamu harus berjuang rangga. Kamu masih sayangkan sama mama kamu,temen temen kamu, kamu gak maukan mereka sedih? Jadi makan yang banyak. Kamu harus bertahan demi kita semua :D” ucapku. Ranggapun memakan sesuap nasi dan sup ayam yang mungkin rasanya hambar. Dengan malasnya ia mengunyah makanan itu.
“ ngga, aku pamit dulu ya, aku mau keruangan pasien yang lain, makannya di habisin loh “ ucapku berlalu
Akupun mengunjungi satu persatu ruangan pasien,sekitan 8 ruangan yang sudah aku kunjungin. Karena hari sudah sore dan cuaca sangat tidaklah mendukun, akupun berniat pulang dan besok seusai sekolah aku kembali kesini, dan aku berniat mengajak sahabat sahabatku ikut.
***
Kini matahari telah menenggelamkan cahanya, burung burung mulai kembali kesarangnya dan ssuara adzan magrib telah terdengar nyaring ditelingaku. Akupun segera mengambil air wudhlu untuk melaksanakan salat magrib dan tidak lupa mendoakan keluargaku dan untuk semua penderita kanker. Seusai shalat akupun mengerjakan tugas sekolah, namun saat aku melihat ada secarik kertas didalam tasku, entah siapa yang memasukannya. Tulisannya sangatlah singkat yaitu “aku ingin bersamamu disisa waktuku”, aku tersentak kaget saat membaca tulisan itu, dan berfikir siapa yang memasukan kertas itu kedalam tasku? Akupun berbaring di tempat tidur sambil membaca buku pelajaran, dan akhirnya aku tertidur.
***

Kring….kring…kring….terdengar sangat berisiknya alarm doraemonku membangunkanku dari tidur. Akupun bersiap siap untuk berangkat kesekolah. Selesainya beres beres aku menuju ruang makan yang disana sudah terlihat kakaku yang sedang memakan sehelai roti berisikan selai coklat kesukaannya. Aku juga mengambil sehelai roti dan kuoleskan selai blueberry kesukaanku. Setelah itu aku berangkat menuju sekolah dengan mengendarai motor matic yang biasa aku bawa kemanapun. Sampainya di kelas aku langsung mengobrol dengan sahabat sahabatku.
“hei din, udah ngerjain PR?” Tanya sesil kepadaku.
“udah dong, gw gitu…” balasku
“baguslah kalo gitu, eh entar hangout yuk, males dirumah gw” ucap morgan
“hmmm….oke, tapi gw mau ngajak hangout ke tempat special.pokoknya lu pada harus nurut gak boleh nolak, atau ngeluh. “ ucapku
“kemana din? Lo gak ngajak ketempat anehkan?” ucap dicky
“ya enggak lah. Tempatnya seru kok. Ntar lu juga bisa dapet pahala. Tapi ntar anterin gw ke mall dulu buat beli jajan okey” ucapku
“okey dina” ucap mereka bebarengan.
Tet…tet…tet....bell sudah berbunyi 3 kali artinya waktu pulang sekolah. Aku dan sahabat sahabatku langsung menuju parkiran menuju mall untuk membeli jajanan untuk anak anak  di RS.
***
Kini mobil morgan sudah berhenti di sebuah RS kanker.
“loh din, katanya mau hangout? Kok di RS healthy of ancer? Lo gak usah berccanda deh. Hangout kan harusnya ketempat rekreasi bukan di rumah sakit dinnn” oceh dicky panjang lebar.
“inget kata gw, gak boleh ngeluh kemanapun yang gw mau.”ucapku seraya menarik tangan dicky dan diikuti sesil dan morgan. Aku,morgan,diky,sesil langsung menuju aula kecil yang disana sudah banyak anak kecil yang menungguku. Akupun segera menuju depan anak anak semua dan ada sedikit anak remaja dan di pojok sana ada….bisma,ya bisma yang ada diujung sedang duduk dengan kursi rodanya. Dia terlihat sangat pucat, tapi tersirat kebahagiaan diwajahnya saat melihatku, dia tersenyum kearahku dan akupun membalas senyum itu.
“pagi adek adek semua , kakak bawa temen temen kakak nih. Jadi rame kan? Kenalin yang di sebelah kakak namanya dicky, sebelah kak dicky ada kak morgan,dan kakak yang cantik itu namana kak sesil. Akupun memperkenalkan mereka pada anak anak disitu. Aku juga masih melihat bisma duduk dipojok sambil melihatku.

-BISMA P.O.V-
Apa mungkin bisa gw milikin elo din? gw sakit, dan mungkin hidupku gak akan lama lagi. Gw udah cukup bertahan 6 tahun untuk melawan kankerku, apa mungkin gw masih bisa milikin lo din? Sedangkan disebelah lo ada cowok,yang sepertinya dia kekasihmu atau entahlah tapi sepertinya laki laki itu mencintaimu. Mungkin memang gw ditakdirkan seperti ini, ditakdirkan sebagai manusia lemah,sakit,tak berdaya dan aku tidak akan pernah merasakan sentuhan, kehangatan,dan cinta seorang wanita. Mungkin gw hanya bisa mencintaimu dari jauh, gw hanya bisa mengagumimu din, tapi sebenarnya gw mencintaimu dan menyayangimu setulus hatiku, tapi sangat tidak mungkin gw milikin lo. Tak terasa buliran air mata telah berjatuhan dipipiku, entah berapa banyak yg sudah gw keluarkan.
-BISMA P.O.V END-

Sembari aku menghibur anak anak , aku terus melihat kearah bisma dan sepertinya dia menangis? Dia menangis? Sepertinya dari tadi tidak ada cerita yang mengarukan, malah semuanya tertawa, tapi kenapa bisma menangis? Akupun menghampirinya.
“hei bis, kok nangis?” ucapku pelan.
“hah nangis? Gw gak nangis, lo lagi ngehayal kali. Orang daritadi gw gak nangis.” Ucapnya bohong.
“okey kalo gitu,” akupun hanya bilang oke, padahal aku tau kalau tadi bisma bener bener nangis,aku lihat dengan jelas. Tapi biarkan saja.
“hhmmm, mau ikut ketaman belakan bareng anak anak main?” ucapku sambil duduk didepan kursi rodanya.
“ah enggak deh, ntar gw gaanggu elo sama cowok lo” ucapnya datar.
“cowok? Aku gak punya cowok bis, semuanya sahabatku. Ikutlah, kamukan bisa nyanyi sambil gitar, ntar sekalian hibur mereka gimana? Setuju?” ucapku tersenyum manja.
“hmmm oke” ucapnya juga tersenyum lebar. Akupun mendorong kursi rodanya menuju depan dan semua anak melihat kearah bisma, sepertinya anak anak itu sangat mengenal bisma, apa bisma juga sering menghibur anak anak itu?
“kak bisma…kak bisma…kak bisma…ada kak bisma.” Teriak anak anak memanggil nama bisma.
“kak bisma, main lagi yuk kak, ajarin tata main gitar lagi” ucap tata seorang anak penderita kanker darah yg biasa disebut leukemia. Bisma hanya memamerkan deretan behelnya.
“okey, kalo gitu kita menuju ke taman belakang kita main bersama”ucapku sembari mendorong kursi roda bisma dan morgan,sesil,dicky dan para suster mendorong anak anak yang memang sudah menggunakan kursi roda. Saat berjalan di koridor aku melihat rangga yang sedang melihat keluar dengan kursi rodanya, akupun mengajaknya juga menuju taman.
“ngga,ikut ketaman yuk. Kita main,ada bisma juga.” Ucapku pada rangga. Rangga hanya menggelengkan kepalanya. namun saat sesil melewatinya rangga langsung menganggukan kepalanya dan berkata “okey” sepertinya rangga menyukai sesil. Kitapun bersama sama bermain ditaman itu,ada yang bermain bola, ada yang hanya bermain Barbie, ada yang sedang belajar bermain gita bersama bisma,yang pasti tata, dan masih banyak lagi.
Lalu bismapun menyanyikan sebuah lagu, lagu yang memang untuk member semangat penderita cancer yang berjudul CLOUDS by Zach Sobiech
I fell down… down… down…  into this… dark and lonely hole…
There was no… one… there… to care about me… anymore…
 And I needed… a way… to climb and grab a hold…  of the edge…
You were sitting… there…  holding a rope…

And we'll go up… up… up…
But I'll fly a little higher…
Go up…  in the clouds…  because the view’s…  a little nicer…
Up here… … …   my… dear… … …
It won't be long now…
It won't be long now…

When we get back… on… land…  well I'll never get my chance…
Be ready… to… live… and it'll be ripped right out my hands…
And may…be someday…  we'll take… a little ride…
Go up… up… up… and everything… will be just fine…

We'll go up… up… up…
But I'll fly a little higher…
Go up…  in the clouds…  because the view’s…  a little nicer…
Up here… … …   my… dear… … …
It won't be long now…
It won't be long now…

If only…    I had a little bit more… time…
If only…    I had a little bit more… time…  with…  you…

We could go up… up… up…  and take that little ride…
We’ll sit there holding hands…  and everything… will be just right…
May…be someday… I'll see you again…
We'll float up in the clouds… and we'll never… see the end…

We'll go up… up… up…
But I'll fly a little higher…
Go up…  in the clouds…  because the view’s…  a little nicer…
Up here… … …   my… dear… … …
It won't be long now…
It won't be long now…  … … …

Itulah lagu yang dinyanyikan bisma, aku sangat terharu. Tak sedikit air mata yang keluar dari mataku. Bisma,rangga, morgan,dicky,sesil dan anak anakpun menngis terharu. Itu memang lagu yang sering dinyanyikan oleh bisma,jadi anak anak mengerti isi dari lagu tersebut. Karena hari sudah sangat sore aku mengantarkan anak anak ke kamarnya masing masing. Dan aku mengantar bisma ke kamarnya.
Di kamar bisma aku langsung menanyakan tentang kertas yang tadi malam kutemukan di dalam tasku,.
“bis, aku mau Tanya sesuatu boleh? Tapi kamu jujur ya.” Ucapku lembut sambil merogoh tas ranselku untuk mengambil kertas itu.
“bis, ini punya kamu? Kamu yang naruh kertas ini?”tanyaku hati hati.
“nghh…eng..enggak kok.enggak. manamungkin gw nulis kayak gini.enggak.” ucapnya gugup. Aku tau dia pasti berbohong padaku
“bis, tolong jujur sama aku…pliss. Aku gak marah kok kalo kamu jujur. Aku gak akan ngejauhin kamu.” Ucapku pelan.
“i…iya itu gw yang masukin.gw salah ya masukin itu?” Ucapnya, terlihat bisma menangis.
“loh kok nangis bis? Kenapa? Kamu gak salah kok.”ucapku seraya menghapus air matanya. Tiba tiba saja memelukku erat, dan seperti tidak ingin lepas.
“gw…gw cinta sama lo din. Tapi gw takut, gw takut lo gak suka gw,gw takut lo bakal jauhin gw, gw takut umurku gak akan lama dan gw gak bisa…ja…” ucapnya, belum selesai berbicara aku sudah membungkam mulutnya.
“sssttt….kamu boleh kok cinta,sayang sama aku. Aku gak bakal jauhin kamu, aku yakin kamu bisa bertahan bis. Aku yakin.hiks…hiks…” sebenarnya aku tidak yakin bisa bertahan hidup, kata dokter tadi waktu ngeliha hasil lab bisma, kanker leukimianya ada di dua jenis yaitu Acute Lymphotic leukemia dan chronis Myleoid leukemiadan kata dokter sudah tidak ada harapan lagi untuk bisma. Bisma juga sudah tidak mampu berjalan tegak dan lebih baik menggunakan kursi roda. Sebenernya aku juga mencintai bisma.
“gak din,gw udah cukup bertahan selama ini, gw udah gak kuat ngelawan penyakitku. Jalan aja gw udah gak mampu, apalagi jagain elo, gw gak mampu. Nantinya gw cuman nyusahin elo din.” Ucapnya
“hmmm…bis kalo aku juga cinta sama kamu, kamu mau gak jadi pacar aku? Aku tulus bis. Memang gak sewajarnya cewek nembak cowok. Tapi karena cintaku sama kamu bis. Kamu mau kan jadi pacar aku.”ucapku sambil memandangnya lekat lekat.
“enggak din,gw gak bisa, gw gak bisa jadi pacar lo. Percuma kalau kita pacaran, gw bakal nyusahin elo din…” ucapnya yang langsung mendonrong kursi rodanya menuju ranjangnya dan kemudian ia menenggelamkan kepalanya .
“bis….” Ucapku seraya menepuk pelan pundaknya.
“enggak din, kamu pergi sekarang. Pergi!!!” teriaknya padaku. Sakit!sakit yang sekarang aku rasain. Bisma marah sama aku lagi, rasanya sakit banget. Akupun berlari keluar dan duduk di kursi depan RS dengan isak tangis.
“din, lo kenapa?” aku hanya diam tak bersuara, hanya terdengar suara isak tangis.
“din, bisma apain elo din? Din…dina…” ucap sesil sembari mengelur rambutku. Aku hanya menggeleng.
“din,lo jujur deh sama gw” ucap sesil lagi. Akupun langsung berhambur kepelukan sesil, entah kenapa rasanya sakit banget diperlakukan bisma seperti itu.
Tiba tiba terdengan suara keriuhan suster yang memanggil dokter dan membawa alat alat medis kedalam ruangan bisma. Bisma? Bisma..!!
“sil,bisma sil,bisma!! Gw mau keruangan bisma sekarang.” Ucapku langsung berlari menuju ruangan bisma. Saat akan masuk keruangan bisma, suster menyuruhku menunggu diluar.
“hikss…hiks…bisma…bisma…hiks…hiks..” tangisku semakin pecah. Lalu ada anak kecil yang menemuiku.
“kak dina, kak dina kenapa? Kenapa dengan kak bisma? Kak bisma kenapa kak din?” ucap anak itu. Akupun langsung memeluk anak itu erat. Anak itupun menangis sesenggukan. Anak itu adalah tata,yang memang dekat dengan bisma.
“kak bisma gak papa sayang,kita berdoa aja.” Ucapku.
“aku sayang kak bisma…. Kak bisma gak boleh pergi, kak bisma harus sembuh. Tata mau diajarin main gitar lagi sama kak bisma.hiks..hiks…” tangis tata di depan pintu ruangan bisma. Karena mendengar tutur tata membuatku semakin menangis. Aku terus berdoa untuk kesembuhan bisma, semoga bisma bertahan ya allah, aku gak mau kehilangan sosok bisma,aku sayang bisma. Setelah menunggu sekitar 1 jam, keluar seorang dokter.
“dok, gimana dengan bisma? Bisma gak papa kan dok?jawab dok.” Ucapku taksabar.
“bisma…bisma masih bisa tertolong,namun penyakit bisma semakin…kamu tau kan gimana perkembangan bisma?” ucapnya. Aku hanya mengangguk lesu.
“sekarang saya bisa nemuin bisma?”tanyaku.
“iya boleh,tapi jangan diganggu, dia sekarang sedang tertidur karena obat bius.”ucap dokter itu. Akupun segera masuk kedalam ruangan itu bersama tata. Sepertinya baru saja aku melihat bisma yang ceria,bisma marah sama aku, dan sekarang bisma terbaring lemah.
“bis, maafin dina. Tadi dina gak bermaksud buat kamu marah yang bikin kamu drop kayak gini.bangun bis,bangun. Ini ada tata bis, dia pingin main gitar lagi sama kamu. Bangun bis, demi kita semua.”ucapku sambil terus memegang telapak tangannya dan sesekali aku mencium telapak tangannya,dingin yang aku rasakan saat memegang tangannya. Tatapun naik diatas ranjang bisma dan mengelus rambut bisma dan mengecup kening bisma. Sepertinya tata memang sangat menyayangi bisma sebagai kakak. Beberapa saat kemudian bisma terbangun.
“bis..bis kamu udah bangun bis.”ucapku senang.
“kak bisma, kak bisma udah bangun. “ ucap tata yang langsung berhambur memeluk bisma.
“bisma hanya diam tak berkata, mungkin bisma gak mau ngeliat aku. Akupun pergi dan meninggalkan tata disitu. Namun saat aku melangkahkan kakiku tiba tiba bisma memanggilku.
“din…dina…maafin bisma.” Ucapnya lembut. Akupun berhenti melangkah dan membalik arah kearah bisma.
“maafin aku din, aku…aku mau jadi pacar kamu. Aku cinta sama kamu.aku gak bisa nyembunyiin perasaanku lagi.” Ucapnya lemah. Akupun langsung memeluknya erat,lalu akupun duduk disampingnya bersama tata.
“makasih din, lo udah mau jadi pacar gw, udah rawat gw,udah jagain gw, makasih buat semuanya..” Ucapnya lemah
“iya bis, aku tulus kok. Sekarang jangan pake lo gw, pake aku kamu ya. Biar lebih akrab.” Ucapku
“hehehe iya din. Kamu gak pulang? Udah sore loh.”ucapnya lagi
“abis ini juga pulang kok, oh iya besok aku pengen bawa kamu kerumahku dan ntar kamu aku kenalin sama mama papaku. Mau gak? Ntar aku ijin ke dokter.”ucapku sambil merapikan rambut bisma.
“tapiii…aku malu sama mama papa kamu, aku takut mama papamu gak mau nerima aku.”ucapnya sendu. Aku hanya menghela nafas panjang kemudian kukeluarkan lagi.
“gak papa kali, mau ya bis… :D”ucapku manja. Bisma hanya menganggukan kepalanya kemudian tersenyum tipis.
“nah gitu dong. Kalo gitu dina pamit pulang ya,besok bisma dina jemput. Oh iya tata balik kekamar ya,udah mau malem loh. Kak bismanya mau istirahat dulu.” Ucapku seraya keluar ruangan bisma dan tidak lupa kukecup keningnya sekilas dan lalu mengantarkan anak anak ke kamarnya masing masing.
***
“Dina….!!! anter mama ke mall yuk” teriak mamaku. Aishhh kenapa lagi mama,pasti selalu ngajak ke mall. Akupun turun ke lantai bawah untuk menghampiri mamah.
“aduh mah dina gak bisa, dina mau jemput pacar dina. Mamah sama pak ateng aja ya. Plissss”ucapku memohon
“kamu udah punya pacar din? Kok gak bilang mama papa sih? Dasar!” ucap mamaku
“tapi kenapa kamu yang jemput? Kan harusnya cowok yang jemmput kamu?”Tanya papaku.
“ah tauk lah pah. Dina mau berangkat sekarang. Bye mah pah. Oh iya dina pinjem mobil ya.bye” teriakku dari ter
s. akupun segera menuju rumah sakit biasanya. Sampainya disana aku langsung menuju keruangan dokter untuk meminta izin kalau bisma aku ajak ke rumah. Semoga dokter mengizinkan.
Drap…drap…drap…kulangkahkan pelan kakiku menuju ruangan dokter rafa yang biasa merawat bisma,dan aku berbicara banyak untuk merayu dokter rafa agar bisma diperbolehkan keluar. Dan apa jawaban dokter  Rafaell?? Dokter rafa mengizinkan bisma namun dengan syarat jangan terlalu lama dan membuat bisma terlalu capek karena bisa membuat bisma kembali drop. Aku hanya menganggukan kepala. Aku segera menuju kamar bisma.
“bisma….dokter rafa udah ngizinin loh.”ucapku girang.
“kalo gitu aku ganti baju dulu ya din. Tunggu bentar dan jangan ngintip” ucapnya. Akupun langsung berbalik arah agar aku tidak melihat bisma ganti baju. 5 menit kemudian bisma sudah selesai genti baju, dan susterpun masuk kekamar bisma untuk melepaskan infuse dan alat alat medis lainnya.
“yuk bis, hmm…obat udah dibawa?minum?”tanyaku
“udah dina cantik, ayuk ah.”ucapnya,akupun mendorong kursi ridanya menuju mobilku dan sesegera kulajukan mobilku dengan hati hati.
“din…aku kok deg degan ya? “ucapnya dengan tampang polosnya.
“kenapa takut? Mama papaku kan bukan harimau yang siap menerka kamu kan bis?”ucapku heran. Selang waktu 20 menit aku dan bisma sudah sampai di istanaku. Aku langsung mengajak bisma masuk kedalam,dan sebelumnya aku mengetuk pintu dan masuk begitu saja karena tidak ada yang membukakan pintu.
“mahhhhh!!!!pahhhh!!!!!mahhhh!!!!pahhh!!!” teriaku sudah cukup keras. Namun tidak terlihat mama sama papaku,atau mungkin papa nganterin mama ke mall. Ahh sudahlah,akupun menunggu diruang tamu sambil berbincang bintang dengan bisma.
“din, itu foto kamu waktu kecil? Kok jelek amat sih?” ucapnya dengan tampang polosnya. Aku hanya mengeruutkan bibirku.
“bisma jahat,huhhhh” keluhku.
“bercanda dina, gak usah cemberut gitu dong,ntar tambah jelek kayak omas gimana? Jeleknya tambah parahkan?”ucapnya menggodaku.
“jiahhhh…..!!!!!!!” ucapku seraya mendorong kursi roda bisma ke kursi ruang tamu dan membantunya duduk di sofa.
“aku ambil makan buat kamu ya, kan kamu belum minum obat.”ucapku dan melaju ke dapur dan kuambil semangkuk sup ayam beserta nasi putih dan tidak lupa dengan lauk  pauknya.
“dimakan bis, ini masakan lebih enak daripada di rumah sakit.”ucapku sembari menyuapi sesendok nasi. Bisma makan dengan lahapnya, mungkin dia sudah lama tidak mencicipi makanan di luar dan hanya makan makanan rumah sakit selama 3 bulan.
“enak kan? Mau lagi?”tanyaku
“enak,enak banget malah. Tapi udah ahh takut gak muat diperut terus keluar lagi kan mubazir.hehehe” ucapnya tertawa kecil.
“iya udah. Kalo gitu minum gih obatnya.”ucapku bisma langsung memasukan 3 butir obat tablet secara bergantian. Kasihan sekali bisma, dia harus meminum obat sebanyak itu setiap harinya, harus chemoteraphy setiap bulannya dan infuse yang selalu menancap di tubyhnya setiap hari. Bisma hanya menghabiskan hari harinya dirumah sakit dan tidak ada seorangpun yang menemaninya termasuk keluarganya, entah kenapa begitu tidak perdulinya orangtuanya. Sangat menderita sekali hidup bisma,rasanya pingin banget bisa gantiin posisi bisma sekarang ya Allah. Bisma adalah seorang remaja yang hebat, dia mampu berjuang selama ini. Tak terasa buliran air mata telah jatuh dipipiku dan sesegeramungkin aku menghapusnya agar bisma tidak melihatnya.
“ehemm…kok ngelamun sih din? Ada masalah?” ucap bisma membuyarkan lamunanku.
“ehhh…engg…enggak kok. Hehehe lagi ngebayangin aja kalo kita nikah terus punya anak,punya cucu cucu yang ganteng dan cantik cantik,hehehe”kataku bohong.
“oh”ucapnya ber oh ria.
“mamah sama papaku kok lama ya? Kamu istirahat aja dulu gih, aku anter ke kamar tamu. Mau?”tanyaku
“enggak ah, disini aja. Paling bentar lagi mama papa kamu juga pulang.” Uapnya. Benar saja, baru saja bisma bilang begitu terdengar suara bell dan pasti itu mama dan papa, akupun membukakan pintu rumahku dan langsung memperkenalkan bisma.
“hai mah,pah. Ini bisma,cakep kan?” ucapku sumringah. Namun terlihat wajah papaku tidak suka ngeliat bisma ,bisma hanya duduk tak bergeming dan hanya menaapt kami.
“dina! Kenapa kamu bawa laki laki cacat seperti dia?!!” bentak papaku. Aku sangat kaget setelah mendengar perkataan ayahku barusan.
“maksud papah apa?! Bisma laki laki baik. Dina ngeliat orangg bukan dari luarnya tapi dalemnya pah! Papah jahat udah ngomong kayak gitu didepan bisma!papah jahat!papah gak punya perasaan!” teriaku memberontak karena emosi.
“papah gak setuju kamu berhubungan dengan laki laki itu! Dan kamu pergi dari sini dan jangan pernah dektin anak saya!” bentak paaph,seraya menunjuk bisma dan mengusirnya. Bisma yang mendengar perkataan papahku langsung berusaha naik keatas kursi rodanya dan beranjak pergi dari rumahku dengan mendorong kursi rodanyan sendiri.
“permisi om,tan,din” ucapnya berlalu begitu saja. Sedangkan aku berlari mengejar bisma dan meminta maaf padanya.
“din!!dina!! “teriak papahku namun ku hiraukan,aku terus berlari mengejar bisma yang terlalu jauh dari rumahku.

-Bisma P.O.V-
Aku sudah yakin kalau orang tuamu gak akan nerima aku, aku cuman orang yang berpenyakitan dan gak berguna. Aku cuman sampah dimata orang. Aku lumpuh,aku sakit, dan aku divonis pada kematian dan aku gak mungkin bisa di terima oleh siapapun kecuali kamu din. Aku terlalu sakit mendengar perkataan ayahmu yang bilang aku cacat. Aku terus berusaha mendorong kursi rodaku dibawah terik matahari yang sangat menyengat, keringat dingin telah bercucurAN di keningku. Kepalaku sudah terasa sedikit pusing dan tiba tiba cairan merah keluar dari hidungku, sakit sekali ya allah. Aku terus berusaha mendorong kursi rodaku namunn semakin lama aku sudah tidak mampu menggerakan tanganku dan tiba tiba aku mendengar ada yang memanggilku,siapa lagi kalau bukan dina.
“bis!!! Berhenti!!”teriak dina pelan dan meraih kursi rodaku. Dia menangis memeluku.
“bis, maafin papahku. Seharusnya aku gak ngajak kamu kerumahku bis,maafin aku. Aku menyesal. Hiks…hiks…” dina menangis dipelukanku,aku berusaha meraih rambutnya dan kemudian aku elus lembut rambutnya yang digerai panjang.
“udah jangan nangis,aku gak tega ngeliat kamu nangis din.”ucapku seraya melepaskan pelukannya. Dina menatapku heran.
“bis darah, bis kamu mimisan. Maafin aku udah buat kamu kayak gini. Kita kembali kerumah sakit bis,aku gak  mau terjadi apa apa sama kamu.”ucapnya sembari mengelap darah yang ada di hidungku dengan sapu tangannya. Dina mendorongku dan lalu dia mencari taxi untuk mengantarku ke rumah sakit.  Sudah sekitar 15 menit dina belum juga melihat taxi yang melintas.
“bis kamu tunggu di warung ini dulu ya,biar enggak kepanasan biar aku cari taxi di seberang sana.”ucap dina
“aku ikut kamu,kasihan kamunya kepanasan dan aku enak enakan disini.”ucapku.
“enggak bis, aku takut kamu kenapa napa”ucapnya. Aku hanya menghela nafas dan menuruti  kemauannya. Setelah menunggu sekitar 20 menitan dina sudah berhasil mendapatkan taxi.

-Dina P.O.V-
“kamu gak papa kan bis? Ada yang sakit? Pusing?mual? atau apa?”tanyaku bertubi tubi karena sangat khawatir melihat wajahnya sangat pucat.
“enggak papa kok,cuman pusing dikit tapi udah mendingan.”ucapnya. “din, mending kita udahin hubungan kita sekarang. Orang tua kamu gak setuju dengan hubungan kita.”ucap bisma sendu.
“gak bis,aku akan tetep jalanin hubungan kita dengan atau tidaknya restu orangtuaku. Aku mau sama kamu sampe kita tua.”ucapku sedikit serius.  Bisma hanya diam mebisu sambil termenung melihat kearah jalanan.
“din,aku mau kesitu. Aku mau ke pasar malem itu din.” Ucapnya tiba tiba.
“udah malem bisma,kamu harus balik ke rumah sakit.”ucapku.
“pliss kabulin permintaanku kali ini aja, aku mohon.”ucapnya dengan nada serius. Akupun menurytinya karena takut menyesal. Sekarang aku dan bisma bernain di pasar malem,terlihat kegembiraan di wajah bisma. Karena sudah lumayan lama bermain aku dan bisma duduk di sebuah kursi disitu sambil menikmati arum manis.
“gak capek bis? Dari tadi muter muter,main ini main itu.”ucapku
“gak tuh,aku malah seneng banget bisa jalan jalan sama kamu,malah aku gak pernah seseneng ini. Mungkin ini terakhir kali aku jalan sama kamu din.”ucapnya tersenyum kearahku.
“kamu ngomong apaan sih? Kapan kapan aku bakal ngajak kamu kesini lagi deh. Janji”ucapku dengan senyuman termanisku.
“makasih”jawabnya singkat.
“balik yu, udah jam 8, nanti aku dimarahin dokter rafa loh bis.” Akhirnya aku dan bisma balik ke rumah sakit
***
Sampainya di rumah sakit bisma langsung masuk kedalam kamarnya,dan dokter memasangkan infuse dan alat bantu pernafasan lagi. Sedih rasanya ketika melihat bisma harus berhadapan dengan alat alat rumah sakit. Malam ini aku berniat untuk menjaga bisma dan aku tidak pulang kerumah, rencananya besok aku juga tidak masuk sekolah. Rasanya pingin banget jagain bisma maem ini, gak tega kalo harus ninggalin bisma sendirian. Kini bisma sudah tidur karena dokter telah memberikannya obat tidur agar dia istirahat. Rasanya susah sekali untuk memejamkan mata untuk mala mini,perasaanku juga gak enak. Aku terus memegang tangannya yang terasa sangat dingin,mukanya pucat pasi,rambutnya yang semakin hari semakin sedikit.
Sekarang jam sudah menunjukan pukul 1 malam, namun mata ini belum ingin terpejam. Akupun membaca novel di sofa yang ada di ruangan bisma. Saat aku sedang asik dengan novelku tiba tiba terdengar desahan nafas yang tak beraturan,bisma!
“bisma!!!dokter!!suster!!” teriakku sambil memencet tombol pemanggil.
“hahhh….hahhh…hahh….” nafas bisma tidak beraturan,. Selang beberapa menit dokter dan suster telah dating diruangan bisma dan aku hanya melihat bisma dari celah kaca yang ada dipintu.
“bisma bertahan bis, aku tau kamu kuat,kamu hebat,kamu bisa ngelawan penyakitmu bis, aku tau itu. Berjuanglah bis untuk kita semua. I love you bisma. Allah selalu disampingmu.” Aku terus menangis. 30menit kemudian keluarrlah seorang dokter dan memberikan kabar, ntah kabar baik atau buruk.
“dok gimana dengan bisma?”tanyaku gelisah.
“bisma kritis, sekarang dia sulit bernafas dan harus bergantun pada masker oksigen. Kita berdoa yang terbaik untuk bisma.”ucap dokter. Akupun langsung masuk kedalam ruangan bisma dengan isak tangis.
“bis bertahan bis. ” akhirnya mataku mulai terpejam.
***
Kini pagi telahh tiba, matahari telah memancarkan sinarnya. Namun bisma belum juga bangun dari tidurnya. Sesekali aku menyisirrambutnya yang berantakan.  Alat alat medis rumah sakit masih terus mengeluarkan bunyinya yang mungkin sedikit berisik.
Tok…tok…tok…kak bismaaaaaa  tata kangen”teriak seorang gadis kecil yang diantar oleh seorang suster.
“eh tata, kak bisma masih tidur sayang.sini kak dina pangku.” Akupun memangku tata
“kak bisma ini udah siang kak,bangun dong. Orang ganteng kok bangunnya siang” ucap tata
“munkin kak bisma capek sayang.” Ucapku. Namun tiba tiba mata bisma mulai membuka perlahan lahan. Mukanya sangat pucat. Tata sangat senang saat melihat bisma bangun.
“kak bisma udah bangun, kak main gitar lagi ya kak. Tata mau main gitar lagi sma kak bisma.” Ucap tata.
“kak bisma capek sayang, kak bisma gak bisa main gitar lagi.” Ucap bisma lemah. Terlihat tata dengan wajah kecewanya.
“yah kok gitu sih kak, tata kan pingin diajarin gitar lagi.”ucap tata dengan mata yang sudah berkaca kaca. Bisma yang melihat tata ingin menangis ia tak tega dan bisma menyuruhku mengambilkan gitarnya di sudut ruangan. Bisma berusaha duduk hanya untuk mengajari tata main gitar.  Terlihat keceriaan di wajah tata saat bersanding dengan bisma,akupun ikut senang. Namun tiba tiba keluar cairan merah yang masih segar dari hidung bisma. Bismapun segera mengelap darah itu,tata yang melihat bisma mimisan langsung meraih wajah bisma dengan jemari aanak kecil itu.
“kakak beneran capek ya? Maafin tata, yaudah kak bisma tiduran aja” ucap tata lembut. Bismapun berbaring lagi diatas ranjangnya dan tata pergi keluar entah apa yang dilakukan wanita kecil itu.
“din kalo boleh jujur, aku  udah gak kuat lagi hidup, aku gak kuat buat ngelawan penyakitku. aku pingin berada disisi tuhan, damai dan gak ada rasa sakit lagi. Maafin aku kalo aku harus ninggalin kamu. Maafin aku kalau aku gak bisa ngedampingin kamu sampe tua sampai kita punya cucu seperti yang kamu impikan.
“kalau memang itu yang kamu mau, tidurlah bis,tidurlah disisi tuhan, aku ikhlas bis kalau memang itu yang bikin kamu tenang,bahagia dan gak akan ngerasain sakit lagi. Aku cinta banget sama kamu” Ucapku sambil terus memegang kedua telapak tangannya dan menagis.
“ terimakasih din, I love you dina.” Ucapnya dengan seketika bisma memejamkan matanya dan alat kardiograf sudah terlihat flat…… aku hanya bisa menangis atas kepergiannya.
Tiba tiba datang anak anak kecil dan bernyanyi lagu kesukaan bisma
I fell down… down… down…  into this… dark and lonely hole…
There was no… one… there… to care about me… anymore…
 And I needed… a way… to climb and grab a hold…  of the edge…
You were sitting… there…  holding a rope…

And we'll go up… up… up…
But I'll fly a little higher…
Go up…  in the clouds…  because the view’s…  a little nicer…
Up here… … …   my… dear… … …
It won't be long now…
It won't be long now…

When we get back… on… land…  well I'll never get my chance…
Be ready… to… live… and it'll be ripped right out my hands…
And may…be someday…  we'll take… a little ride…
Go up… up… up… and everything… will be just fine…

We'll go up… up… up…
But I'll fly a little higher…
Go up…  in the clouds…  because the view’s…  a little nicer…
Up here… … …   my… dear… … …
It won't be long now…
It won't be long now…

If only…    I had a little bit more… time…
If only…    I had a little bit more… time…  with…  you…

We could go up… up… up…  and take that little ride…
We’ll sit there holding hands…  and everything… will be just right…
May…be someday… I'll see you again…
We'll float up in the clouds… and we'll never… see the end…

We'll go up… up… up…
But I'll fly a little higher…
Go up…  in the clouds…  because the view’s…  a little nicer…
Up here… … …   my… dear… … …
It won't be long now…
It won't be long now…  … … …

“loh kak dina, kakak kok nangis? Kak bisma lagi tidur ya kak? Yah kitakan udah nyanyi buat kak bisma” Tanya salah satu anak kecil.
“hikss…hiks….kak…kak bisma pergi,pergi ninggalin kita sema sayang. Kita harus ikhlas.
“enggak!kak bisma gak boleh pergi, kak bisma bangun, kak bisma bangun,kak bisma bangun……”teriak anak anak. Kemudian datanglah seorang dokter. Dan kita semua menunggu keluar.
Sekarang Bisma benar benar pergi, pergi dari kita semua. Akupun masuk kedalam kamar bisma dan menemukan vcd dan lalu aku menyetelnya bersama anak anak di aula kecil.
Dan isinya ternyat bisma, bisma mengatakan sesuatu.

Hai semua, hai adek adekku tercinta, hai dina, kak bisma mau nyanyi nih, kalian pasti tau lagunya, lagi lagi bisma menyanyikan lag yang biasanya
I fell down… down… down…  into this… dark and lonely hole…
There was no… one… there… to care about me… anymore…
 And I needed… a way… to climb and grab a hold…  of the edge…
You were sitting… there…  holding a rope…

Chorus 1

And we'll go up… up… up…
But I'll fly a little higher…
Go up…  in the clouds…  because the view’s…  a little nicer…
Up here… … …   my… dear… … …
It won't be long now…
It won't be long now…

Verse 2
When we get back… on… land…  well I'll never get my chance…
Be ready… to… live… and it'll be ripped right out my hands…
And may…be someday…  we'll take… a little ride…
Go up… up… up… and everything… will be just fine…

We'll go up… up… up…
But I'll fly a little higher…
Go up…  in the clouds…  because the view’s…  a little nicer…
Up here… … …   my… dear… … …
It won't be long now…
It won't be long now…

If only…    I had a little bit more… time…
If only…    I had a little bit more… time…  with…  you…

We could go up… up… up…  and take that little ride…
We’ll sit there holding hands…  and everything… will be just right…
May…be someday… I'll see you again…
We'll float up in the clouds… and we'll never… see the end…

We'll go up… up… up…
But I'll fly a little higher…
Go up…  in the clouds…  because the view’s…  a little nicer…
Up here… … …   my… dear… … …
It won't be long now…
It won't be long now…  … … …

Nah gimana? Mungkin ini terakhir kalinya kakak bisa nyanyiin buat kalian. jangan pernah lupain kakak ya, kak bisma sayang banget sama kalian.

Hidup kakak emang gak lama lagi, buat adek adek terus berjuang, jangan pernah menyerah dengan kanker, kanker musuh kita,jadi kita harus lawan.
Kanker tidak untuk ditakuti, kanker tidak untuk ditangisi. Kanker harus dilawan dengan semangat dan kesabaran. Pokoknya kalian harus berjuang hidup.
Buat dina, aku mau bilang makasih untuk semuanya, untuk kasih sayangmu disaat kamu ngerawat aku. Pokoknya terimakasih buat semuanya.
Bye…bye…. Aku sayang kalian semua” kemudian bisma mencium kelayar camera dan kemudian gelap.

Semua anak anak berteriak mengucapkan “I LOVE YOU KAK BISMA.”

bis, aku akan selalu mencintaimu meskipun kamu udah gak ada lagi, tapi kamu masih ada di hatiku sampai kapanpun. jika suatu saat aku udah ngedapetin laki laki lain aku akan terus mencintaimu sampai kapanpun, aku gak akan pernah ngelupain dimana aku bersmamu dalam duka maupun suka. kamu udah berjuang bis, kamu udah bisa melawan penyakitmu selama 6 tahun dan itu tidaklah cepat. Tidak banyak orang yang bisa bertahan selama itu bis,kamu memang hebat,kamu kuat. mungkin memang ini takdirmu, kamu pergi ninggalin semua. semoga kamu bahagia disana bersama tuhan dan kamu udah gak akan ngerasain sakit lagi.kamu ngajarin aku banyak hal, tentang menghargai waktu dan hidup. sekarang aku ngerti arti hidup yang sesungguhnya. aku disini menunggumu,menunggu kamu dateng dihadapanku meskipun itu hanya lewat mimpi ataupun angin berlalu. aku ingat kamu pernah cerita denganku kalau sinar bintang itu adalah robekan kecil di langit. Orang orang yang telah meninggal mengintip ke bawah. Menyorotkan cahaya seperti senter,mengatakn kepada orang orang yang dicintainya dibumi bahwa mereka baik baik saja diatas sana dan aku harap setiap aku melihat binta dimalam hari,bintang akan terus menyorotkan sinarnya dan dengan begitu aku tau kamu baik baik saja..  :) I LOVE YOU SO MUCH, REALLY REALLY LOVE YOU.

TAMAT

yang  udah baca jangan lupa like dan comennta ya. 
makasih.

1 komentar:

  1. Cerpennya benar2 bikin aku sedih....thank ya atas cerpennya....bagus kok.....

    BalasHapus