Selasa, 28 Mei 2013

kerlip bintang dilangit (cerpen)


Burung burung terbang pulang kesarang. Saatnya burung burung itu bertemu sang induk di sarang mereka yang nyaman di pohon. Tapi aku? Aku tidak seberuntung burung burung itu. Sebab tadi pagi bundaku meninggal dunia. Aku duduk di batu besar,memandang langit berwarna orange. Matahari jatuh perlahan lahan diujung terjauh cakrawala. Dimana bunda sekarang? Kemana bunda pergi? Bolehkah revana ikut bersama bunda? Saat sedang mengusap kedua mataku,tiba tiba terdengar hentakan kaki seseorang. Kupandang wajahnya lekat. Ternya kak rangga dan kak bisma lah yang menghampiriku. Mereka duduk di sisi sampingku,sedangkan aku duduk di tengah tengah mereka. Mereka memandangku dengan wajah tersenyum,seperti idak ada beban di wajah kedua kakakku ini.
''udah,kita iklasin bunda pergi,tak perlu kamu menangis lagi'' ucap kak bisma dengan sentuhannya dipipiku lembut. Terasa hangat di sentuhnya.
''iya,kamu harus ikhlas. Supaya bunda tenang disana. Lebih baik kita pulang'' ucap kak rangga seraya merangku pundakku dan mencium pipiku sekali. Sangat beruntung aku mempunyai dua kakak yang sangat sayang padaku.
''tapi revana gak bisa kak,revana masih merasa ada yang kurang. Revana masih belum percaya kalau bunda pergi. revana masih punya salah sama bunda,revana sering banget bikin bunda marah.apa bunda maafin revana? '' ucapku penuh dengan derai air mata. Sesekali kak rangga menghapus air mataku bergantian dengan penuh kasih sayang.
''bunda pasti maafin revana,bunda kan sayang revana,kakak,kak bisma dan ayah. lebih baik kita pulang,hari semakin larut'' ucap kak rangga seraya menarik lenganku untuk berdiri,lalu kulangkahkan kakiku dengan penuh rasa malas.
Sesampainya di rumah,langsung kulangkahkan kakiku menuju ruangan yang biasa aku tempati sendiri,dan selalu bunda menemaniku sebelum tidur. Sekarang tidak ada lagi bunda,bunda kenapa harus pergi? Aku terus menangis meratapi kepergian bunda sambil terus kupandangi foto bunda.
Sekarang mataku kering,tidak bisa lagi menangis. Kak bisma sekarang sedang menangis bersama kak rangga di ruang tamu dan ditemani keluarga besarku. Memang kak rangga dan kak bisma tidak menangis dihadapanku,mereka tidak mau terlihat sedih dihadapanku. Ayah juga menangis,nenek menangis,kakek menangis,semua menangis. Aku berdiri bingung,tidak tau apa yang harus aku lakukan. Aku ingin bertanya kepada kak bisma,kak rangga,ayah,tapi tampaknya mereka sedang berdoa untuk bunda. Kepada siapa aku dapat bertanya?
Aku pernah melihat seekor anak burung yang mati karena terjatuh dari sarangnya. Ikan peliharaankupun mati dan aku menguburkannya di kebun belakang. Waktu itu bunda mengatakan binatang binatang itu tidak akan hidup dan bergerak kembali. Kalau begitu,bunda tidak akan pernah berada disisiku lagi. Siapa yang akan menemaniku tidur?siapa yang akan menemaniku mengerjakan PR?
Tiba tiba kak bisma berdiri disebelahku,dan meraih bahuku.
''revana...sedang apa disini?''panggil kak bisma. Lalu ku letakan tanganku mendekat tangannya yang meraih bahuku.
''kak,sekarang bunda ada dimana? Terus bunda sedang apa ya?revana kangen bunda,revana kangen pelukan bunda,kecupan bunda.'' tanyaku seperti anak kecil.
''revana,tidak ada seorangpun yang tau apa yang terjadi saat setiap makhluk meninggal. Tubuh mereka tidak lagi bekerja. Jantung mereka berhenti berdetak. Mereka juga tidak bernapas dan tidak sadar lagi. Bunda meninggal dengan tenang,dan kakak percaya saat ini bunda berbahagia. kalo kamu kangen bunda,kamu bisa peluk kak bisma.'' terang kak bisma dengan suaranya yang khas. Aku sedikit tersenyum setelah mendengar ucapan kakaku yang satu ini.
''aku ingin bunda sehat sehat saja,kak'' kataku mulai merasa sedih.
''kakak,ayah,kak rangga,nenek,kakek dan yang lainnyapun begitu rev. Tapi apapun yang terjadi bunda tidak akan pernah kembali lagi. Yang bisa kita lakukan adalah mengenang semua kebaikan hati bunda. Mengenang kegembiraan yang diciptakan bunda di keluarga kita. Revana tentu tidak akan melupakan bunda,bukan?'' ucap kak bisma lagi. Aku hannya menggelengkan kepalaku pelan.
Langit semakin gelap. Matahari telah berhenti bersinar,tenggelam ke arah barat. Alu masih duduk di batu besar bersama kak bisma. Bulan mulai muncul dilangit. Bintang bintang bersinar terang.
''revana rindu bunda. dulu revana sering buat bunda marah, revana selalu mengabaikan bunda dan lebih mentingin urusan aku sendiri, reva punya banyak salah sama bunda. semuanya udah terlambat kak. bunda pergi begitu cepat.''
''kakak juga juga rindu. udah ah,kamu jangan terus nyalahin diri kamu sendiri, ini semua takdir dan takdir tidak dapat ditentang. bunda pasti maafin seeemua kesalahan kamu,kakk,dan kak rangga'' ucap kak bisma
''kak rangga juga rindu bunda,kita semua rindu bunda'' ucap kak rangga yang tiba tiba datang. Kak rangga dan kak bisma merangkulku penuh kehangatan seperti pelukan hangatnya bunda. tapi tetap saja aku kangen bunda.
''ingatlah,revana,kamu selalu dapat berbicara dengan bunda. kakak yakin bunda senang mendengar curahan hatimu padanya.''
tiba tiba kak rangga menunjuk langit yang terang oleh sinar bintang.
''lihat keatas,revana!'' kak bisma melanjutkan bercerita.
''menurut kepercayaan suku primitif zaman dulu,sinar bintang itu adalah robekan kecil di langit. Orang orang yang telah meninggal mengintip ke bawah. Menyorotkan cahaya seperti senter,mengatakn kepada orang orang yang dicintainya dibumi bahwa mereka baik baik saja diatas sana.'' jelas kak bisma panjang lebar.
''oh,seperti isyarat ya kak?''
''iya,isyarat rahasia yang sering kamu mainkan bersama temanmu dengan senter.'' ucap kak rangga tiba tibba.
''revana boleh membalas isyarat itu kak?''. Kak rangga hanya menganggukan kepalanya dengan senyum mengembang di pipi chubbynya.
''ambilah senter dan sorotkan cahayanya ke atas. Sampaikan tanda kepada bunda bahwa kamu ,kakak,kak bisma,dan ayah baik baik saja disini.''
malam semakin larut,bintang bintang semakin bersinar terang. Aku,kak bisma dan kak rangga duduk bertiga,memandang langit sambil menyorotkan senter keatas. Berkedip kedip. Tiga kali,itu artinya,aku cinta bunda. Aku tersenyum ketika air mata meleleh dipipiku.
Bintang,tetaplah bersinar,agar aku tau bunda baik baik saja diatas sana.
bunda, maafin semua salah revana. revana sayang bunda selamanya. meskipun bunda sudah pergi dan bahkan bunda tidak bisa mengingatku. tapi revana yang akan selalu mengingat bunda. revana akan selalu ingat nasehat bunda. i love you bunda. kita disini bangga dan sayang banget sama bunda. i love you.

-TAMAT-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar