Jumat, 05 September 2014

Just You *cerpen* (owner ayu)

Author : Ayu Lestari Marbun Lb
Title : Just You
Cast : Lianka Caroline as Lianka
           Dicky M Prasetya as Dicky
           Moses stevanus as Moses
Genre : Happy ending


C
H
E
K

T
H
I
S

O
U
T


Di pusat perbelanjaan banyak sekali orang yang berkunjung, entah membeli sesuatu atau bahkan hanya mampir saja.
Lianka ia juga termaksud wanita yang cukup suka berbelanja, namun ia masi batas sewajarnya. Kali ini ia pergi bersama adik sepupunya untuk berbelanja.

“ka, bagaimana kita membeli sepatu yang motivnya sama?” tanya jesica adik sepupu lianka.

“aku setuju.” Jawab lianka.

Kemudian mereka mencari sepatu yang cocok untuk mereka.

“ka ini bagus. Tapi harganya 213.000 ribu. Mahal sekali ya?” kata jesica.

“tidak apa-apa, bulan ini aku mendapat gaji lebih karna aku lembur.” Jawab lianka.

“sepertinya sangat enak ya bekerja di bank, padahal kakak baru bekerja 4 bulan. Aku ingin seperti kakak.” Ujar jesica.

“ya memang ada enaknya ada tidaknya, namun dijalani saja. Sudah ayo ke kasir untuk membayar sepatu ini.” Ujar lianka.

“baiklah.” Ucap jesica.

Mereka berjalan menuju kasir pembayaran.

Sesampainya mereka mengantri dulu, karna cukup banyak yang membayar barang belanjaan.

Sekarang sudah giliran lianka. Lianka mengeluarkan atmnya untuk membayar, setelah membayar lianka dan jesica beranjak pulang.

“terimakasih ya ka.” Ucap jesica.

“iyaa. Kita makan dulu yuk?” ajak lianka.

“boleh kalau kakak masi punya uang.” Sahut jesica.

“aish kau ini ya.” Lianka memanyun.

“aku hanya bercanda.”  Ucap jesica.

Saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba tangan lianka ditarik seseorang.

“lianka?” ucap orang itu yang memperhatikan lianka dari ujung kepala sampai ujung kaki.

“maaf ada apa ya?” tanya lianka.

“kau lianka kan? Masi ingat aku? Aku dicky teman smpmu dulu.” Sahut laki-laki itu yang bernama dicky.

“ya masi ingat. Namun sepertinya kau salah, aku bukan teman kau. Hanya pernah satu sekolah.” Ujar lianka.

“bagaimana bisa dikatakan seperti itu? Aku dan kau pernah satu kelas selama 2 tahun.” Protes dicky.

“maaf, bukankah kau yang selalu mengejekku? Bahkan mempermalukanku di depan banyak orang? aku rasa kau tidak pantas untuk dikatakan sebagai temanku. Itu sangat menjijikkan.” Ujar lianka.

“apa kau masi mengingat masa lalu? Aku kan hanya bercanda waktu itu. Lagi pula aku hanya mengejekmu pengamen. Karna memang waktu itu aku pernah melihatmu mengamen di bus kota.” Ujar dicky membela diri.

“ya memang dulu aku pernah menjadi pengamen tapi hanya dalam waktu sehari, karna aku ingin membeli sesuatu yang aku butuhkan dengan keringatku sendiri. Bukan karna orang tua aku tidak mampu! Tapi karna mulut kau yang kurang ajar. Semua satu sekolah mencapku yang bukan-bukan!” ujar lianka.

“ya aku tau aku salah.” Kata dicky.

“Sudah ayo jesica kita pulang! Makannya di batalkan.” kata lianka kemudian menarik tangan jesica dan pergi meninggalkan dicky.

“tidak menyangka dia segalak itu. Namun lama tak bertemu dengannya sangat berbeda dengan yang dulu. Tampilannya berubah menjadi cantik dibandingkan dulu. Aku punya ide untuk bisa bertemunya lagi.” Gumam dicky sendiri.

****

“ka, apa benar yang dikatakan cowo tadi kakak pernah mengamen?” tanya jesica.

“iya. Sudah jangan dipikirkan.” Jawab lianka sambil menyetir mobil.

“untuk apa ka? Aku ingin tau.” Tanya jesica.

“sudahlah ini urusan kakak. Nanti aku antar kau pulang, dan aku akan pergi lagi karna ada janji dengan moses.” Jawab lianka.

“memang ka moses tidak bekerja? Bukannya ini bukan hari libur? Bagaimana kalo dia dimarahi atasannya?” tanya jesica.

“ya walaupun pekerjaannya sebagai polisi bukan berarti dia tidak bisa istirahatkan? Nanti aku bertemunya saat jam istirahat.” Jawab lianka.

“oh begitu. Suatu hari nanti aku ingin seperti kakak yang mempunyai pacar polisi.” Kata jesica.

“amen. Tapi tidak bisa setampan moses.” Sahut lianka.

“kata siapa? Nanti pacarku akan seperti Lee Donghae.” Jesica tak mau kalah.

“jangan terlalu berkhayal.” Kata lianka.

“biarkan.” Ucap jesica.

Lianka hanya tersenyum melihat adik sepupunya seperti itu.


****

“ayolah prisil bujuk lianka lagi agar ia ikut reoni. Ayolah, hanya kau yang bisa.” Bujuk dicky ke prisil.

“lianka itu keras sekali. Sulit sekali aku mengajaknya. Apa lagi ada kau, mana mungkin bisa.” Tolak prisil.

Prisil adalah sahabat lianka sewaktu smp, dicky sengaja datang ke rumah prisil agar prisil membujuk lianka reoni. Semua acara reoni dicky yang merencanakan.

“ayolah kau kan sahabatnya. Sudah ayo telepon dia.” Dicky tetap memaksa.

“baiklah aku akan telepon lagi.” Ucap prisil.

VIA TELEPON

Lianka : hallo.
Prisil : lianka apa kau sibuk?
Lianka : tidak ko, aku lagi istirahat. Ada apa sil?
Prisil : ini aku mau menawarkanmu lagi untuk datang ke reoni. Mau ya ikut?
Lianka : tidak, kan sudah aku bilang aku tidak mau.
Prisil : ayolah lianka, hanya karna dicky kau tidak mau datang. Kau tidak rindu dengan aku? Ayolah aku mohon.
Lianka : baiklah aku datang, kapan?
Prisil : hari minggu jam 7 malam.
Lianka : baiklah aku akan datang.
Prisil : trimakasih lianka, aku tunggu
Lianka : ok!

Selesai bertelepon.

“bagaimana?” tanya dicky  antusias.

“emmm, dia datang.” Jawab prisil.

“astaga benar kah? Aaa terimakasih prisil, kau memang hebat.” Kata dicky sambil mencubit pipi prisil gemas.

“aahh sakit dicky!” ucap prisil.

“aku sakin girangnya.” Ucap dicky.

****

Hari ini sudah tiba dimana hari yang sangat di tunggu dicky.

“heh kenapa tidak di rumah kau saja diadakan reoni ini? Kenapa harus di rumahku?” tanya prisil kesal.

“ah sudahlah, ikuti saja.” Jawab dicky.

“eh itu dia datang, diantar siapa dia? Segala mencium kening lianka.” Kata dicky yang terus memperhatikan ke arah pintu.

“mobilnya bagus sekali.” Ucap prisil.

“heh! Kenapa jadi ke mobil?” tanya dicky kesal.

“suka suka aku dong.” Jawab prisil.

Lianka masuk, semua tema-teman smpnya tidak menyangka ia seperti ini sekarang. Beda sekali waktu smp.

“lianka kau sekarang sangat berbeda.” Ucap prisil.

“sama saja. Menurutmu saja.” Kata lianka.

“oh iya tadi siapa kau?” tanya prisil.

“oh itu moses, tunanganku.” Jawab lianka.

“apa tunanganmu?” kenapa kau tidak mengundangku?” tanya prisil.

“itu hanya diadakan dengan keluarga besar saja.” Jawab lianka.

“oh, tapi mobil tunanganmu sangat bagus. Dia orang kaya?” tanya prisil.

“haha, seperti  itulah.” Jawab lianka.

“apa pekerjaanya?” tanya prisil.

“polisi.” Jawab lianka.

“astaga kau beruntung sekali.” Ucap prisil.

“haha iya.” Ucap lianka.

Dicky yang tepat duduk di depan sebrang lianka, selalu melihat lianka sehingga lianka menjadi risih, namun lianka memilih diam seakan tidak terjadi suatu apapun.

Acaranya lumayan seru, dengan acara bakar-bakar ayam, mengobrol dengan satu sama lain.
Tapi tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Ponsel lianka bergetar tanda panggilan masuk, yang ternyata dari moses.

VIA TELEPON

Lianka : hallo
Moses : sayang, kau tidak marah kalo tidak menjemputmu?
Lianka : kenapa memang?
Moses : di kantor aku ada urusan mendadak. Komandan memintaku datang ke sana.
Lianka : emmm, yasudah tidak apa-apa. Aku juga mau pulang
Moses : hati-hati ya
Lianka : iya sayang.

Selesai bertelepon lianka berpamit pulang.

“aku duluan ya.” Ucap lianka kepada teman-temannya yang datang.

“kau tidak dijemput pacarmu?” tanya prisil.

“tadinya iya, tapi dia ada urusan mendadak.” Jawab lianka.

“tapi, kan daerah rumahku sudah tidak ada angkot kalo sudah malam seperti ini. Hanya ojek yang bisa, tapi pangkalan ojek butuh jarak yang lumayan jauh untuk kesana.”  Ujar prisil.

“aku saja yang antar.” Ucap dicky secara tiba-tiba.

“tidak apa-apa sil. Aku jalan saja.” Kata lianka

“jangan aku saja yang mengantar, tidak baik kau berjalan sendiri, akan aku antar pake motor.” Ujar dicky.

Lianka tidak menjawab dan langsung berjalan pergi, tapi dicky menarik tangan lianka.

“ayolah, lupakan dulu semuanya. Ini demi keselamatanmu” kata dicky.

“ayolah lianka, hanya sekali ini saja kan?” timpal prisil.

“yasudah.” Akhirnya lianka mengiyakan.

Dicky tersenyum puas, dengan sigap ia menyalakan motornya. Kemudian mengantarkan lianka.

****

Hari ini lianka bekerja seperti biasa lagi. Di tambah hari ini tanggal muda orang yang datang ke bank untuk menabung ke bank semakin banyak.

Lianka terkejut dan kesal ketika antrian selanjutnya dicky, namun ia berusaha professional atas pekerjaannya.

“siang.” Sapa lianka terpaksa.

“jangan ditekuk seperti itu muka kau.” Ledek dicky.

“maaf pak, anda mau menabung berapa?” tanya lianka yang tak menanggapi ledekan dicky.

“iya-iya, santai sedikitlah. Aku tau aku tampan, tidak usah salah tingkah seperti itu. Ini aku menabung, 7jt.” Jawab dicky dengan senyuman mautnya,

Siapa yang tidak suka dengan dicky, tampan, kaya, manis semua kriteria wanita ada di dalamnya. Namun sikapnya yang semena-mena dan kekanakan itu yang membuat lianka tidak tertarik sedikitpun padanya.

“ini buku tabungannya. Terimakasih.” Ucap lianka.

“aku tidak mau pergi.” Ucap dicky.

“kalo tidak mau pergi saya panggilkan satpam.” Sahut lianka.

“silahkan saja. Kau tidak tau wakil direktur utama disini siapa? Ayahku.” Kata dicky.

“tidak peduli ayahmu atau bukan. Ayahmu pasti akan membelaku kalo tau sikap putranya menjijikan seperti ini.” Ujar lianka.

“eh kau bicara apa? Enak saja kau!” ucap dicky.

“ya silahkan antrian selanjutnya.” Ucap lianka tanpa memedulikan ucapan dicky.

Mau tak mau dicky pergi. namun ia pergi ke ruangan ayahnya.

“aku akan minta ayah agar memperkerjakanku bersama dengan lianka. Ide bagus.” Gumam dicky.

Dicky mengetuk pintu kerja ayahnya.

“ya masuk.” Ucap orang yang di dalam.

“ayah.” Ucap dicky sambil menutup pintu.

“ada apa?” tanya orang itu yang ternyata ayah dicky.

“begini ayah, aku ingin kerja disini.” Jawab dicky.

“tidak bisa.” Ucap ayah dicky.

“kenapa ayah? Ayolah aku mohon.” Kata dicky.

“mana bisa, kau saja kuliah sering bolos. Bahkan hampir di DO, bagaimana ayah bisa menempatkanmu disini.” Ujar ayah dicky.

“ayah, aku akan rajin deh kuliah. Asal kau bolehkan ya? Apapun pekerjaan yang kau beri asal disini akan kuterima. Ayolah ayah.” Ujar dicky.

“hanya satu pekerjaan yang bisa kau terima disini.” Ucap ayah dicky.

“apa ayah?” tanya dicky antusias.

“OB.” Jawab ayah dicky singkat.

“hah OB? Masa anakmu yang tampan ini kau pekerjakan sebagai OB? Ayah tega sekali padaku.” Kata dicky.

“katanya mau menerima apa saja. Kalo tidak mau yasudah.” Ucap ayah dicky enteng.

“ah ayah ayolah jangan OB.” Ucap dicky.

“tidak ada. Selesaikan dulu kuliahmu.” Sahut ayah dicky.

“ish, ayah ini! Yasudah aku pergi.” Ucap dicky.

“ya.” Ucap ayah dicky.

Dengan kesal dicky keluar dari ruangan ayahnya.

“ayah menyebalkan sekali.” Gumam dicky sendiri.

****

Dicky menunggu lianka di luar selama hampir dua jam.

“lama banget sih pulangnya dia?” gumam dicky kesal.

Baru saja dicky berbicara seperti itu, lianka keluar dari dalam.

“akhirnya kau pulang lianka.” Ucap dicky sambil memamerkan senyum manisnya.

Lianka menatap dicky dingin, tak dihiraukannya  dicky. Ia langsung menghampiri laki-laki yang sedang berdiri di sisi kiri mobil yang sepertinya milik orang itu.

Dicky dengan geram melihat laki-laki itu mencium kening lianka.

“sudah lama menunggu?” tanya lianka pada orang itu yang tak lain adalah moses.

“tidak ko. Selama itu menunggumu aku akan selalu merasa senang.” Jawab moses.

“gombal.” Ucap lianka.

“tidak sayang. Ayo pulang.” Ucap moses.

“iya.” Ucap lianka.

Mereka berdua pulang, sedangkan dicky berdiri terpaku.

“sayang? Aaaa tidak mungkin lianka sudah punya pacar.” Gumam dicky kesal.

****

Hari ini lagi-lagi dicky menunggu lianka sampai pulang. Dan sepertinya hari ini lianka tidak dijemput oleh kekasihnya.

Lianka keluar dari dalam, dan dicky langsung menarik tangan lianka dan memaksa lianka masuk ke dalam mobilnya.

“heh? Kau ini gila tau apa sih? Membawaku seenak jidatmu.” Kata lianka.

Dicky tak menjawab dan tetap berkonsentrasi menyetir.

“turunkan aku!” rengek lianka.

Dicky mengerem mobilnya secara tiba-tiba.

“kau ini memang sudah gila aku rasa.” Ucap lianka.

“iya aku memang sudah gila karnamu. Jadi kau mau apa?” tanya dicky.

“tidak jelas. Sudah aku mau turun.” Ucap lianka

Saat lianka igin membuka pintu mobil, dicky menarik lianka. Tangan dicky memegang erat kedua bahu lianka.

“mau apa kau? Lepaskan aku!” gentak lianka.

“aku mencintaimu lianka, apa kau tidak sadar itu? Lupakan masa lalu. Aku yang sekarang berbeda dengan aku yang dulu.” Ujar dicky.

“apa kau pikir aku peduli?” tanya lianka.

“kau harus peduli.” Jawab dicky.

“dari ujung kepalamu sampai ujung kakimu sedikitpun aku tidak tertarik.” Kata lianka.

“Kau tau setiap hari tidak pernah seharipun aku tidak memikirimu. Aku sangat mencintaimu lianka, aku tau aku salah. Tapi apa kau tidak bisa memaafkanku?” ujar dicky.

“aku sudah memaafkanmu, tapi bukan karna aku memaafkanmu aku mau dekat denganmu. Kau pikir semua tentang masa lalu tidak membekas sampai saat ini? Setiap kau ada di hadapanku semua kebencianku menjadi timubul kembali. Kau tidak tau bagaimana aku yang merasakan malu sampai 3 tahun, itu semua karna kau! Aku rasa hidupku lebih baik setelah tidak lagi bertemu denganmu. Namun sekarang kau hadir, hariku menjadi aneh, tidak sebaik sebelumnya. Kenapa kau harus hadir lagi di hadapanku? Mengganggu dan merusak hariku yang sudah kutata dengan baik. Aku membenci kau karna sudah merusak hari-hariku!” ujar lianka. Tidak terasa air matanya keluar membasahi pipinya.

Tangan dicky perlahan melepas ke dua bahu lianka, hatinya sangat hancur.

“dan satu lagi. Bisakah kau tidak usah hadir di hadapanku lagi? Tidak merusak hariku lagi? Aku harap kau jangan mengganggu aku lagi.” Ujar lianka kemudian turun dari mobil.

Lianka langsung menelepon moses agar mejemputnya segera. Karna di tempat itu sangat sepi, untuk ke arah jalan raya lumayan jauh.

Dicky turun dari mobil dan menghampiri lianka.

“aku minta maaf karna aku sudah mengganggumu. Aku janji aku tidak akan menemuimu lagi. Aku akan pergi dari hidupmu mulai hari ini, tapi untuk sekali ini saja biarkan aku mengantarkan kau pulang.” Ujar dicky.

“tidak usah, aku akan dijemput moses.” Ucap lianka.

“dia pacarmu?” tanya dicky.

“ya.” Jawab lianka.

“baiklah, aku akan berdiri sedikit jauh darimu sampai pacarmu datang. Memastikan bahwa kau tidak apa-apa.” Kata dicky.

“terserah.” Ucap lianka.

Dicky menggeser posisi berdirinya, sekitar 7 langkah jarak antara dicky dan lianka.

Tak lama mobil yang tidak asing lagi bagi lianka datang, yaitu mobil moses.
Moses turun dan menghampiri lianka. Lianka langsung memeluk moses.
Melihat itu dicky cemburu, namun menahannya.

“kenapa bisa disini sayang?” tanya moses lembut.

“aku tadi ke rumah temanku, namun dia ada acara mendadak dan tidak bisa mengantarku pulang. Jadi aku meminta jemput pada kau.” Jawab moses.

“dia siapa? Kau mengenalnya?” tanya moses.

“aku tidak tau, sebelum aku disini dia sudah ada.” Jawab lianka.

“oh. Yasudah ayo pulang.” Ajak moses.

Lianka hanya mengangguk iya dan pulang bersama moses.

“tidak mengenalku? Kenapa tega sekali mengatakan itu? Ya Tuhan bantu aku melupakannya.” Gumam dicky sendiri.


****

Semenjak hari itu , dicky tidak pernah menemui lianka lagi dan tidak menunggu lianka pulang lagi.

Hari ini lianka libur kerja, ia mengantarkan makanan untuk moses ke kantor pekerjaan moses.

Lianka menunggu moses, namun moses belum juga menemuinya. Padahal ini sudah jam istirahat, dan lianka sudah memberi tau moses bahwa ia akan datang.

“Samuel, apa kau lihat moses?” tanya lianka kepada Samuel salah satu sahabat moses sesama polisi.

“lianka untung kau ada disini, aku baru dapat  kabar bahwa moses tertembak salah satu perampok.” Jawab Samuel.

“bagaimana bisa?” tanya lianka panik.

“perampok itu asal menembak dan langsung terkena bagian jantung moses.” Jawab Samuel.

“sekarang bagaimana dengannya?” tanya lianka, dan sekarang air matanya sudah deras.

“dia ada di rumah sakit. Ayo ikut aku.” Jawab Samuel.

Lianka dan Samuel langsung pergi ke rumah sakit.

****


Sesampainya di rumah sakit, lianka sudah menemukan moses yang sudah tidak bernyawa lagi.

“moses bangun! Jangan tinggalkan aku.” Ucap lianka histeris.

“lianka sudah ikhlaskan moses.” Ucap Samuel.

“aku belum siap sam. Semuanya terlalu cepat.” Jawab lianka parau.

“aku tau, tapi semuanya sudah terjadi. Moses tidak mungkin kembali lagi.” Kata Samuel.

Lianka hanya menangis, Samuel memeluk lianka untuk menenangkannya.


****


Sudah 5 hari lianka tidak masuk kerja semenjak kejadian moses meninggal. Ia hanya menangis menyendiri di kamarnya.

Dicky yang melihat lianka yang sudah beberapa hari tidak masuk, menanyakan ke salah satu teman kerja lianka.

“kau kenal lianka kan?” tanya dicky.

“iya aku kenal.” Jawab wanita itu.

“dia kenapa tidak masuk?” tanya dicky.

“pacarnya meninggal karna tertembak saat sedang dinas. Makanya dia seperti itu.” Jawab wanita itu lagi.

Tanpa mengatakan apapun dicky langsung pergi ke rumah lianka.

Sesampai di rumah lianka. Dicky langsung mengetuk pintu rumah lianka.
Seorang wanita remaja membuka pintu yaitu jesica sepupu lianka.

“cari siapa?” tanya jesica.

“lianka.” Jawab dicky.

“maaf ka lianka tidak mau diganggu.” Ucap jesica.

“aku akan tetap masuk.” Ucap dicky dan langsung menerobos ke dalam.

Mau tidak mau jesica mengalah dan menunjukkan kamar lianka.

“kau mana mungkin bisa membujuknya, aku saja sudah menyerah.” Kata jesica.

“aku akan berusaha.” Ucap dicky kemudian masuk ke dalam kamar lianka.

Dicky masuk perlahan ke kamar lianka, ia melihat betapa rapuhnya lianka saat ini. Siapa yang tidak sedih ditinggal kekasihnya untuk selamanya?

“lianka.” Sapa dicky sambil duduk di samping lianka.

Lianka tidak menjawab, pandangannya tetap menerawang ke depan. Matanya bengap karna terlalu banyak menangis.

“aku tau kau sedih, tapi jangan menyiksa dirimu seperti ini.” Ujar dicky.

“pergi sekarang! Kau hanya tambah menghancurkan suasana.” Sahut lianka kasar.

“mungkin aku memang menghancurkan suasanamu, tapi aku tidak peduli kalo keadaannya sudah begini. Aku sangat mencintaimu lianka dan aku tidak ingin kau seperti ini.” Ujar dicky.

“kau tuli atau apa? Aku bilang sekarang pergi!” bentak lianka.

“tidak akan. Sudah  berapa hari kau seperti ini, meninggalkan pekerjaanmu yang sulit untuk kau dapati. Kau seperti ini membuat semua orang cemas. Bukan hanya aku, tapi semua keluargamu. Aku tau kau sangat mencintai moses, tapi hidupmu harus berlanjut, apa kau pikir baik hanya menangis di atas kasurmu ini? Bukannya manusia memang semuanya akan dipanggil Tuhan nantinya? Kau harus menerimanya.” Ujar dicky.

Tiba-tiba lianka memeluk erat tubuh dicky, membuat dicky terkejut. Jantungnya kini berdetak lebih cepat.

“kau benar. Terimakasih.” Ucap lianka yang masi memeluk dicky.

“iya. jangan sedih lagi ya. Aku akan membantumu saat kau butuh apapun.” Kata dicky.

Lianka melepas pelukannya, menatap rekat dicky.

“heh jangan melihat aku seperti itu! Jantungku akan copot nanti.” Kata dicky.

“tidak ku sangka cowo tengil sepertimu bisa berkata seperti itu. Bahkan bisa menyadarkanku.” Ujar lianka.

“ish dasar kau jelek. Enak saja menghinaku tengil.” Sahut dicky.

“memang kenyataannya seperti itu.” Ucap lianka.

“aku iya saja. Oh iya besok kau harus mulai kerja ya?” tanya dicky.

“ok deh.” Jawab lianka.

“emmmm lianka. Kau tidak marah lagi denganku?” tanya dicky.

“entahlah, semoga saja aku bisa untuk tidak marah lagi denganmu.” Jawab lianka.

“tapi untuk sekarang?” tanya dicky.

“sedikit tidak marah.” Jawab lianka.

“baguslah. Oh iya aku pulang ya, hari sudah malam.” Kata dicky.

“ok.” Jawab lianka.

Dicky beranjak pergi.

“dicky.” Ucap lianka yang menghentikan langkah dicky.

Dicky membalikkan badannya.
“ya?”

“terimakasih ya.” Ucap lianka.

“sama-sama. Aku pulang ya.” Jawab dicky.

Lianka hanya mengangguk iya.


****


Sudah sebulan lebih ini lianka dekat dengan dicky, tidak disangka kebencian itu merubah lianka menjadi mencintai dicky, karna sikap dicky yang perhatian. Namun lianka tidak memberitahukannya karna dicky belum menyatakan cintanya lagi ke lianka.

Suatu hari dicky mengajak lianka ke taman kota. Entah apa yang akan dicky lakukan ke lianka. Dicky hanya menjawab ingin refreshing  ketika ditanya lianka mau apa kesana.

“suasana disini sejuk.” kata lianka.

Dicky tidak menjawab lianka, dicky hanya menatap rekat kea rah lianka. Lianka yang merasa tidak di respon ucapannya melihat ke samping, dan didapatinya dicky yang sedang memandanginya.

“kenapa melihat aku terus? Aku cantik kah?” tanya lianka.

“iya kau cantik. Beda dengan yang dulu.” Jawab dicky.

“kau saja yang tidak sadar dari dulu.” Ucap lianka.

“emmmm, lianka aku ingin berkata sesuatu padamu. Tapi kau jangan marah ya.” Kata dicky.

“iya.” ucap lianka.

“sebenarnya aku belum bisa berhenti mencintaimu.” Ucap dicky tertunduk.

“lalu?” tanya lianka.

“ya aku minta maaf, karna tidak bisa menghilangkan perasaanku ini.” Jawab dicky.

“untuk apa minta maaf? Tidak ada yang salah darimu.” Kata lianka.

“iya baguslah kalo kau tidak marah. Aku hanya ingin mengatakan itu saja.” Ujar dicky.

“kau tidak ingin mengetahui jawabannya?” tanya lianka.

“jawaban untuk apa?” dicky balik bertanya.

“atas pernyataanmu yang tadi. Pernyataan cinta.” Jawab lianka.

“ah kalo itu sih aku sih udah tau jawabannya. Kau pasti menolakku.” Ujar dicky.

“salah.” Sahut lianka.

“maksudnya?” tanya dicky, masi tak mengerti.

Lianka mendekati kea rah telinga dicky dan membisikkan “aku juga mencintaimu.”

“hah sungguh?” tanya dicky.

“iyalah.” Jawab lianka.

“lianka cubit aku sekarang, cubit!” perintah dicky.

Lianka mencubit lengan dicky sangat kencang.

“awwwwwwwww! Sakit tau.” Ucap dicky sambil memanyunkan bibirnya.

“tadi katanya suruh mencubit?” tanya lianka.

“iya tapi tidak sekencang itu juga. Eh berarti aku tidak mimpi kan?” jawab dan tanya dicky.

“tentu saja tidak.” Jawab lianka.

Dicky langsung memeluk erat lianka, betapa bahagianya ia tau bahwa lianka juga mencintainya.

“lianka, JUST YOU always in my heart, now and forever. Love you dear.” Ujar dicky.

“love you too dear.” Jawab lianka.


Dicky dan lianka telah bersatu. Siapa yang sangka mereka bisa bersatu. Awal yang menyakitkan bisa berubah menjadi kebahagiaan yang tak ternilai. Semua bukan kebetulan namun Tuhan yang sudah mengatur sampai akhirnya.


END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar