Jumat, 05 September 2014

Hatiku ada di dalam tubuhmu *cerpen* (owner ayu)

Author : Ayu Lestari Marbun Lb

Title : Hatiku ada di dalam tubuhmu

Cast : Lianka Caroline as Lianka
           Dicky M Prasetya as Dicky
           Moses Stevanus as Moses
           Rachel Victoria as Rachel

Ending : Sad ending.


DON’T BE SILENT READERS!
C
H
E
K

T
H
I
S

O
U
T


Di sekolah SANTA MARIA guru seni musik yang ditugaskan kepala sekolah untuk mencari pengisi untuk acara pensi kelas XII dari salah satu siswa/siswi kelas XI.

“selamat pagi anak-anak.” Ucap wanita separuh baya yaitu bu Erika guru seni musik.

“pagi buu.” Jawab anak-anak kelas XI IPS 3.

“yang sudah mendaftar ke saya kemarin, akan saya panggil. Tapi mengapa di kelas ini hanya satu orang saja yang mendaftar? Ya sudahlah. Lianka Caroline silahkan maju ke depan.” Perintah bu Erika.

“semangat lianka, kau pasti bisa.” Ucap Rachel yaitu sahabatnya.

“doakan aku.” Ucap lianka.

Lianka dengan semangatnya maju ke depan, walaupun ia tidak tau terpilih atau tidak tapi ia sangat berharap ia bisa memberikan yang terbaik.

“pak ujang ayo sini pianonya.” Perintah bu Erika.

Penjaga sekolah masuk ke kelas mengantarkan piano, sebelumnya memang lianka meminta untuk bernyanyi sambil memainkan piano dan bu Erika dengan senang hati menyetujui.

“makasih ya pak.” Ucap bu Erika.

“iya saya permisi dulu bu.” Pamit pak ujang dan kemudian pergi.

“ayo lianka, mulai sekarang.” Perintah bu Erika.

“baik buu.” Jawab lianka.

Lianka mulai memainkan intro dari lagu yang akan dia nyanyikan. Dan ia mulai bernyanyi.

SEBATAS MIMPI

Pedih bila ku ingat lagi
Janji yang pernah kita ucapkan dulu
Mengapa kini kau ubah semuanya
Tak mengerti… tak mengerti  aku.

Biarkanlah cinta tak berbalas
Bila memang harus kunikmati cinta hanya sebatas mimpi
Biar saja kasih indah tak pernah lekang
Walau semua ini hanya sebatas mimpi

Oh kasih ingat saat-saat mesra
Berdua selalu kita dalam cinta
Mengapa kini kau ubah semuanya
Tak mengerti… tak mengerti aku

Biarkanlah cinta tak berbalas
Bila memang harus kunikmati cinta hanya sebatas mimpi
Biar saja kasih indah tak pernah lekang
Walau semua ini hanya sebatas mimpi

Tak kusangka semuanya berakhir
Hanya karna kau berpaling

Biarkanlah cinta tak berbalas
Bila memang harus kunikmati cinta hanya sebatas mimpi
Biar saja kasih indah tak pernah lekang
Walau semua ini hanya sebatas mimpi.
Hanya sebatas mimpi…

Semua anak-anak bertepuk tangan, termasuk bu Erika.

“bagus sekali lianka, kau sangat mendalami lagunya. Alunan suara pianomu juga sangat indah. Sepertinya kau pernah mengalaminya.” Ujar bu Erika.

“terimakasih bu. Memang benar aku pernah mengalaminya” Jawab lianka.

“duduklah, lusa akan saya beri tahu pengumumannya.” Kata bu Erika.

“baik buu.” Ucap lianka dan pergi menuju bangkunya.

Lianka, tersenyum senang atas pujian bu Erika.

“bagus sekali lianka.” Ucap Rachel

“terimakasih Rachel, ini berkat doamu.” Kata lianka.

“sama-sama lianka.”  Jawab Rachel.

Lianka hanya tersenyum simpul.

“lianka. Apa lagu itu untuk dicky?” tanya Rachel.

“itu kau tau.” Jawab lianka.

“pantas saja, tadi aku perhatikan ke arah dicky saat kau bernyanyi tadi. Dia tidak memandang ke arah manapun.” Ujar Rachel.

“itu wajar saja. Sudahlah tidak usah membahasnya lagi.” Kata lianka.

“baiklah.” Ucap Rachel.

Suara bunyi bel istirahat berdering.

“baik anak-anak, kita bertemu lusa.” Ucap bu Erika kemudian pergi.

“aku harap kau yang terpilih lianka.” Ucap Rachel.

“amen. Aku juga berharap seperti itu Rachel.” Kata lianka.

“ayo istirahat.” Ucap Rachel.

“maaf aku tidak lapar hel, kau saja ya.” Jawab lianka.

“tapi hanya kau dan dicky disini kalo kau tidak ikut bersamaku.” Ucap Rachel.

“lalu? Aku tidak peduli. Sudahlah sana.” Kata lianka.

“yasudahlah, aku pergi.” Ucap Rachel dan pergi.
Rachel pergi ke kantin sendiri, meninggalkan lianka dan dicky berdua di kelas, di depan kelas Rachel menemukan moses yang sedang bersender seperti menunggu seseorang. Siapa lagi kalo bukan lianka yang ditunggunya. Moses adalah kakak kelas lianka dan Rachel, namun liankalah yang lebih awal mengenalnya. Mereka sangat akrab, moses menyukai lianka namun tidak pernah sekalipun ia katakan pada lianka.

“ka moses.” Ucap Rachel.

“lianka mana hel?” tanya moses.

“di dalam ka, sejak kapan disini?” tanya Rachel.

“sejak kau beri tau lewat sms bahwa lianka sedang tampil.” Jawab moses.

“kau tidak dimarahi guru piket berdiri disini dari tadi?” tanya Rachel.

“tidak, kebetulan tadi pak rio menyuruhku untuk mengantarkan foto copy  ini ke kelas kalian.” Jawab moses.

“oh, yasudah masuklah. Aku mau ke kantin.” Ucap Rachel.

“baiklah.” Jawab moses kemudian masuk ke dalam kelas.

Moses masuk ke kelas lianka, di dapatinya lianka yang sedang membaca novel yang dibelinya kemarin bersama moses.

“lianka.” Sapa moses.

“hai ka. Sudah lama disini?” tanya lianka.

“emm, sakin seriusnya kau tidak tau aku datang.” Jawab moses.

“maaf aku tidak engeh.” Kata lianka.

“tidak apa-apa ko. Oh iya tadi suara dan alunan pianomu sangat bagus. Aku suka sekali.” Ujar moses.

“hah? Kapan kau lihat aku tampil?” tanya lianka.

“tadi kan kelasku jam kosong, aku sms Rachel apa kelas kalian juga jam kosong. Lalu kata Rachel, tidak tapi lianka akan tampil. Tanpa basa-basi aku langsung caw kesini dan tadi aku bertemu pak rio, aku suruh mengantarkan foto copy-an ke kelas kalian. Kebetulan sekali.” Jelas moses.

“oh begitu.” Ucap lianka mengangguk.

“aku harap kau tidak berlarut dalam kesedihanmu lagi ya.” Ucap moses.

“iya ka, karna kau dan Rachel hariku lebih baik.” Kata lianka.

Dicky mendengar percakapan lianka dan moses. Ia seakan tidak peduli namun ia merasa geram atas kedekatan lianka dan moses.

“aku tau lianka masi mencintaiku, jangan berharap kau moses bisa merebutnya dariku.” Kata dicky dalam hati.

Rachel datang dari kantin dan satu persatu anak-anak ke kelas.

“lianka, aku ke kelas  ya. Suasana sudah ramai. Kudoakan yang terbaik untukmu.” Ujar moses sambil mengelus rambut halus lianka.

“terimakasih ka.” Ucapku.

“giliran aku datang kau pulang.” Ucap Rachel memanyun.

“haha, memanyunlah terus kau terlihat lebih cantik jika seperti itu.” Ledek moses dan berlari pergi, karna ia tau jika ia masi disitu Rachel akan menghabisinya.

Lianka hanya tertawa geli melihat mereka berdua.

“lianka, beri tau pacarmu agar tidak membuatku kesal.” Ucap Rachel.

“ish sembarangan.” Kata lianka.

“ayolah lianka sadar, dia menyukaimu.” Ucap Rachel.

“Rachel, jangan mengada-ngada. Aku dan dia hanya sebatas kakak adik kelas.” Kata lianka.

“kau tidak melihat bagaimana dia yang sangat peduli padamu? Kau harus mulai menerimanya.” Ujar Rachel.

“aku percaya jika bibirnya yang bicara seperti itu.” Kata lianka.

“terserah kau lah.” Ucap lianka.

Dicky mendengar perkataan Rachel, apa jika moses menyatakan cintanya akan diterima lianka? Semua pertanyaan berkecamuk di dalam pikirannya.


****


hari ini hari yang ditunggu lianka, ia berharap ia yang terpilih.

Bu Erika masuk ke kelas, Rachel dan lianka mereka penasaran akan pernyataan bu Erika nanti.

“pagi anak-anak, hari ini akan saya umumkan keputusan.” Ucap bu Erika.

Lianka dan Rachel berpengan tangan erat.

“lianka, kau berhasil menjadi pengisi acara pensi.” Kata bu Erika.

“yessss. Kau berhasil lianka.” Ucap Rachel dan langsung memeluk lianka.

“iya hel.” Ucapku.

“terimakasih bu, saya akan memberi yang terbaik.” Kata lianka.

“iya, besok kau sudah mulai latihan jam 10 pagi karna besok hari sabtu dan minggu jam 2 siang..” Ucap bu Erika.

“baik bu.” Lianka tersenyum manis.

“kau mau antarkan aku?” tanya lianka.

“sebenarnya ingin, tapi aku harus mengantarkan omaku terapi. Maaf lianka.” Jawab Rachel.

“tidak apa-apa, omamu lebih penting.” Kata lianka.

“iya lianka.” Ucap Rachel.

“terimakasih Tuhan, Kau sangat baik. Bunda dan ezra pasti sangat bahagia jika mendengarnya, begitu juga dengan ayah di atas surga.” Kata lianka dalam hati.

****

Di perjalanan pulang, lianka dan moses sibuk membicarakan untuk latihan lianka besok.

“ka, duduk disini sebentar mau? Ada yang ingin ku katakan.” Ujar lianka sambil menunjuk arah bangku taman dekat sekolahnya dan duduk disitu.

“baiklah.” Ucap moses dan duduk disamping lianka.

“sekarang apa yang ingin kau katakan?” lanjut moses.

“aku takut mengatakannya, aku takut kakak tidak ingin lagi berteman denganku.” Ujar lianka yang hampir ingin menangis.

“tenanglah, aku akan tetap disampingmu. Bagilah bebanmu itu padaku.” Kata moses.

“aku sakit liver ka, kata dokter hidupku tidak lama lagi.” Ujar lianka dan air matanya mulai menetesi pipinya.

Moses sontak terkaget atas perkataan lianka, ia tidak percaya wanita yang iya cintai mempunyai sakit seperti itu.

“sejak kapan lianka? Kau tidak bercanda kan?” tanya moses.

“waktu aku mengecek ke dokter karna tanda-tanda yang aku rasakan sama seperti penyakit liver setelah aku mencari di internet. Kata dokter aku terlambat mengeceknya, kini liverku sudah kronis. Aku tidak tau harus seperti apa lagi ka.” Jawab lianka menangis terisak.

Tanpa pikir panjang moses langsung memeluk lianka, hatinya sangat terluka dan begitu teririsnya.
“lianka, aku akan menyumbangkan hatiku untukmu, kau lebih berguna dibanding aku. Aku siap, aku iklas.” Ujar moses.

Lianka melepaskan pelukan moses.
“tidak ka, biarkan aku saja yang menjalani takdir hidupku. Bukankah setiap manusia mempunyai takdir mereka sendiri? Percuma aku menerima hatimu untuk pengganti hatiku, aku akan menyesal sepanjang hidupku.” Ujar lianka.

“tapi lianka..” ucap moses terpotong.

“sudahlah ka, kau sangat baik. Aku sudah banyak merepotkanmu. Tapi biarkan hanya kau yang tau ini, tidak perlu bunda, ezra, dan Rachel mengetahui ini. Aku mohon.” Lanjut lianka.

“baiklah, aku janji.” Ucap moses.

Lianka hanya tersenyum, ia hanya tidak ingin semua orang yang ia sayang merasa terepotkan karnanya.

Seseorang yang sedari tadi melihat dan mendengar percakapan moses dan lianka. Orang itu dicky, hatinya seketika teriris mendengar bahwa lianka mempunyai sakit seperti itu.

“aku tidak menyangka, dibalik sikapmu itu bahwa kau mempunyai sakit yang serius.” Ujar dicky lirih.


****


Hari ini lianka mulai latihan dan diantarkan moses, namun moses tidak  bisa menunggunya karna moses harus menjaga adiknya, karna mamanya mengantar tante moses ke bandara dan adiknya sendiri jika ditinggal.

“nanti, akan ku jemput.” Ucap moses.

“jika tidak bisa jangan dipaksakan.” Ucap lianka.

“akan ku usahakan. Aku pergi ya.” Ucap moses.

Setelah melihat moses pulang, lianka masuk untuk latihan. Disana sudah ia temukan bu Erika dan pemain alat musik lainnya.

Setelah selesai latihan lianka menunggu moses. Moses bilang ia akan menjemput lianka.

“dingin sekali, kenapa harus ujan sekarang? Kasian ka moses nanti.” Ujar lianka sendiri.

Tiba-tiba seseorang, menarik lianka dan membawa lianka ke belakang sekolah yang kebetulan sepi.

“lepaskan aku dicky!” ucap lianka kepada seseorang itu yaitu dicky.

Setelah sampai dicky melepaskan tangan lianka, sekarang mereka berdua basah kuyup karna terguyur hujan.

“jika ingin bicara padaku, ajak aku baik-baik jangan seperti ini. Lihat sekarang aku basah kuyup.” Kata lianka.

“jangan perlakukan aku seperti aku yang dulu, yang mau saja kau perlakukan bagaimanapun.” Lanjut lianka, namun ia berkata tidak sekalipun memandang dicky. Ia tidak berani memandang laki-laki yang ia cintai itu.

“kau masi mencintai aku kan?” tanya dicky, yang membuat lianka sontak terkaget.

“maaf, aku duluan. Ka moses akan mencariku nanti.” Jawab lianka mengalihkan pembicaraan.

“aku tau, kau masi sangat mencintaiku. Terbukti saat kau menyanyikan lagu sebatas mimpi kemarin di depan kelas.” Ujar dicky.

“kau salah dicky.” Ucap lianka.

“kalo aku salah, mengapa kau tidak bisa menatap mataku sekarang? Kau masi mencintaiku, itu terlihat sekali.” Kata dicky.

Lianka menatap dicky, dengan sekuat tenaga ia lakukan itu.

“maaf kau salah besar, mungkin dulu aku mencintaimu. Namun saat kau jadikan aku sebagai bahan taruhan kau dengan temanmu. Saat itu juga aku mulai membencimu.” Ujar lianka lirih.

“awalnya aku mengira kau laki-laki yang baik, dengan manis kau dekati aku. Setelah itu sikapmu dingin dan acuh. Kau pikir aku wanita apa? Aku sangat bodoh pernah sangat mencintaimu, namun sekarang berkat ka moses dan Rachel aku bisa melupakan rasa sakitku.” Lanjut lianka lagi.

“aku minta maaf lianka.” Ucap dicky dengan nada lemas.

“aku sudah memaafkanmu sebelum kau meminta maaf. Jangan khawatir, sudah aku pulang dulu.” Ujar lianka dan kemudian beranjak pulang.

Baru satu langkah lianka berjalan, dicky menarik tangan lianka.

“aku tidak suka kau dekat dengan moses! Aku membenci hal itu.” Kata dicky.

“kenapa memangnya? Ka moses adalah laki-laki yang baik. Beda dengan kau yang bisanya menyakiti wanita! Dia sangat sangat amat baik dan mengertiku. Jadi lepaskan tanganku sekarang!” ujar lianka sambil menghempaskan tangan dicky dan berlari pergi.

“aku mencintaimu lianka, oleh karna itu aku tidak suka kau bersama moses!” kata dicky lirih dalam hati.


Lianka berjalan dengan keadaan basah kuyup, bahkan hujan tidak juga belum berhenti,

“lianka?” kata moses dan langsung menghampiri lianka.

Dengan wajah pucat lianka tersenyum terpaksa, badannya rasanya begitu lemas.

“kenapa kau hujan-hujanan? Dari tadi aku mencarimu.” Kata moses sambil merangkul lianka.

“maaf..” belum selesai lianka bicara, badannya terjatuh lemas.

“lianka bangun.” Ucap moses panik, dan moses langsung menggendong lianka untuk mendari taksi.

Dicky yang melihat dari jauh sangat panik, ia ikuti moses dengan motornya.


****


Sesampainnya di rumah sakit, lianka langsung ditangani dokter.
Dengan terengah-engah dicky sampai di rumah sakit.

“untuk apa kau disini?” tanya moses dingin.

“aku hadir untuknya.” Jawab dicky sambil mengatur nafasnya.

“masi punya keberanian kau bicara seperti itu? Aku tau lianka hujan-hujanan pasti karna kau!” gentak moses.

“aku tau aku salah, tapi kau tidak berhak menghalangiku mendekatinya.” Kata dicky.

Pertengkaran dicky dan moses terpaksa terhenti karna dokter sudah keluar dari kamar periksa lianka.

“dok bagaimana keadaan lianka?” tanya dicky dan moses bersamaan.

“keadaanya sudah sangat parah, dia harus mendapatkan hati baru. Jika tidak, ia tidak terselamat. Dan untuk saat ini ia harus di rawat inap.” Jawab dokter menjelaskan.

“terimakasih dok.” Ucap moses lirih.

“ya, saya permisi.” Ucap dokter kemudian pergi.

Sekejap langsung moses dan dicky menghampiri lianka.

“mengapa harus kau lianka?” ucap moses kemudian mengecup kening lianka.

Melihat itu dicky geram, tangannya terkepal karna cemburu.

“aku tidak berhak memarahi moses, lebih baik aku pergi dan nanti malam aku akan kesini.” Kata dicky dalam hati kemudian ia pergi.

Moses tidak memerdulikan dicky pergi, ia tetap disamping lianka.


Lianka bangun dari pingsannya.

“ka, mengapa aku bisa disini?” tanya lianka perlahan.

“kau harus di rawat.” Jawab moses.

“tidak! Kalau aku di rawat bagaimana dengan acara pensi nanti? Ayo kita pulang, aku tidak apa-apa.” Ujar lianka.

“akan ku beri tau pada bu Erika bahwa kau sakit, kau harus di rawat. Keadaanmu sangat memburuk! Tolong dengarkan aku, ini yang terbaik untukmu.” Jelas moses.

“tapi ka itu salah satu keinginanku, sulit untuk mendapatkan itu.” Kata lianka.

“kesehatanmu lebih penting, jika kau sehat tahun depan kau bisa mengikuti audisi lagi. Dengarkan aku lianka, kondisimu tidak memungkinkan lagi.” Ujar moses.

“baiklah, aku terpaksa menyetujuinya.” Ucap lianka mengalah.

Moses hanya tersenyum sambil mengelus halus rambut lianka.

****


Sudah 3 hari lianka di rawat, moses setiap hari selalu datang setelah pulang sekolah. Moses hanya menemani lianka saat ia sudah pulang sekolah karna ia harus menghadapi un sebentar lagi. Sedangkan jika malam tanpa moses dan lianka ketahui, bahwa dicky menginap menemani lianka dan pulang pagi sebelum lianka bangun.

Dicky menatap lianka yang sudah tidur pulas.

“mungkin hari ini, hari terakhirku menemuimu lianka. Aku sangat mencintaimu, aku berharap kau akan segera sembuh.” Ujar dicky pelan, dan perlahan ia mulai tidur di samping lianka.

Waktu sudah menunjukkan jam 5 pagi. Entah ada angin apa lianka terbangun. Ia kaget ketika melihat dicky yang tidur di sampingnya.

“sedang apa dia? Mengapa tidur disini?” semua pertanyaan berkecamuk dalam hati lianka.

Dicky, mulai terbangun dan lianka langsung pura-pura tidur.

“sudah saatnya aku pulang, untuk menyiapkan operasi nanti. Selamat tinggal selamanya lianka.” Ujar dicky kemudian mencium kening lianka.

Dicky pun keluar dari kamar lianka.

“apa maksudnya operasi? Selamat tinggal selamanya? Ada apa dengan dia?” tanya lianka sendiri.

Matahari sudah mulai terbenam, suster masuk ke kamar lianka untuk mengecek keadaan lianka.

“pagi lianka, tidurnya nyenyak?” tanya suster sambil membuka horden kamar rawat lianka.

“sus apa kau pernah lihat seorang laki-laki masuk ke kamarku selain laki-laki yang setiap siang kesini?” tanya lianka tanpa memperdulikan pertanyaan suster tadi.

“apa laki-laki yang kau maksud memakai behel?” suster balik bertanya.

“ya itu dia.” Jawab lianka.

“oh itu, iya selama kau di rawat disini setiap malam dia selalu menemanimu. Awalnya aku curiga dan aku mengikutinya namun setelah kutunggu apa yang dia lakukan ternyata dia malah tidur di sampingmu.’ Ujar suster.

“apa benar dicky menjagaku setiap malam? Lalu tujuannya untuk apa?” tanya lianka dalam hati.

“memang kenapa lianka?” tanya suster.

“tidak sus. Bukan apa-apa.” Jawab lianka,

Tiba-tiba dokter masuk ke kamar rawat lianka.

“lianka, lusa kau sudah bisa operasi untuk livermu.” Ucap dokter.

“apa? Oh Tuhan terimakasih. Oh iya siapa kah yang mendonorkan hatinya untukku?” tanya lianka.

“dia merahasiakannya.” Jawab dokter.

“ayolah dok beri tau aku, aku hanya ingin berterimakasih padanya atau dengan keluarganya.” Kata lianka memelas.

“maaf, ini permintaan pendonor. Mengertilah lianka.” Ucap dokter.

“baiklah.” Ucap lianka mengalah.


****


Hari ini adalah operasi lianka, ia berharap semuanya berjalan dengan lancar.

“semoga operasinya berhasil.” Ucap moses tersenyum.

“semangat ya nak, jangan lupa berdoa terus. Mama berharap yang terbaik.” Kata mama lianka.

“Tuhan menyertaimu ka.” Ucap ezra.

“kami pasti akan mendoakanmu dan menunggumu disini lianka.” Ucap Rachel.

“amin, terimakasih ya semuanya.” Ucap lianka tersenyum.


Sekarang lianka sudah mulai di operasi.

Hampir memakan waktu yang panjang akhirnya lianka sudah selesai di operasi dengan hatinya yang baru.

****


Setelah 2 hari selesai operasi, lianka masi di rawat.
Rachel, dan moses menemani lianka bercanda tawa di kamar rawat lianka.

Dokter yang menangani lianka masuk ke kamar lianka.

“ada apa dok? Bukannya aku sudah diperiksa tadi?” tanya lianka.

“saya hanya ingin memberi surat dari orang yang mendonorkan hatinya untukmu.” Jawab dokter sambil memberi surat pada lianka.

“terimakasih dok.” Ucap lianka.

“saya permisi dulu.” Ucap dokter kemudian pergi.


Perlahan lianka membuka amplop suratnya. Dan kemudian ia membacanya.

Hai, lianka caroline. Sudah membaikkah saat ini dirimu? Aku berharap kau sudah membaik. Maaf ya jika aku pernah melukai hatimu, harusnya aku sadar bahwa kau wanita yang baik. Aku menyesal telah menyiakan dirimu, tapi aku baru sadar bahwa aku mencintaimu. Aku tau bahkan kau tidak lagi mencintaiku karna kesalahanku. Kau tau saat waktu itu kau bilang kau tidak lagi mencintaiku? Rasanya aku sangat terluka seperti memeluk kaktus yang berduri. Semuanya menusuk relung jiwaku lianka. Mungkin saat ini aku tidak lagi di dunia ini, tapi setidaknya HATIKU ADA DI DALAM TUBUHMU saat ini. Jaga baik-baik hatiku yang sudah dalam tubuhmu! aku tau kau sangat ingin hidup lama dan banyak orang yang mencintaimu. Sedangkan aku? Aku kurang beruntung, siapa yang mencintaiku? Orang tuaku sudah bersama Tuhan. Mungkin ini yang terbaik. Dan aku bersyukur pernah mengenalmu lianka. Wanita yang sangat istimewa yang pernah ku kenal. Semoga kau bisa meraih impianmu dan semua cita-citamu. Bahagia bersama keluargamu begitu juga dengan moses. Selamat tinggal lianka. Aku mencintaimu lianka. Jika Tuhan mengizinkan kita bertemu di surga.
Dicky M Prasetya


Lianka hanya bisa menangis, semuanya rasanya sangat menyakiti. Andai waktu dapat diputar mungkin semua tidak akan seperti ini. Kini hati dicky sudah ada dalam tubuh lianka. Selamanya tidak akan pernah berubah.


YANG TERBAIK

Aku akui kusayang kamu tapi maafkan aku
Mungkin ada benarnya cinta sejati tak harus memiliki
Jadi dengarlah kini
Masi banyak waktu untukmu nanti
Tuk dapatkan seorang yang lebih baik

Aku pergi untuk kebahagiaanmu
Untuk ketulusan cinta kita
Aku pergi bukan tak cinta kamu
Tapi menjadi yang paling mengerti tentangmu

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar