Sabtu, 02 Maret 2013

Segala BayangMu [CeRpeN]


' Senja di Sore itu menemani kepergianMu 

Saat kau ucap kata kau tak lagi bersamaKu 

- Perih yang kurasa mungkin takkan pernah kau duga 

Cinta yang dulu ada kini telah kau bawa - 

Cinta jangan tinggalkan aku 

Karna tak akan pernah ada cinta selain diriMu 

- Jika kau tinggalkan aku sanggupkah diriku menghapus 

Segala bayangMu Oh kekasihKu kembalilah - 

Cinta jangan tinggalkan aku karna takkan pernah ada cinta selain diriMu 

- Jika kau tinggalkan aku sanggupkah diriKu menghapus 

Segala BayangMu .. 

Cinta jangan tinggalkan aku karna takkan pernah ada cinta selain diriMu 

Jika kau tinggalkan aku sanggupkah diriKu menghapus 

Segala bayangMu Ohh kekasihKu Kembalilah .. ' 

#Ornito-S'gala BayangMu 


''Maaf Ngga,kita nggak bisa lagi sama sama,mungkin sebaiknya kita akhiri aja hubungan kita sampai disini''ucap gadis yang masih mengenakan seragam putih abu abu itu kepada seorang pemuda dihadapannya yang juga masih mengenakan seragam sekolah putih abu abu mereka. 

Pemuda itu terpaku mendengar ucapan gadis dihadapannya yang tak lain adalah kekasihnya itu. 

''aku ngerasa kita udah nggak ada kecocokan lagi,jadi itu adalah jalan satu satunya yang terbaik buat kita''lanjut Gadis itu sambil mengusap rambut panjangnya yang tertiup angin sore dan sempat menutupi wajah pucatnya. 

''buat kita atau buat diri kamu sendiri? Aku nggak bisa kalau harus mutussin aku satu pihak seperti ini,apa salah aku?''tanya pemuda itu tak menerima keputusan kekasihnya itu. 

''maaf''hanya itu yang terucap dari bibir gadis itu kemudian menundukkan kepalanya. 

''apa nggak ada jalan lain selain kita harus berpisah?aku yakin ada jalan lain selain kita putus Danicta''kata pemuda itu lagi. 

''tapi ini semua terlalu berat dan rumit Ngga,terima aja keputussan aku ini dan jangan bilang kalau aku mutussin kamu sepihak,itu bakalan bikin aku sedih''ucap gadis yang dipanggil Danicta itu sedih dan matanya mulai berkaca kaca. 

''tapi aku nggak bisa tanpa kamu,aku bukan siapa siapa tanpa kamu''kata pemuda itu sekali lagi. 

''maaf tapi ini adalah jalan terbaik buat kita Rangga,maaf''ucap Danicta lagi kemudian berjalan melewati pemuda itu yang tak lain adalah Rangga kemudian meninggalkannya sendiri bertemankan sinar senja sang mentari. 

''Danicta,aku nggak bisa kalau harus seperti ini,jangan siksa aku Dan''teriak Rangga sambil berbalik melihat Danicta yang berjalan meninggalkannya. 

Danicta menghentikan langkahnya sejenak dan buliran buliran bening menetes dikedua matanya membasahi pipinya. 

''jangan tinggallin aku,aku nggak bisa tanpa kamu,tolong jangan tinggallin aku,please''lanjut Rangga dengan penuh linangan air mata. 

Danicta terisak namun ia benar benar harus meninggalkan Rangga sekarang meskipun didalam hatinya terasa berat karena dia begitu mencintai kekasihnya itu. 

'Maaf Rangga aku harus pergi,aku yakin ini jalan terbaik,aku nggak mau buat kamu lebih terluka setelah ini,Maaf'ucap Danicta didalam hatinya kemudian melanjutkan perjalanannya. 

''Danicta''teriak Rangga lagi begitu melihat Danicta yang kian jauh meninggalkannya. 


#Skiiiiiiipppp 

Keesokan paginya disekolah .. 
Rangga mendapati Danicta tengah diantar oleh seorang pemuda bermata sipit dan jangkung hingga didepan pintu gerbang sekolah. 

Baru saja Rangga memarkirkan motornya ia sudah mendapati Mantan Kekasihnya itu keluar dari mobil sport pemuda disisi kanan Danicta. 

Pemuda itu berseragam sekolah berbeda darinya maupun Danicta,mungkin seragam kejuruan atau memang sekolah pemuda itu menganjurkan memakai seragam bukan putih abu abu. 

''Makasih yah Chy udah mau nganterrin gue ke sekolah,gue enggak tau musti minta tolong siapa lagi selain elo''ucap Danicta sambil tersenyum manis kearah pemuda disisi kanannya itu. 

''iya sama sama''jawab pemuda itu sambil balas tersenyum kearah Danicta. 

Rangga yang melihat itu kian hancur perasaannya.Ternyata alasan Danicta memutuskannya adalah karena Danicta lebih memilih pemuda bermata sipit itu daripada dirinya. 

''pulang sekolah nanti aku jemput kamu lagi yah sekalian nanti kita ketemu sama Papa aku''ucap pemuda itu lagi pelan. 

''iya,makasih yah maaf udah ngerepottin kamu''kata Danicta sambil sedikit tak enak terhadap pemuda dihadapannya itu. 

''nggak perlu ngerasa nggak enak,kita kan udah lama kenal''jawab pemuda itu sambil mengusap rambut Danicta pelan dan tersenyum manis. 

'Mesra banget mereka,jadi karena cowok itu kamu mutussin aku Dan? Lihat aja apa yang bakalan aku lakuin ke cowok itu'batin Rangga sambil mengepalkan kedua tangannya kuat kuat lalu berjalan menghampiri keduanya. 

''yaudah aku berangkat ke sekolah aku dulu yah,kamu jaga diri kamu baik baik,inget nasehat yang Papa aku bilang''kata pemuda itu lagi. 

''iya''jawab Danicta menganguk pelan. 

Rangga pun sampai dihadapan keduanya kemudian Rangga pun berucap : 

''jadi karena cowok ini kamu mutussin aku? Iya''ucap Rangga emosi sambil menunjuk pemuda jangkung disisi kanan Danicta. 

Danicta dan pemuda disisi kanannya itu pun kaget karena tiba tiba saja Rangga datang menghampirinya. 

''Rangga''ucap Danicta syock. 

''begini yah balasan atas cinta tulus aku sama kamu,iya! Kamu mutussin aku cuman buat cowok ini''bentak Rangga keras keras. 

''ehh jaga yah omongan loe,Sopan dikit sama cewek,bisa kan elo enggak ngebentak bentak cewek?hah?''sahut pemuda bermata sipit itu sambil berdiri dihadapan Danicta. 

Danicta yang mendengar bentakan Rangga sedikit syock baru kali ini Rangga marah dan sampai membentaknya seperti itu. 

''ehh,suka suka gue mau ngebentak dia atau enggak! Gue udah sakit hati sama dia,dan elo.. Elo emang cowok pengecut karena bisa ngerebut cewek orang''ucap Rangga mendorong pundak kiri pemuda bermata sipit itu. 

''elo kalo ngomong dijaga ya''ketu pemuda itu sambil balas mendorong pundak kanan Rangga. 

''banyak bac*t lu''ketus Rangga sambil meninju pipi kiri pemuda bermata sipit itu. 

'bug' 

''arghh''pekik pemuda bemata sipit itu tersungkur ke kanan. 

''Pchyy''teriak Danicta menghampiri Pemuda bermata sipit nan bertubuh jangkung itu yang terjatuh ke jalanan aspal akibat tinjuan Rangga. 

''m*mpus loe''ketus Rangga lagi. 

''br*nks*k''ucap Pchy sambil bangkit berdiri dan balas meninju rahang Rangga kuat kuat. 

'duagh' 

''arghhh''Rangga pun jatuh tersungkur ke aspal seperti Pchy tadi. 

''Pchy udah''ucap Danicta sambil bangkit berdiri. 

''ayo bangun loe kalo emang elo masih mau berantem sama gue,ayo''tantang Pchy. 

''kurang ajar''Rangga bangkit kembali dan akhirnya keduanya pun berkelahi didepan pintu gerbang sekolah. 

Berkali kali Rangga meninju dan memukuli Pchy begitu pun Pchy berkali kali membalas tinjuan dan pukulan Rangga sampai pada akhirnya wajah keduanya penuh dengan luka memar dan darah keluar dari sudut bibir,hidung dan pelipisnya. 

'Brakkkk' 

Pchy mendorong tubuh Rangga yang penuh luka memar dan baju seragamnya disana sini penuh robekan dan kotor terkena debu jalanan aspal. 

'drap' 

''arghhh''pekik Rangga begitu ia jatuh terlentang dijalanan dan Pchy menginjak dada Rangga kuat kuat. 

Nafas Rangga terasa sesak dan paru parunya terasa pecah. 

''gue peringattin sama elo bicara yang sopan sama cewek terlebih sama Danicta''ucap Pchy menekan kuat kuat injakkan kakinya pada dada Rangga. 

''b*ngs*t''umpat Rangga untuk kesekian kali. 

''Pchy cukup''kata Danicta menarik tangan kanan Pchy namun Pchy mengelak cepat. 

''cowok kaya gini tuh musti dikasih pelajaran,dia udah ngebentak bentak kamu Dan''elak Pchy masih menginjakkan kakinya didada Rangga. 

''iya aku tau dia udah ngebentak aku tapi udahlah Pchy,udah..''kata Danicta lagi. 

''enggak''keukeh Pchy. 

''Pchy aku bilang udah ya udah,alihhin kaki kamu''teriak Danicta sedikit marah. 

''enggak''elak Pchy lagi. 

''Pchy''teriak Danicta lagi. 

Pchy menoleh kearah Danicta.Butiran bening kembali menetes dikedua mata Danicta. 

''Danicta''panggil Pchy pelan. 

''jangan injek dia lagi,alihin kaki kamu''ulang Danicta. 

Pchy pun mengalihkan kakinya dan tak lagi menginjak dada Rangga. 

Rangga tercekat kesakitan dan bangkit duduk menekan dadanya yang terasa sakit dan ngilu itu akibat tendangan dan injakkan Pchy. 

''aku nggak suka ngelihat kamu kaya tadi,kamu berlebihan''ucap Danicta pada Pchy. 

Pchy diam dan menatap Danicta dalam dalam. 

''sekarang kamu pulang aja,kamu nggak usah ke sekolah,nggak mungkin kamu ke sekolah dengan baju dan wajah seperti itu''lanjut Danicta sambil menangis. 

Pchy menundukkan kepalanya dalam dalam dan tiba tiba saja .. 

'brugggg' 

Pchy memeluk Danicta erat erat didepan Rangga. 

''aku cuman enggak mau kamu dibentak bentak dan disakitin sama orang,aku nggak mau Dan,cukup sekali kamu disakitin sama mantan kekasih kamu''ucap Pchy pelan. 

''Pchy''panggil Danicta pelan begitu melihat disekelilingnya banyak menonton mereka bertiga yang berada didepan pintu gerbang sekolah. 

Terlebih lagi beberapa pengendara motor,mobil dan sepeda yang kebetulan melewati depan sekolah mereka ikut ikuttan berhenti melihat perkelahian itu dan kini mereka bertiga seperti didalam sinetron namun itu kenyataan. 

''aku nggak rela''lanjut Pchy masa bodoh dengan keadaan sekitarnya. 

Rangga bangkit bediri dengan tertatih,diusapnya darah yang keluar dari sudut bibirnya dengan punggung tangannya. 

''ohh jadi kamu ngerasa mantan kekasih kamu nyakittin kamu? Bukankah sebaliknya mantan kekasihmu benar benar mencintai kamu dan memohon kamu kembali sama dia? Kamu tau kamulah yang melukai mantan kekasihmu kamu yang menyakitinya''ucap Rangga menatap Danicta tajam. 

Pchy melepas pelukannya dan berbalik menatap Rangga. 

''maksud loe apa ngomong kaya gitu?hah ''ketus Pchy pada Rangga. 

Rangga tersenyum sinis. 

''cewek elo yang udah nyakittin mantan kekasihnya bukan mantan kekasihnya yang nyakitin dia,dia sendiri yang minta putus,dia mutussin mantan kekasihnya itu karena cowok kaya elo''ucap Rangga sinis pada Pchy. 

Pchy syock kemudian menoleh kebelakang kearah Danicta. 

Danicta diam dan menundukkan kepalanya,Danicta terisak. 

''makanya sebelum elo berfikir yang negatif tentang mantan kekasih cewek elo itu,elo tanya dulu sama cewek elo bener dia yang terluka atau dia yang ngelukain mantan kekasih dia''ucap Rangga kembali tersenyum sinis lalu pergi meninggalkan keduanya menuju parkiran motor siswa dan kembali menaiki motor sport biru tuanya dan meninggalkan arena sekolah. 

Pchy menatap kepergian Rangga kemudian beralih melihat kearah Danicta yang menangis terisak-isak. 

#Skiiiippp 

Selama diperjalan Rangga terus meruntukki kejadian tadinya.Hatinya benar benar sakit,hatinya benar benar hancur kini yang ada hanya kepingan kepingan luka yang ia rasa. 

''aku enggak pernah nyangka kalo kamu mutussin aku karena cowok itu Dan,aku enggak nyangka''ucap Rangga sambil mengendarai motornya kian kencang. 

Tanpa sadar Rangga menangis mengingat Danicta yang begitu ia cintai tega menyakiti perasaan dan cintanya sampai seperti ini. 

''kurang apas sih aku sama kamu Dan?kurang apa aku?aku selalu setia sama kamu tapi kamu..demi cowok itu kamu ninggallin aku..kamu keterlaluan..aku benar benar muak dan benci sama kamu sekarang..aku membencimu Danicta..aku membencimu''teriak Rangga menaikkan kecepatan laju motornya. 

''AKU MEMBENCIMU DANICTA AKU MEMBENCIMU SUNGGUH MEMBENCIMU'' 


#sKipppp 

Sore Harinya .. 

Danicta tengah duduk ditaman sebuah rumah sakit,disisinya duduklah Pchy dengan wajah penuh perban diluka lukanya. 

''aku enggak tau musti ngomong apalagi sama kamu Pchy''ucap Danicta membuka suara. 

''maaf''ucap Pchy pelan dan menundukkan kepalanya. 

''aku cuman bisa bilang aku kecewa sama sikap kamu tadi pagi didepan sekolah''lanjut Danicta dengan perasaan kecewa. 

Hening sejenak .. 

Agak lama keduanya terdiam setelah itu .. 

''apa cowok yang aku pukullin tadi itu mantan kekasih kamu?''tanya Pchy memberanikan diri. 

Danicta terdiam,kemudian menangis kembali..entah apa yang sedang difikirkannya sampai sampai ia menangis lagi. 

''Dan''Pchy menyentuh pundak kiri Danicta. 

''aku enggak apa apa Pchy''ucap Danicta segera. 

''jadi bener cowok tadi itu mantan kekasih kamu? Maaf''ucap Pchy menyesal. 

''kamu nggak perlu minta maaf,udahlah lupain aja''kata Danicta pelan. 

Keduanya kembali terdiam lagi sejenak .. 

''tapi cowok tadi sempet bilang,kamu mutussin dia demi aku,apa maksudnya?''tanya Pchy lagi sambil menatap Danicta. 

Danicta menoleh kearah Pchy sebentar lalu kembali menatap lurus kedepan. 

''apa maksudnya Dan?''tanya Pchy lagi. 

''itu .. Aku emang mutussin dia kemarin sore''jawab Danicta dengan mata berkaca kaca. 

''kamu mutussin dia ? Kenapa ? Emangnya dia ada salah sama kamu?''tanya Pchy lagi. 

Danicta menggeleng pelan. 

''lalu ?''ulang Pchy lagi. 

''aku cuman enggak mau dia terluka lebih dalam setelah ini Chy''jawab Danicta sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis kembali. 

''terluka gimana? Aku enggak ngerti maksud ucapan kamu itu''kata Pchy tak habis fikir. 

''karena penyakit aku ini,aku nggak yakin aku bisa sembuh.. Kamu tau aku enggak mau Rangga tau kalau aku sakit,makanya lebih baik aku putussin dia sekarang selagi aku masih hidup,aku enggak mau dia tau penyakit aku dan kalau dia tau penyakit aku yang sebenarnya aku yaki dia pasti bakalan sakit dan terluka,aku enggak mau itu terjadi,jadi aku lebih memilih mengakhiri semuanya daripada melukai perasaannya Pchy''jelas Danicta sambil menangis terisak isak. 

''tapi sekarang dia berfikir kalau kamu mutussin dia karena aku Dan''kata Pchy menatap sedih Danicta. 

''biarrin aja dia berfikir seperti itu,itu lebih baik buat dia daripada dia tau apa yang sebenarnya terjadi sama aku''jawab Danicta disela tangisannya. 

''tapi Dan..''kata Pchy hendak berucap namun dia mengurungkannya. 

''aku nggak mau Rangga terluka,aku sayang sama dia..aku yakin ini yang terbaik buat dia Pchy,udahlah jangan bahas lagi''kata Danicta kembali terisak. 

Pchy pun merengkuh bahu kanan Danicta kemudian memeluknya erat. 

'gimana bisa aku yang sahabat kamu sejak kecil kamu akui sebagai kekasih Dan ? Walaupun sejujurnya aku memang mencintaimu tapi aku nggak mau kalau kamu tau aku mencintaimu,itu terlalu menyakitkan kalau sampai kamu mengetahuinya dan merusak pesahabatan kita'batin Pchy begitu memeluk erat Danicta. 

#Skiiiippp 

Beberapa Minggu kemudian .. 

''Rangga''panggil Danicta begitu mendapati Rangga duduk dipinggiran lapangan basket dan mengenakan seragam Basketnya. 

Rangga menoleh kearah Danicta,kemudian segera bangkit berdiri dan hendak berjalan meninggalkan Danicta. 

''Ngga tunggu,ada yang mau aku omongin sama kamu''kata Danicta lagi. 

Rangga berhenti berjalan namun ia tak berbicara apapun. 

''aku..aku minta maaf karena aku punya banyak salah sama kamu,maaffin aku''ucap Danicta dengan mata berkaca kaca. 

Rangga masih berdiri membelakangi Danicta dan sesekali dipejamkannya kedua matanya. 

''aku tau aku punya banyak salah sama kamu selama kita pacaran,aku tau itu Ngga,jadi aku mohon maaffin semua kesalahan aku baik yang aku sengaja ataupun yang nggak aku sengaja,maaf''lanjut Danicta lagi. 

Rangga mengepalkan kedua tangannya erat erat kemudian berbalik kebelakang menatap kearah Danicta dengan tatapan kebenciannya. 

''jangan harap aku bakalan maaffin kamu setelah apa yang kamu lakuin ke aku Danicta,jangan harap! Sampai matipun aku nggak akan pernah maaffin kamu,ingat itu! Hati aku terlalu sakit karena kamu, sekarang aku bener bener muak dan benci sama kamu,jadi jangan harap aku mau maaffin kamu,inget itu!''ucap Rangga ketus,tatapannya menyala nyala menandakan kebenciannya kepada Danicta. 

Seketika itu juga air mata Danicta runtuh dan berjatuhan dikedua pipinya. 

Danicta tersenyum getir kemudian dengan suara bergetar ia berbicara pelan : 

''sebegitu bencikah kamu sama aku Ngga? Sampai sampai kamu nggak mau maffin aku?''tanya Danicta pelan. 

''iya,aku bener bener benci sama kamu dan sampai kapanpun aku nggak akan penah maaffin kamu''jawab Rangga ketus. 

Danicta menganguk pelan,sambil masih tersenyum getir dan penuh linangan air mata dikuatkannya hatinya untuk berkata kata. 

''baik kalau memang kamu nggak mau maaffin aku,aku tau kamu bener bener benci banget sama aku sekarang''ucap Danicta sambil tersenyum getir. 

''ya emang itu bener,sekarang aku benci banget sama kamu Danicta''ketus Rangga. 

Sekali lagi Danicta menganguk pelan. 

''mungkin ini yang terakhir kalinya aku minta maaf sama kamu,tapi kalau memang kamu nggak mau maaffin aku,enggak apa apa aku terima itu mungkin memang kesalahan aku terlalu besar dan banyak sama kamu,terimakasih''lanjut Danicta sambil menangis terisak isak. 

Mata Rangga pun kembali dibuat berkaca kaca setiap kali melihat ataupun bertemu mantan kekasihnya itu. 

Meskipun sejujurnya jauh dilubuk hatinya ia masih menyayangi dan mencintai kekasihnya itu. 

'kenapa aku masih sayang dan cinta sama kamu meskipun kamu udah nyakittin dan bikin hancur perasaan aku Dan? Kenapa? Kenapa begitu susah membencimu?' 

#Skiiiippp 

Sore harinya .. 

Danicta kembali duduk disebuah kursi taman di rumah sakit tempatnya hampir setiap sore duduk melepas beban hatinya. 

Kali ini duduk sendirian tanpa Pchy disisinya.Ditangan Danicta terdapat sebuah buku diary dan sebuah amplop berwarna biru muda bergambar Mickey Mouse. 

''Rangga aku harap setelah ngebaca Surat aku nanti kamu mau maaffin aku''ucap Danicta pelan kemudian ia pun mulai menulis dibuku Diary itu,kata demi kata ia rangkai untuk menceritakan keadaan yang sebenarnya dan alasan mengapa ia memutuskan Rangga seperti itu. 

Begitu selesai menulis surat,dilepasnya selembar kertas di lampiran Diary itu kemudian dilipatnya serapi mungkin lalu dimasukkannya kedalam amplop berwarna biru muda bergambar Mickey Mouse tadi. 

Danicta tersenyum kemudian ditulisnya diluar amplop itu namanya dan nama Rangga. 

'From : Danicta 

To : Rangga' 


Tak berapalama kemudian Pchy datang sambil membawa sebuah boneka dibalik punggungnya. 

''Danicta''panggil Pchy sambil tersenyum kearah Danicta. 

Danicta yang sadar kalau Pchy datang segera saja memasukkan amplop berisi surat itu kedalam buku Diary-Nya. 

''ehh Pchy''ucap Danicta sambil tersenyum kearah Pchy. 

''coba tebak apa yang aku bawa?''tanya Pchy masih sambil tersenyum. 

''emm.. Apa yahh?''kata Danicta sambil melihat kearah Pchy yang bertubuh jangkung itu dan melihat telinga berbentuk bulat berwarna hitam.Ia segera tau apa yang dibawa Pchy. 

''emm.. Pasti boneka Mickey Mouse''tebak Danicta sambil tersenyum lagi. 

''salah''kata Pchy cepat. 

''yahh..apa donk! Itu kan telinga..''ucap Danicta terhenti karena Pchy buru buru memperlihatkan boneka yang tadi dibalik punggungnya kepada Danicta. 

Mata Danicta membulat dan berbinar begitu melihat boneka itu. 

''ini..''kata Danicta kagum. 

''iya,bukannya kamu pengen beli boneka ini kemarin?''kata Pchy sambil duduk disisi kanan Danicta kembali. 

''Mickey sama Mini Mouse''ucap Danicta senang. 

''kamu suka kan,nich buat kamu''kata Pchy menyerahkan boneka Mickey Mini Mouse itu kepada Danicta. 

''buat aku?''Tanya Danicta tak percaya. 

''iya,buat kamu''jawab Pchy menganguk pelan. 

''makasih yah Chy,kamu emang sahabat terbaik aku''ucap Danicta begitu menerima boneka Mockey Mini Mouse itu dan memeluknya. 

''sama sama''jawab Pchy sambil mengusap lembut rambut panjang Danicta. 

'iya sebaiknya memang begitu,aku menjadi sahabat terbaikmu saja bukan kekasih'batin Pchy. 

''Pchy''panggil Danicta pelan. 

''iya''sahut Pchy. 

''kamu abis darimana?kog baru kelihatan?''tanya Danicta pelan. 

''abis dari rumah temen tadi ada sedikit acara,kenapa?lama yah nunggunya?maaf''ucap Pchy pelan. 

Danicta tersenyum. 

''Udahlah enggak apa apa kog''jawab Danicta pelan kemudian menatapi boneka Mickey Mini Mouse itu. 

''Ohh iya soal mantan kekasih kamu itu''ucap Pchy pelan. 

Danicta menautkan alisnya dan melihat kearah Pchy. 

''kenapa lagi? Kan aku udah bilang jangan dibahas''ucap Danicta pelan,perasaannya menjadi sedih kembali setiap disinggung tentang mantan kekasihnya Rangga. 

''apa nggak sebaiknya dia tau keadaan kamu yang sebenernya,aku enggak mau Dan disangkain jadi orang ketiga didalam hubungan kamu sama dia''kata Pchy pelan. 

''udahlah Chy,jangan bahas itu lagi''kata Danicta sedih. 

''aku tau kamu masih sayang dan cinta sama dia,dia juga begitu kan Dan,ayolah kamu bilang aja sejujurnya sama dia,aku yakin dia nggak akan terluka dan dia bakalan terima apapun yang terjadi sama kamu,aku yakin dia bisa terima walaupun dia tau kamu sakit''lanjut Pchy lagi. 

''Pchy aku mohon jangan bahas itu lagi''kata Danicta berkaca kaca. 

''tapi aku nggak mau ngelihat kamu terus terussan sedih setiap hari karena masih mikirin mantan kekasih kamu itu''kata Pchy lagi. 

''stop Chy,kamu tau kan kalau aku tuh nggak akan pernah sembuh,sebentar lagi aku mati Chy,kamu tau sendiri kan apa yang Papa kamu bilang sama aku kemarin,kamu denger sendiri kan?kamu denger''ucap Danicta meninggi kemudian air matanya menetes kembali dikedua pipinya. 

''tapi Dan..''kata Pchy hendak bersuara namun Danicta memotong. 

''udahlah,aku tau kamu peduli sama aku tapi untuk yang satu itu jangan pernah kamu campurri,biarrin aku dan Rangga yang nyelesein''potong Danicta. 

''nggak bisa gitu,aku yakin kamu bisa sembuh Dan,aku yakin..Papa aku juga pernah bilang kan kalau kamu ngedapettin Donorran jantung dan kamu dioperasi kamu bakalan sembuh''elak Pchy bangkit berdiri. 

Danicta menatap Pchy tak mengerti,air matanya masih jatuh menetes dikedua pipinya. 

''siapa yang bakalan ngedonorrin jantungnya buat aku? Nggak ada Pchy,kamu juga tau kalau stock jantung dirumah sakit selalu kosong dan kalaupun ada belum tentu pas dengan ukuran jantung aku''ucap Danicta disela tangisannya. 

''aku enggak peduli,aku yakin ada diantara pendonor yang ukuran jantungnya sama dengan ukuran jantung kamu,aku percaya itu,dan Rangga,mantan kekasih kamu,kamu harus tau ini semua,harus''ucap Pchy serius. 

''apa kamu bilang,kamu bilang Rangga harus tau ini semua?enggak Rangga tetap nggak boleh tau ini semua,enggak boleh''ucap Danicta lagi. 

''aku yakin kamu pasti sembuh dan kamu bakalan tetep hidup,aku yakin,sekarang aku harus nemuin Rangga dan bilang semuanya sama dia kalau kamu mutussin dia bukan karena aku tapi karena kamu sakit''ucap Pchy sambil berbalik hendak pergi memberitahu Rangga. 

''Pchy,jangan''teriak Danicta sambil bangkit berdiri namun tiba tiba saja dadanya terasa sakit dan ngilu tak tertahankan. 

Setelah itu Danicta pun jatuh tak sadarkan diri. 

'brug' 

Pchy menoleh begitu mendengar suara orang yang terjatuh. 

''Danicta''teriaknya begitu melihat Danicta sudah terjatuh ke rerumputtan. 

Dihampirinya tubuh Danicta dan dipeluknya erat. 

''DANICTAAAAAAA'' 

#Skiiiiipppp 

'ting...tung...ting...tung...' 

'ceklek' 

Rangga membuka pintu rumahnya begitu mendengar suara bell rumahnya berbunyi. 

''elo''ucap Rangga begitu melihat pemuda yang pernah berkelahi dengannya berdiri didepan pintu rumahnya dengan wajah kusut. 

''ngapain elo ke rumah gue? Puas loe udah rebut cewek gue''ketus Rangga. 

''Ngga,gue harep elo mau ikut gue sekarang,please''ucap Pchy tiba tiba memohon mohon dihadapan Rangga. 

Rangga tersenyum sinis. 

''perlu apa gue menuhin permohonan elo itu,pengecut''ketus Rangga kembali. 

''terserah elo mau bilang gue pengecut atau apapun asalkan elo bersedia ikut gue ke suatu tempat''balas Pchy pelan suaranya bergetar. 

Rangga yang mendengar ada bergetar itu segera menatap tajam Pchy. 

''gue mohon,please''mohon Pchy lagi. 

''siapa yang sudi dengan permohonan elo itu,pengecut''ketus Rangga mengabaikan nada bergetar Pchy tadi.

''ini tentang Danicta jadi gue mohon,ikutlah sama gue,gue mohon sama elo Ngga''mohon Pchy lagi. 

Rangga kembali tersenyum sinis. 

''ngapain gue ngurussin cewek kaya Danicta,nggak penting banget! Urus aja sendiri cewek elo itu''ketus Rangga. 

''sekali lagi gue mohon,ikutlah sama gue,Danicta butuh elo,please''ucap Pchy dengan mata berkaca kaca. 

''gue enggak peduli sama tuh cewek,dia bukan siapa siapa gue jadi masa bodoh apapun yang terjadi sama dia,jadi elo urus aja sendiri cewek elo sana''ucap Rangga sambil menutup pintu keras keras. 

'jretttt' 

''Ngga,Danicta sakit..sekarang dia koma dirumah sakit..gue tau dia butuh elo sekarang Ngga..dia nungguin elo ngemaaffin dia..gue sahabatnya dari kecil..gue bukan cowoknya..dia mutussin elo bukan karena gue tapi karena dia nggak mau elo terluka setelah tau kalau dia sakit..please!dateng kerumah sakit..temuin Danicta..dia butuh elo''teriak Pchy begitu pintu ditutup keras oleh Rangga. 

Rangga yang masih berdiri dibalik pintu begitu syock mendengar ucapan Pchy didepan pintu rumahnya. 

''Danicta Sakit''ucap Rangga dengan perasaan khawatir. 

''sekali lagi gue mohon temuin Danicta''lanjut Pchy berteriak sekali lagi. 

Segera saja Rangga membuka kembali pintu Rumah. 

''bener apa yang loe bilang??''tanya Rangga cepat. 

''ikut gue''kata Pchy menarik lengan kanan Rangga dan membawanya masuk kedalam mobil sport merahnya. 

#Skiiipppp 

'nit...nittt....nittttt...nittttt...' 

Selang Oksigen dan berpuluh puluh kabel terpasang dihampir seluruh badan Danicta yang berada diruang ICU itu.Disisi kanannya terdapat sebuah alat penghitung detak jantung. 

''Pa,Danicta Pa''tangis Mama Danicta sambil memeluk suaminya. 

''sabar Ma,Papa yakin Tuhan sudah merencanakan yang terbaik buat Danicta,yah''kata Papa Danicta sambil memeluk istrinya. 

Tak berapalama kemudian Pchy pun datang bersama Rangga. 

''Om,Tante,Pchy bawa temen Danicta kesini,jadi Pchy minta ijinnin teman Danicta menjenguk Danicta''kata Pchy pada Papa dan Mama Danicta. 

Papa Danicta melihat kearah Rangga yang nampak syock,cemas dan gugup diluar pintu ICU itu. 

''iya,baiklah''kata Papa Danicta sambil menuntun Mama Danicta keluar ruang ICU. 

Papa Danicta yang mengerti siapa Rangga segera saja mempersilahkannya masuk. 

''Silahkan masuk kalau kamu mau menjenguk Danicta''ucap Papa Danicta begitu sampai didepan Rangga. 

''terimakasih Om''ucap Rangga gugup lalu segera memasuki ruang ICU itu. 

Sesampainya didalam Rangga kian syock bergitu melihat keadaan Danicta yang seperti itu.Terbaring dengan banyak peralatan medis disisi kiri kanan dan juga puluhan kabel terpasang hampir diseluruh badannnya. 

Air mata Rangga runtuh begitu saja saat melihat Danicta tengah memejamkan kedua matanya rapat rapat,alat penghitung detak jantung pun terdengar keras olehnya. 

''Danicta''ucap Rangga bergetar lalu tangisannya pun tak dapat lagi ditahannya. 

''Ngga,elo harus kuat..percayalah kalau Danicta bisa sembuh''ucap Pchy memberi semangat pada Rangga,yang padahal dia sendiri begitu terpukul dan sakit saat ini. 

Rangga mengusap rambut Danicta kemudian berbisik kepada Danicta. 

''Dan,ini aku..Rangga.. Buka mata kamu,aku ada disini buat kamu''bisik Rangga dan air matanya pun jatuh menetes tepat di kening Danicta dan mengalir jatuh melewati kiri kanan mata Danicta yang terpejam itu. 

''please buka mata kamu demi aku Dan,please''bisik Rangga lagi. 

Pchy nampak berkaca kaca,dan setiap kali air matanya hendak jatuh dengan segera diusapnya air mata itu dengan lengannya. 

''buka mata kamu buat aku Dan,please''bisik Rangga sekali lagi. 

Dan mukjizat Tuhan pun tiba,perlahan Danicta membuka matanya dan melihat kearah Rangga. 

''Danicta,kamu bangun''ucap Rangga begitu Danicta membuka matanya perlahan. 

''Ma..Ma..Pa..Pa..''ucap Danicta terputus putus. 

''sebentar''ucap Pchy begitu Danicta menyebut Mama dan Papa,Pchy segera keluar ruang ICU dan memanggil kedua orang tua Danicta. 

Beberapa saat kemudian Papa dan Mama Danicta sudah berada didalam ruang ICU itu dan berdiri disisi kiri kanannya. 

''Pa..Pa..Ma..Ma..''panggil Danicta lagi. 

''iya sayang,Mama sama Papa ada disini,ada apa?kamu mau apa?hem?bilang sama Mama''tanya Mama Danicta sambil menangis dan menggenggam tangan kanan Danicta. 

Danicta menggelengkan kepalanya pelan. 

''kamu butuh apa sayang?bilang sama Mama dan Papa''sambung Papa Danicta disisi kirinya. 

''Ma..af''ucap Danicta tersendat sendat. 

''iya Mama sama Papa udah maaffin semua kesalahan kamu,Maaffin Mama sama Papa juga yah,kamu cepat sembuh''kata Mama Danicta sambil terus menangis. 

Danicta tersenyum kecil dan tetessan air mata berjatuhan dikedua pipinya. 

''Rangga''ucap Danicta sambil melihat kearah Rangga yang berdiri didekat Papanya. 

''iya Dan,aku disini,ada apa?''tanya Rangga berusaha menahan tangisnya namun tetap saja air matanya terjatuh. 

''Ma..affin..a..aku''ucap Danicta lagi tersendat sendat kembali. 

''iya aku udah maaffin kamu,aku udah tau semuanya dari Pchy,maaffin aku juga udah kasar sama kamu''ucap Rangga sambil menangis. 

Danicta menganguk pelan. 

''terimakasih''ucap Danicta lirih. 

''emm''Rangga menganguk pelan. 

''Pchy''panggil Danicta lagi memutar bola matanya. 

Pchy menghampiri Danicta dan berdiri disisi Mama Danicta. 

''maaf''ucap Danicta lagi. 

''maaffin aku juga Dan''balas Pchy sambil menyeka air matanya. 

''terima..kasih''ucap Danicta lagi. 

''iya''balas Pchy. 

Danicta melihat kearah Mamanya dan Papanya bergantian. 

''kenapa sayang?''tanya Papa Danicta pelan. 

''capek''jawab Danicta sambil sesak. 

''kamu capek,kamu istirahat yah''kata Mama Danicta. 

Danicta menganguk pelan. 

Lalu Danicta melihat kearah Rangga yang masih menangis terisak isak itu. 

Kemudian beralih melihat kearah Pchy yang juga menangis penuh isakkan. 

Danicta sedikit memejamkan matanya,ia bingung bagaimana menyuruh mereka semua berhenti menangis. 

''sayang''panggil Mama Danicta kaget melihat Danicta sedikit memejamkan kedua matanya. 

Danicta kembali membuka matanya dan berusaha untuk berkata kata walau terputus putus. 

''ja..ngan..me..na..ngis..Da..nicta..gak..a..pa..a..apa''ucap Danicta terputus putus. 

''kita enggak nangis kog sayang,kita terharu karena kamu udah siuman dan sekarang kamu harus sembuh biar kita enggak khawatir lagi yah''kata Mama Danicta pelan. 

Danicta hanya diam dan menatap Mama,Papa,Rangga dan Pchy bergantian.Tatapan matanya kian sayu dan lemah. 

''Sayang''panggil Mama Danicta lagi begitu melihat Tatapan Danicta yang semakin sayu. 

''Pa,Danicta''kata Mama Danicta pada Papa Danicta. 

''sayang kenapa?''tanya Papa Danicta lagi. 

''capek''jawab Danicta lagi. 

Papa Danicta segera mengerti maksud dari jawaban Danicta. 

Dengan berat Papa Danicta berkata : 

''kamu capek?''tanya Papa Danicta sambil meneteskan lagi air matanya. 

Danicta menganguk lemah. 

''kalau kamu capek..Papa,Mama,dan semuanya sudah ikhlas kalau kamu pergi sayang''ucap Papa Danicta dengan berat hati. 

Mama Danicta menjerit histeris. 

''Papa bicara apa enggak boleh''teriak Mama Danicta histeris. 

''Tante''Pchy segera menenangkan Mama Danicta. 

Rangga mengusap wajahnya sambil menahan perasaannya setelah mendengar ucapan Papa Danicta. 

''kita sudah ikhlas kalau kamu mau pergi,kita sudah ikhlas sayang''ulang Papa Danicta lagi. 

Dan.. 

Danicta pun memejamkan kedua matanya untuk selamanya. 

'Nittttttttttttttttttttttttttttttt' 

''DANICTAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA'' 


#sKipppppp 

Dipemakaman itu duduklah seorang pemuda dengan pakaian serba hitamnya.Dikepalanya terpasang sebuah peci berwarna senada dengan pakaian yang dipakainya. 

''aku nggak nyangkan kamu pergi secepet ini Dan,maaffin aku yang belum bisa ngebahagiain kamu,maaf''ucap pemuda itu yang tak lain adalah Rangga. 

Kembali air matanya jatuh tertumpah dikedua pipinya. 

Beberapa saat kemudian datanglah seorang pemuda yang juga berpakaian serba hitam menghampiri Rangga. 

''udahlah Ikhlassin Danicta,dia udah tenang disana''ucap pemuda itu sambil berdiri disisi kiri Rangga yang tengah duduk dimakam Danicta. 

Rangga terisak dan mengusap air matanya dengan punggung tangannya. 

''gue tau elo kehilangan banget,sama seperti gue dan kedua orang tua Danicta,tapi kita harus belajar Ikhlas melepas kepergian Danicta,dia pasti sudah bahagia dan tenang disisi Tuhan''lanjut Pchy lagi dengan mata berkaca kaca. 

Rangga menundukkan kepalanya dan masih sediki terisak isak. 

''ini''kata Pchy lagi sambil menyodorkan sebuah amplop berwarna biru muda dan bergambar Mickey Mouse. 

Rangga mengangkat wajahnya dan melihat amplop yang tersodor padanya itu. 

''apa ini?''tanya Rangga begitu menerima amplop itu. 

''surat yang ditinggallin Danicta buat elo''jawab Pchy pelan. 

Setelah itu Pchy pun pergi meninggalkan Rangga dan makam Danicta dengan langkah gontai dan kembali air matanya jatuh tercucur. 

'Aku juga mencintaimu Dan,tapi Rangga lebih beruntung karena dia mendapat balasan perasaan dari kamu,sementara aku?aku hanya bisa merasakan rasa sayang sebagai sahabat saja darimu'batin Pchy sambil terus melangkahkan kakinya. 

Rangga membuka amplop itu dan mulai membaca surat dari Danicta itu. 


' To : Rangga 

Dear Rangga, 

Rangga maaf kalau aku udah bikin kamu kecewa sebelum ini.Maaf aku udah bikin kamu marah dan benci sama aku,aku nggak pernah bemaksud seperti itu sama kamu.Aku bener bener sayang dan cinta sama kamu tapi karena penyakitku ini aku menjadi sedih dan aku takut aku bakalan bikin kamu lebih sakit jika kamu tau penyakit aku.Jantung aku memang lemah sejak kecil makanya aku sering banget sakit sakittan.Kamu juga tau sendiri kan tiap jam Olahraga aku nggak pernah ikut.Ngga sejujurnya aku bilang kalau aku memutuskanmu bukanlah karena Pchy,cowok yang tempo hari berantem sama kamu,dia sahabat aku sejak kecil dan aku deket banget sama dia makanya aku jadiin dia alasan aku mutussin kamu walaupun sebenarnya aku mutussin kamu karena penyakitku ini.Aku takut kamu tau dan kamu bakalan sedih,makanya aku enggak mau bilang.Rangga aku masih cinta dan sayang sama kamu,dan selamanya akan begitu,aku harap kamu juga begitu.Hemm..tapi aku sadar begitu kamu membaca surat ini,aku udah nggak ada lagi disini aku udah pergi aku udah ada disisi Tuhan.Rangga sekali lagi aku minta maaf buat semua kesalahan aku dan terimakasih juga kalau kamu udah mau maaffin aku.Rangga terimakasih karena udah mau nemenin hari hari aku.Rangga terimakasih lagi.Rangga maaf terlalu banyak manggil Rangga Rangga terus dari tadi:).Dan Rangga kamu harus tau aku akan selalu mencintaimu meskipun aku sudah berada dialam yang berbeda dari kamu.Rangga I Love You..I Will Always Love You..Muach:* 


Danicta^v^V 





Rangga berlinangan air mata setelah membaca surat itu,dilipatnya surat itu dan dimasukkannya kembali kedalam amplop berwarna biru muda dan bergambar Mickey Mouse itu kemudian dikantonginya. 

''I Love You Too Danicta''lirih Rangga sambil mencium nisan yang bertuliskan nama Danicta itu. 

''segala bayangan kamu bakalan selalu hidup didalam kenangan dan hati aku,meskipun kamu udah nggak ada,kamu tetap hidup bagiku''lanjut Rangga sambil memejamkan kedua matanya. 

''I Will Always Love You Too Danicta''lirih Rangga lagi kemudian mengusap nisan itu pelan lalu bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan makam Danicta dengan seribu duka. 







Pelajaran yang bisa di petik : 

Kejujuran didalam sebuah hubungan sangatlah penting,karena tanpa adanya kejujuran didalam sebuah hubungan bisa menjadikan pasangan saling salah faham dan bahkan bisa membuat sebuah hubungan hancur.Jadi tetap jagalah kejujuran terhadap pasangan kalian,Karena cinta selalu membutuhkan kejujuran. '


-Danicta- 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar