Jumat, 05 September 2014

maaf aku mencintaimu ^cerpen^ (owner ayu)

Title : Maaf aku mencintaimu
Author : Ayu Lestari Marbun Lb
Cast : Lianka Caroline as Lianka
           Dicky M Prasetya as Dicky
           Moses Stevanus as Moses
Genre : Sad ending


DON’T BE SILENT READERS!
C
H
E
K

T
H
I
S

O
U
T


“LIANKA. Tunggu aku!” teriak seorang laki-laki.

Perempuan yang merasa dipanggil namanya menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara.

“kenapa kau meninggalkanku lianka?” tanyanya sambil mengatur nafasnya, karna ia habis berlari.

“sudah aku katakan kan DICKY bahwa kita akan berangkat sekolah jam 06.30 tapi kau tidak datang bahkan aku menunggumu 5 menit.” Jawab lianka datar.

“kenapa tidak menungguku sampai datang? Paling aku hanya terlambat 10 menit. Bukankah sekolah kita dekat? Masa menunggu aku sebentar tidak mau.” Ujar dicky.

“aku hanya melatihmu untuk belajar on time. Kita kan baru sekolah pertama kali disini? Kita murid kelas X baru bukan? Harusnya kita bisa datang lebih awal untuk mencari bangku!” jawab lianka kesal.

“iya iya, aku minta maaf.” Ucap dicky.

Lianka tidak menjawab dan meneruskan jalannya kembali. Dicky hanya mengikutinya,

Sesampainya di kelas lianka langsung memilih bangku barisan ke tiga dari pintu dan duduk di paling depan.

“lianka? Apa kau tidak bosan selalu duduk di depan? Dari kelas 7 aku kan selalu mengikutimu duduk di depan, untuk kali ini aku yang memilih ya? Kita duduk di paling belakang.” Ujar dicky polos.

“duduklah sendiri! Kalau tidak mau duduk di depan.” Jawab lianka datar.

“aish kau ini memang ya! Aku mana bisa duduk tanpamu? Siapa yang akan mengajarkanku nanti?” tanya dicky.

“kalau kau masi ingin aku bantu dalam pelajaran, tetap duduk disini. Jika tidak sana pergi.” Jawab lianka.

“ah baiklah.” Ucap dicky.

Lianka dan dicky sudah bersahabat dari kelas 7 sampai sekarang. Mereka selalu sekelas. Sewaktu smp dicky selalu meminta sekelas dengan lianka, ia merengek pada ayahnya yang salah satu donatur terbesar di smpnya, dan di sekolah baru mereka SMK TUNAS MANDIRI ayahnya juga termaksud donatur. Karna smp TARUNA MANDIRI hanya bersebelahan dengan smknya. Jadi mudah saja jika dicky meminta satu kelas dengan lianka.

Seorang laki-laki yang baru datang, menyita perhatian semua kaum perempuan di kelas, kecuali lianka. Wajahnya yang tampan bahkan juga terlihat kaya. Dandanannya sangat modis.
Ia melangkah ke bangku yang tepat di belakang lianka dan dicky.

Apa lianka terpesona melihat cowo itu? Ah mana mungkin, lagi pula tampanan juga aku. Gumam dicky dalam hatinya.

Bel masuk berdering, satu persatu guru datang mengenalkan nama dan pelajaran apa yang akan mereka ajarkan.

Tak terasa bel istirahat berdering, hal yang sangat dinanti para murid.

“hai.” Sapa laki-laki yang duduk di belakang lianka.

“ada apa?” tanya lianka datar.

“boleh tau namamu?” laki-laki itu balik bertanya sambil mengulurkan tangannya,

“aku Lianka Caroline.” Jawab lianka dan membalas uluran tangannya.

“aku Moses Stevanus.” Ucap moses.

Melihat itu dicky jengkel, entah mengapa dicky merasa moses menyukai lianka.
Namun apa mungkin? Mereka hanya bertemu sekali ini. Gumam dicky dalam hati.

“lianka ayo ke kantin.” Ucap dicky, mencoba menghentikan pembicaraan mereka.

“dudaklah! Tidak sopan memotong orang yang sedang berbicara.” Kata lianka.

“tapi aku lapar lianka, kan bisa dilanjutkan nanti?” rengek dicky.

“baiklah. Moses aku duluan.” Pamit lianka kemudian ke kantin bersama dicky.

Di kantin mereka makan, namun keadaan menjadi hening. Entah biasanya dicky sangat cerewet.

“lianka?” ucap dicky yang memulai pembicaraan.

“ya.” Jawab lianka.

“menurut kau moses seperti apa?” tanya dicky.

“tampan dan sepertinya ramah.” Jawab lianka.

Dicky kesal mendengar jawaban lianka.
Apa mungkin cepat atau lambat ia akan menyukai moses? Rasanya aku ingin katakan bahwa aku mencintainya, namun aku takut ia malah membenciku. Apa mungkin disisa hidupku aku hanya menyimpan perasaanku padamu? Hidupku tidak lama lagi. Apa perasaan ini akan kubiarkan sampai Tuhan mengambil nyawaku? Batin dicky.

****

Semenjak hari itu moses dan lianka semakin dekat, hampir setiap hari lianka dan moses pulang bersama.

Saat pulang sekolah lianka diantar pulang dengan moses. Dalam mobil suasana sangat sepi. Lianka memang tidak pernah memulai pembicaraan dan selalu moses.

“lianka.” Ucap moses.

“ya.” Jawab lianka.

Tiba-tiba moses menghentikan mobilnya di pinggir. Entah apa maksudnya.

“mengapa berhenti disini? Tanya lianka.

Tiba-tiba moses memegang kedua bahu lianka erat, lianka merasa takut. Takut moses berbuat yang tidak-tidak padanya.

“kau mau apa moses?” tanya lianka panik.

“aku hanya menginginkanmu.” Jawab moses dengan tatapan yang rekat.

“apa maksudmu?” tanya lianka.

“aku mencintaimu lianka. Tapi kenapa kau tidak menyadari.” Jawab moses.

“aku tidak tau kau mencintaiku. Aku kira kau hanya menganggapku teman.” Ujar lianka.

Perlahan moses melepaskan genggaman eratnya dari bahu lianka.

“aku tidak tau bagaimana jalan pikiranmu. Apa kau tidak merasa aku selalu ada untukmu dan sangat memperhatikanmu?” tanya moses.

“sungguh bagiku semua itu hanya perhatian sebagai teman.” Jawab lianka.

“lupakanlah. Sekarang kau tau aku mencintaimu dari awal aku bertemu denganmu. Jadilah milikku lianka.” Ujar moses.

“aku… emm….” Ucapan  lianka terpotong.

“jangan berikan jawabanmu langsung. Aku akan siap menunggu jawabanmu kapan saja. Karna aku sangat mencintaimu.” Ujar moses.

Lianka hanya mengangguk kecil.

“yasudah aku akan mengantarkanmu pulang.” Ucap moses sambil membelai rambut lianka halus.


****


“lianka, mengapa sejak mengenal moses kau jarang pulang denganku?” tanya dicky.

Sekarang mereka sedang ada di taman dekat perkomplekan rumah mereka.

“kan yang penting aku berangkat sekolah denganmu.” Jawab lianka.

“tapi kau harusnya jangan seperti itu.” Ucap dicky dengan tatapan kecewa.

Maaf aku hanya ingin melupakanmu, karna aku rasa kau tidak mencintaiku. Seharusnya aku harus mulai melupakanmu. Batin lianka.

“tidak apa-apa lah. Oh ya aku ingin minta pendapatmu.” Kata lianka.

“apa?” tanya dicky.

“kemarin moses menembakku. Menurutmu aku harus menerimanya atau tidak?” ujar lianka yang masi mentap menerawang ke depan.

Seketika hati dicky begitu hancur, matanya memerah menahan air mata. Ia tidak menyangka lianka mengatakan itu.
Apa yang harus aku katakan padamu? Jelas aku sangat membenci kau bersama dengan moses, tapi aku tidak berhak karna yang aku tau kau hanya menganggapku sahabat. Batin dicky.

“apa pendapatmu? Mengapa…” ucapan lianka tergantung karna saat menoleh ada darah yang keluar dari hidung dicky.

“dicky kau mimisan.” Ucap lianka panik.

Mendengar ucapan lianka, dicky berhenti dari lamunannya dan segera menghapus darah yang keluar dari hidungnya.

“kau kenapa?” tanya lianka,

“ah.. emm… tidak. Aku sepertinya kecapean dan butuh isitrahat. Aku pulang duluan ya.” Jawab dicky dan beranjak pergi.
Baru selangkah ia berjalan, ia berbalik ke arah lianka.

“oh iya, terima saja moses. Kalian kan saling mencintai.” Kata dicky lalu langsung berlari kecil meninggalkan lianka.

Lianka hanya memandang dicky pergi, hatinya sangat pilu mendengar perkataan dicky.

“mana mungkin aku bisa menerima moses kalau aku saja masi sangat mencintaimu. Apa aku terlalu berharap kau mencegahku untuk tidak menerima moses? Aku rasa aku sudah tidak bisa lagi menunggumu yang tidak mencintaiku.” Ujar lianka sendiri.

****

Di bangku taman sekolah lianka menyendiri, suasana yang sejuk dan juga tidak terlalu ramai. Entah bagaimana perasaannya saat ini.

“lianka.” Sapa seseorang yang membuat lianka terhenti dari lamunannya.

“moses. Ada keperluan apa?” tanya lianka.

“tidak ada.” Jawab moses.

“oh.” Ucap lianka.

“lianka bagaimana jawabanmu soal waktu itu?” tanya moses.

“entahlah moses, aku masi mencintai seseorang. Aku jatuh terlalu dalam pada perasaanku padanya.” Jawab lianka.

“yasudah, tidak perlu dijawab sekarang. Jawab kalau kau sudah benar-benar melupakan orang itu. Ingat aku akan selalu menunggumu.” Ujar moses.

Tuhan jelas-jelas ada yang sangat mencintaiku seperti moses. Tapi kenapa aku masi mencintai dicky? Batin lianka berkecamuk.

Tanpa lianka dan moses tau, dicky melihat mereka dari jauh. Hatinya sangat kecewa, matanya memerah menahan tangis.

“huh, rasanya aku harus terbiasa melihat mereka bermesraan seperti itu. Toh semua juga tinggal sebenatr lagi. Aku akan pergi selamanya meninggalkan lianka.” Gumam dicky.

****


Setelah pulang sekolah, moses langsung menghampiri lianka untuk mengajak pulang.

“ayo pulang.” Ucap moses sambil tersenyum.

“emmm moses, aku tidak pulang bersamamu ya. Aku ada urusan dengan dicky.” Jawab lianka.

“tapi di luar hujan, kau akan sakit jika berjalan dengan dicky.” Kata moses.

“sebelum bertemu denganmu hujan panas kami selalu berjalan bersama. “ ujar lianka.

“baiklah jika itu maumu.” Ucap moses.

“hati-hati di jalan.” Ucap lianka.

“iya kau juga.” Ucap moses lalu pergi.

Setelah moses pergi, sekarang tinggal mereka berdua di kelas.

“kita berteduh dulu ya.” Ucap lianka.

“kau saja, aku ingin langsung pulang.” Tolak dicky.

“tapi hujan sangat deras dicky.” Kata lianka.

“peduli apa kau? Selama dekat dengan moses memang kau peduli denganku? Bukannya memang sekarang musim hujan. Jadi kalau pulang sekolah memang hampir setiap hari hujan. Lagi pula aku bawa payung.” Ujar dicky.

Ada apa dengannya? Tidak pernah ia berkata kasar seperti itu padaku? Sedih sekali mendengarnya. Batin lianka.

Lianka hanya diam mendengar perkataan lianka.
Dicky berdiri dan berjalan tanpa mengajak lianka, lianka hanya mengikutinya dari belakang.

Lianka menerobos hujan tanpa mengenakan payung. Sedangkan dicky berjalan dengan payung di depan lianka. Karna tidak tega melihat lianka kehujanan, dicky menghentikan langkahnya.

“apa sebenarnya yang ingin kau katakan?” tanya dicky.

“dicky jangan seperti ini.” Ucap lianka dan langsung memeluk dicky.

Dicky melepaskan payungnya dan sekarang badannya terguyur hujan.

“aku minta maaf kalau kau merasa aku abaikan, tapi tolong jangan kasar seperti ini. Aku sedih.” Ujar lianka.

Palaku terasa sangat pusing Tuhan, badanku lemah seperti ingin terjatuh, dan mengapa harus keluar darah dari hidungku saat ini? Jangan sekarang Tuhan aku mohon. Batin dicky.

“dicky mengapa kau tidak menjawabku?” tanya lianka dan mulai melepas pelukannya. Namun dengan sigap dicky langsung mengeratkan pelukannya lagi.

“tetaplah di pelukanku.” Ucap dicky.

Aku tidak ingin kau tau aku sedang mimisan saat ini. Aku rasa penyakit ini semakin menyerangku dan apa mungkin hari ini juga Tuhan mengambil nyawaku? Aku siap karna aku terlalu menderita dengan penyakit kanker darah yang aku alami saat ini.

“aku tidak akan seperti ini lagi selamanya lianka. Kau harus tau aku senang bisa bersama denganmu. Aku ingin lebih lama bersamamu  namun rasanya sudah tidak mungkin lagi. Maaf lianka aku selalu menyusahkanmu.” Ujar dicky lirih.

Lianka langsung melepas pelukan dicky, sekarang dicky tidak bisa menahannya lagi. Badannya sudah lemas, rasanya tidak sanggup lagi bertahan.

“apa sih sebenarnya maksudmu? Kau itu berkata sangat bodoh! Aku membenci kau berkata seperti itu.” Ujar lianka.

Dicky tersenyum lemas ke lianka.
“ambil di tasku surat yang beramplop biru. Kau akan tau kalau aku men….” Belum selesai dicky berbicara, badannya sudah jatuh lemas.

“dicky! Bangun bangun! Apa maksudmu? Jangan tinggalkan aku.” Lianka menangis.

Dengan sekuat tenaga lianka memapah dicky dan segera mencari taksi untuk di bawa ke rumah sakit.

****

Sesampainya di rumah sakit, dicky langsung di bawa untuk di periksa. Lianka sangat takut terjadi yang tidak-tidak pada dicky.

Sambil menunggu dokter lianka membuka tas dicky dan mencari surat yang beramplop biru. Lianka menemukan, baru saja sata ingin di buka, dokter keluar.

Lianka langsung menghampiri dokter itu.

“bagaimana dengan teman saya dok?” tanya lianka.

“Tuhan berkehendak lain. Ia sudah lama menderita penyakit ini. Dan sudah saatnya Tuhan mengambil nyawanya.” Jawab dokter itu.

“penyakit? Maksud dokter penyakit apa?” tanya lianka yang tidak mengerti.

“dia terkena leukumia atau kanker darah.” Jawab dokter.

“apa? Tidak mungkin.” Ucap lianka dan langsung masuk menemui dicky.

Lianka menghampiri dicky yang sudah dengan ke adaan kaku.

“kenapa kau meninggalkanku? Kenapa kau tidak katakana dari wala padaku! Bangun dicky! Aku sangat mencintaimu. Semuanya terlalu sulit bagiku.” Ujar lianka.

Air mata lianka terus mengalir deras, ya sekarang di hadapannya hanyalah dicky yang sudah tidak bernyawa lagi.

****


Setelah pemakaman selesai, lianka pulang dengan keadaan yang sangat menyedihkan. Apa yang harus ia lakukan saat ini? Sahabat sekaligus orang yang sangat ia cintai sudah pergi.

Di kamar lianka. Membuka perlahan surat dari dicky.

TO : LIANKA CAROLINE

Hei kau jangan menangis terus! Pasti saat ini matamu bengap karna menangisi aku terus. Jangan terus berlarut dalam kesedihan ini. Lanjuti kehidupanmu dengan baik.
Surat ini aku tulis jelas untukmu. Kau tau aku selalu membawa surat ini di tasku. Agar jika Tuhan mengambil nyawaku secara tiba-tiba aku bisa bicara ada surat di tasku.
Oh ya maaf ya aku selalu merepotkanmu selama 3 tahun berteman denganmu. Rasanya aku ingin lebih lama bersamamu tapi ternyata tidak bisa.
Lianka sebenarnya aku sudah cukup lama menderita penyakit leukimia ini. Kau tau tidak sejak awal aku tau aku punya penyakit seperti ini, aku sangat sedih. Awalnya aku mengira mengapa Tuhan setega ini padaku? Mengapa harus aku? Tapi aku tidak bisa mengingkari takdir ini. Tuhan sudah menyiapkan yang terbaik bagiku. Dan aku sadar bahwa semua manusia akan tetap meninggal. Maaf aku tidak memberi taumu karna aku tidak ingin bersedih, terlebih kau adalah perempuan yang sangat ku cintai. Jadi aku tidak ingin kau bersedih.
Sebenarnya lianka aku sangat mencintaimu, awal perasaan ini tubuh aku mencoba tidak membiarkan perasaan itu tumbuh terlalu lama. Namun bagaimanapun caranya semuanya gagal. MAAFKAN AKU MENCINTAIMU lianka.
Aku benci melihat kau dengan moses bermesraan, sebenarnya aku tidak suka kau bersama dengannya. Namun aku sadar aku bukan siapa-siapa yang tidak pantas mencemburuimu.
Aku ingin ucapkan terimakasih banyak karna kau selalu ada bersamaku senang atau pun sedih. Semoga kau bahagia dengan kehidupanmu walaupun tanpa aku.
Selamat tinggal untuk selamanya.

Dicky M Prasetya

“aku juga mencintaimu dicky. Mengapa kau tidak katakan perasaanmu yang sesungguhnya? aku akan menerima takdir ini. Aku harap aku bisa menjalankan semua ini tanpamu di sisiku.” Ujar lianka.


****


Sepinya hari yang kulewati tanpa ada dirimu menemani
Sunyi kurasa dalam hidupku tak mampu aku tuk menerka
Masih ku ingat indah senyummu yang selalu membuatku mengenangmu
Terbawa aku dalam sedihku tak sadar kini kau tak disini

Engkau masi yang terindah
Indah di dalam hatiku
Menapaki sakit tak berakhir  yang seperti ini

Masi ku ingat indah senyummu
yang selalu membuatku mengenangmu
Terbawa aku dalam sedihku tak sadar kini kau tak disini

Engkau masi yang terindah
Indah di dalam hatiku
Menapaki sakit tak berakhir yang seperti ini

Apa kini yang kurasa
Menangispun tak mampu  hanya sisa kenangan terindah dan KESEDIHANKU.


End


BERANI BACA BERANI LIKE YA!
Kritik dan saran juga dibutuhkan.
Follow : @ayulestamarbun

1 komentar:

  1. Casino Hotel - Atlanta - Mapyro
    Casino Hotel offers 24 hours a 파주 출장안마 day, 7 days a week. 안동 출장안마 Casino Hotel offers quality casino 보령 출장안마 hotel 강원도 출장안마 accommodations, a 수원 출장샵 AAA Four Diamond dining, gaming, live entertainment,

    BalasHapus