Jumat, 05 September 2014

love you forever (cerpen owner ayu)

AUTHOR : AYU LESTARI MARBUN LB (OWNER)
TITLE : LOVE YOU FOREVER
CAST : -  AYU LESTARI MARBUN LB as AYU
-         DICKY M PRASETYA as DICKY
-         BISMA KARISMA as BISMA
-         RITA SEPTIANI as RITA
ENDING : SAD ENDING




Hope you like.


C
H
E
K

T
H
I
S

O
U
T


Hari ini adalah pertama aku masuk sekolah di THE CAROL SCHOOL, sekarang aku sudah kelas 10 AK2. Setelah aku sudah mengikuti MOP (MASA ORIENTASI PELAJAR) dan hari ini tahun pelajaran dimulai.
Aku melewati koridor sekolah, banyak siswa yang berhamburan di depan kelas. Aku belum mempunyai teman disini, dan aku berharap di kelas nanti aku menemukan teman yang baik dan berharap suasana kelas mengasyikan.
Langkahku terhenti di depan kelas yang tertulis di pintunya X AK2.

“akhirnya ketemu juga kelasnya.” Ujarku sendiri, dan aku mulai memasuki ke kelas yang menjadi kelasku.

Terlihat dibarisan ke dua dari pintu dan barisan bangku ketiga kosong. Aku menghampiri bangku itu dan aku duduk disitu, banyak anak-anak yang sudah mendapat teman sebangku, dan sepertinya hanya aku yang belum mempunyai teman sebangku. Rasanya aku malas sekali sekolah disini, andai aku sekolah di bandung mungkin sahabat smpku akan menjadi satu smk denganku, tapi papa memilih untuk tinggal di jakarta katanya suasana di bandung hanya membuat papa berlarut atas kepergian oma, bundanya papa. Akhirnya aku mama dan papa pindah ke jakarta.
Oh iya aku lupa mengenalkan namaku, aku Ayu Lestari Marbun Lb. Aku biasa dipanggil ayu.

Bunyi bel masuk yang bernada khas di sekolah ini, dan akupun belum menemukan teman sebangku. Tiba-tiba ada yang menepuk punggungku dari belakang. Aku menoleh ke arah orang itu.

“ada salam tuh dari dia, namanya BISMA.” Ucap laki-laki itu seraya menepuk pundak cowo yang dia sebut BISMA.

“apaan si lu.” Ucap bisma sambil bermain ponselnya.

Aku membalikkan badanku lagi, sangat tidak penting. Tapi cowo yang bernama bisma itu tampan juga, tapi mungkin terlalu cuek.

Seorang wanita separuh baya masuk ke kelas.

“pagi anak-anak.” Ucap bu guru itu.

“pagi buu,” ucap kami serempak.

“selamat datang di sekolah ini, perkenalkan nama ibu ROSITA TIARA. Ibu adalah guru b. Inggris yang juga wali kelas kalian.” Ujarnya ramah.

Tiba-tiba seorang cewe masuk ke kelas, dengan terengah-engah.

“misi bu, maaf saya terlambat.” Ucap cewe itu.

“kenapa kamu terlambat?” tanya bu rosita.

“kesiangan bu. Maaf bu, lain kali saya tidak akan seperti ini lagi.” Jawabnya.

“yasudah, sana kamu duduk.” Ucap bu rosita.

“baik bu.” Ucapnya.

Dia langsung melangkah ke arah bangkuku.

“hei gue duduk disini ya?” Ucapnya padaku.

“ok silahkan.” Jawabku.

“thank, kenalin nama gue RITA, nama lu?” tanyanya seraya menyodorkan tangannya.

“nama gue AYU.” Ucapku dan membalas ajakan salamannya.

“nice to meet you.” Ucap rita.

“me too.” Ucapku.

Satu persatu guru-guru masuk mengenalkan dirinya dan memberitahu mata pelajaran yang ia ajarkan. Sampai tidak terasa bel istirahat berbunyi.

“ke kantin yuk.” Ajak rita.

“yuk.” Ucapku.

Saat kami berdua berjalan berapa langkah. Ada yang menghalangi jalan kami.

“hei kenalan dongs?” ucap cowo itu yang ternyata duduk di belakangku tadi.

“ah elah lu dik, ganjen amat.” Ucap temannya yang tadi bernama bisma.

“ah lu bis. Gak asik.” Ucap cowo itu..

“misi ya. Kita mau lewat.” Ucap rita.

“eh tunggu, masa gak boleh sih kita kenalan? Gue pengen jadi temen kalian berdua.” Ujar cowo itu.

“ok. Nama gue rita.” Ucap rita.

“nama gue dicky. Oh iya nama lu siapa?” tanya cowo itu yang bernama dicky padaku.

“gue ayu.” Ucapku.

“bis kenalin nama lu.” Ucap dicky.

“gue bisma.” Ucap bisma.

“yaudah kita kantin bareng yuk.”ucap dicky.


Setelah perkenalan singkat itu, kami berempat menjadi berteman. Seiring berjalannya waktu kami menjadi tau satu sama lain.


* * * *

Sewaktu libur hari sabtu dicky datang ke rumahku, ya dia memang sering datang ke rumahku. Katanya dia bosan di rumah.

“yu gue pengen curhat nih, tapi lu jangan kasi tau siapa-siapa ya.” Ujar dicky.

“pasti dong.” Ucapku.

“gue kan suka sama rita, tapi dia kayanya gak respect sama gue.” Ujar dicky.

“udah tau gue kalo lu suka rita.” Ucapku.

“hah tau dari mana?” tanya dicky.

“keliatan ko dari sikap lu ke dia.” Jawabku.

“hebat lu bisa  tau.” Ucap dicky.

“iya dong.” Ucapku.

“gimana ya biar gue bisa dapetin dia?” tanya dicky.

“usaha aja, tar gue bantu comblangin ko. Tapi gue gak janji rita punya perasaan yang sama kaya lu.” Ujarku.

“ok deh. Lu juga suka ya sama bisma?” tanya dicky.

“ko tau?” aku balik bertanya.

“yaiyalah, gue perhatiin lu sering ngeliatain dia diem-diem. Dengan tatapan orang suka.” Jawab dicky.

“hehe. Tapi mana mungkin dia suka gue, sikapnya aja gitu lagi ke gue. Biarin aja deh, biar gue sendiri aja yang ngerasain perasaann ini.” Ujarku.

“gak juga kali. Si bisma mah dari smp emang kaya gitu. Gue juga bakal comblangin lu sama dia.” Ujar dicky.

“jadi saling comblangan nih kita?” tanyaku.

“yap bisa juga tuh.” Jawab dicky.

“ok deh.” Ucapku tersenyum.


* * * *


Setelah waktu hari itu aku dan dicky sepakat untuk menyombllangi satu sama lain, kami menjadi sering sekali mengobrol dan bercerita melalui telepon, sms maupun face to face.

aku menjalankan tugasku, begitupun dicky. Usahaku untuk membuat dicky dan rita jadian berhasil, tetapi tidak dicky dengan tugasnya,

“thank ya berkat lu gue jadian sama rita, tapi lu tenang aja gue bakal buat lu sama bisma jadian. Tenang aja sama gue.” Ujar dicky.

“gapapa kali dik. Kalo dia gak suka jangan dipaksa.” Ucapku sok tegar.

“udah lu tenang aja.” Ucap dicky.

Setelah percakapan ku dengan dicky, dicky menarik tanganku. Mengajakku ke kelas.

Di depan pintu kelas.

“samperin bisma, yu. Dari pada lu kesiksa perasaan gini. Mending lu nyatain aja. Mumpung sepi kelas, anak-anak pada istirahat ini.” Ujar dicky.

“gila lu? Gue cewe dik, gak mungkin gue yang mulai. Ide lu mah gak bener.” Ujarku kesal.

“eh emang ada undang-undang cewe gak boleh nyatain cinta? Gak ada kali. Lu pd dong, lu ungkapin aja, tapi jangan bilang lu mau jadi pacar gue gak? Itu malah kesannya lu terlalu ngarep. Inget Cuma ngungkapin.” Ujar dicky, kemudian mendorongku.

“ok ungkapin.” Ucapku.

Langkah demi langkah untuk sampai ke bangku bisma, terlihat dia sedang membaca komik.

“hai lagi ngapain?” tanyaku basa-basi. Sungguh jantungku mulai berdetak cepat.

“eh lu. Lagi baca komik nih. Ada apa?” jawab dan tanya bisma.

“gue mau ngomong sama lu.” Ucapku.

“ngmong aja.” Ucap  bisma yang masi membaca komiknya.

Sungguh aku kesal melihat bisma seperti itu, jelas-jelas aku ingin bicara padanya tapi dia tidak menghentikan membaca.

“mau ngomong apa?” tanya bisma seraya membuka halaman komik selanjutnya.

Aku tarik napas, benar kata dicky aku harus mengungkapkannya.

“gue sebenarnya suka sama lu.” Ucapku pelan.

Bisma langsung menghentikan membaca dan dia menatap ke arahku.

‘dia beneran serius?’ batin bisma.

“udah itu aja yang mau gue ungkapin, sori ganggu waktu lu.” Ucapku, kemudian aku berdiri.

“kenapa langsung pergi? Gak mau tau apa yang gue rasain juga?” tanya bisma.

“gue udah tau ko jawabannya.” Jawabku.

“apa?” tanya bisma.

“lu gak suka sama gue.” Jawabku.

“kata siapa? Gue juga suka ko sama lu.” Ucap bisma tersenyum.

“serius?” tanyaku senang.

“iya. Kamu mau kan jadi pacar aku?” jawab dan tanya bisma.

Aku tersenyum “iya.”

Yeah aku dan bisma sudah menjadi pasangan kekasih, dicky dan rita pun seperti itu.


* * * *


Sudah setengah tahun kami menjalani hubungan kami. Aku melewati bersama dengan bisma, tapi entah mengapa rasa cintaku padanya tidak sebesar dulu bahkan rasa itu tidak ada lagi. aku merasa dengan dicky aku lebih nyaman. Tapi tidak mungkin aku mengakui yang sebenarnya.

Di bangku taman sekolah, aku menyendiri. Memikirkan hubunganku dengan bisma, dan perasaanku pada dicky.

“sedang apa kamu disini?” tanya dicky tiba-tiba.

“menurutmu?” tanyaku.

“aku kan nanya sama kamu. Ko nanya balik sih.” Jawab dicky.

“aku disini hanya ingin duduk saja.” ujarku.

“aku putus dengan rita.” Ucap dicky tiba-tiba yang mengaggetkanku.

“mengapa? Apa yang terjadi?” tanyaku.

“kami berdua sudah tak ada kecocokan lagi. Dia bilang, aku kurang memerdulikannya, begitupun dia padaku. dari pada diteruskan lebih baik diakhiri.” Jawab dicky.

“mengapa mengiyakannya?” tanyaku.

“aku mencintai orang lain, dan sepertinya dia juga.” Jawab dicky.

“itu urusanmu saja.” ucapku.

“apa kamu tidak merasa jenuh bersama bisma?” tanya dicky.

“aku belum bisa menjawabnya.” Jawabku.

“mengapa?” tanya dicky.

“entahlah, aku masuk ke kelas duluan ya.” Ucapku kemudian pergi.

Aku memikirkan bagaimana aku bisa mengakhiri ini semua, apa bisma akan merima semuanya? Aku sangat lelah mempertahankan ini semua, aku ingin mengakhirinya.


Setelah pulang sekolah, aku mengajak bisma duduk di taman sekolah.

“untuk apa kamu ngajak aku kesini?” tanya bisma.

“ada yang ingin aku sampaikan” jawabku.

“apa itu?” tanya bisma.

“aku ingin kita menjalani hidup kita masing-masing.” Jawabku.

“maksudmu?” tanya bisma.

“ya aku ingin kita putus.” Jawabku.

“mengapa? Apa yang salah dariku?” tanya bisma.

“tidak ada, aku rasa aku tidak mencintaimu lagi.” Jawabku.

“mengapa mudah sekali kamu ucapkan itu padaku?” tanya bisma.

“aku tidak bisa menjalani ini semua, dengan kepura-puraan. Karna aku memang sudah tidak mencintaimu lagi.” Jawabku.

“kamu tega banget. Kamu jahat!” ucap bisma kemudian pergi.

Aku menangis, melihat bisma terluka. Aku tidak sanggup, dan mengapa ini semua terjadi. Aku berdiri terpaku. Apa yang harus kulakuan, dan mengapa aku harus mencintai dicky!

Tiba-tiba ada seseorang yang memelukku dari belakang.

“jangan menangis, aku tak sanggup melihatmu menangis.” Ujar dicky.

“apa maksudmu? Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku, kalo ada yang melihat mereka akan berpikir yang tidak-tidak.” Ujarku.

Dicky melepaskan pelukannya.
“aku mengikutimu sedari tadi.” Ucap dicky.

“untuk apa?” tanyaku.

“aku ingin tau apa yang kamu lakukan dengan bisma di taman ini.” Jawab dicky.

“kamu mendengar semuanya?” tanyaku.

“iya. Aku tidak ingin kamu menangis lagi, aku tidak ingin wanita yang kucinta menangis.” Jawab dicky.

“apa maksudmu?” tanyaku lagi.

“apa kata-kataku tidak jelas? Aku mencintaimu.” Ujar dicky.

Aku memeluk dicky, saat ini aku bahagia ternyata dicky mempunyai rasa yang sama denganku.

“apa kamu juga merasakan yang sama denganku?” tanya dicky.

“iya.” Jawabku yang masi dipelukannya.

“aku bahagia sekali.” Ucap dicky.

“yaudah kita pulang yuk.” Ajakku.

“ok deh.” Ucap dicky.

“sebentar dulu.” ucapku.

“ada apa lagi?” tanya dicky.

“janji padaku supaya hubungan ini jangan sampai ada yang tau termaksud bisma dan rita.” Jawabku.

“mengapa?” tanya dicky.

“sudah ikuti saja, nanti mereka akan tau sendiri.” Jawab dicky.

“baiklah.” Ucap dicky.


* * *


Semenjak aku putus dengan bisma, dia sudah tidak pernah lagi menegorku. Bahkan dia pernah keluar dari kelompokku karna dia tidak ingin satu kelompok denganku. Aku bisa memahami perasaanya, jadi aku akan mulai terbiasa. Dicky juga yang membantuku agar tidak terlalu memikiri bisma.

Aku menjalani hubunganku dengan dicky begitu indah, ya walaupun tak ada satu pun yang tau. Sudah setengah tahun lebih hampir tujuh bulan kami menjalani hubungan kami. Sampai saat ini juga kami membungkam atas hubungan kami.

Sekarang aku, dicky, bisma dan rita sudah naik ke kelas 11. namun saat ini rita tidak lagi sekelas denganku, tapi aku tetap sekelas dengan dicky dan bisma. Bahkan sampai saat ini bisma masi begitu dingin kepadaku.
Suatu ketika saat aku dan dicky sedang istirahat rita menghampiri kami. Dengan tatapan marah sangat terlihat dari matanya.

“PENGHIANAT!” ucapnya tiba-tiba.

“maksudnya ta? Kenapa lu?” tanyaku belaga tidak tau.

“gak usah pura-pura gak tau. Lu berdua pacaran kan?” jawab dan tanyanya.

“emmmm ak gitu.” Jawabku.

“udahlah ini emang udah saatnya kita jujur. Ya gue sama ayu udah jadian, hampir tujuh bulan.” Ujar dicky.

“oh bener-bener penghianat.” Ucap rita.

“ta gak gitu.” Ucapku.

“bukannya lu yang mutusin gue? Gue berhak jadian sama siapa aja.” Ujar dicky.

“eh dik, ok gue permasalahin hubungan lu dan gue berakhir. Gue Cuma gak suka kalian gak jujur sama gua, dan gue mutusin lu emang gue tau lu udah gak care sama gue. Dan lu yu, Cuma karna dicky lu mutusin bisma? Bener-bener jahat ya lu.” Ujar rita.

“ta, gue bisa jelasin.” Ucapku.

“gak usah, gue gak butuh penjelasan lu. Cukup tau aja gue. Sori ganggu! Permisi!” ujar rita kemudian pergi.

“rit, ritaa.” Ucapku mencoba menghalanginya, namun dicky lebih dulu menghalangiku.

“udah biarin aja. Percuma kamu kejar dia, dia lagi emosi gak mungkin mau dengerin kamu.” Ujar dicky.

“tapi dik..” ucapku.

“udahlah, ke kelas yuk.” Lanjut dicky.

Aku pun mengiyakan, hatiku sangat sakit melihat rita sahabatku marah seperti itu, apa yang harus kulakukan. Palaku seperti mau pecah.

Aku memaksakanku untuk ke kelas, diotakku penuh pertanyaan. Apa rita akan memberitau bisma? Bagaimana jika bisma tau? Sungguh aku tidak bisa membayangkan semua ini.

Sesampainya aku dan dicky di depan pintu kelas, tiba-tiba bisma memukul dicky sampai dicky terjatuh.

“udah cukupp! Apa-apaan sih lu bis?” ucapku kemudian menolong dicky untuk bangun.

“masi nanya? Lu naro otak lu dimana? Murahan tau gak sih lu!” ujar bisma begitu keras, sehingga membuat anak-anak yang lain berkerumuni kami.

“eh lu, lu gak usah gitu dong. Kalo lu mau mukul gue. Pukul aja sampe lu puas. Tapi jangan lu bilang dia kaya tadi. Harusnya lu ngaca! Lu tuh kaya gimana, sampe dia jatuh sama gue.” Ujar dicky.

“udah dik, ke kelas aja yuk. Biarin aja dia kaya gitu.” Ujarku kemudian menarik tangan dicky ke kelas.

“ngapain lu pada liatin?! Bubar lu semua!” ucap bisma.

“huuuuuuuuuuu.” Anak-anak lain menyoraki.


‘apa yang salah dari gue sampe kamu lebih milih dicky?’ ucap bisma dalam hati.



* * *


Selalu aku berpikir bagaimana menyelesaikan ini semua, hampir tiga bulan rita tidak menegorku. Jangankan menegorku, senyum yang sangat ramah dari bibir manisnya bahkan tidak pernah lagi kulihat. Selalu aku mencoba mendekati dan menjelaskannya. Sekalipun dia tidak pernah menggubrisku.
Dicky, aku melihat dia begitu menurunkan gengsinya untuk mendekati bisma mencoba menjelaskan, bahkan dicky menjadi kehilangan teman-teman lainnya yang ikut menjauhinya. Sering kali aku berpikir, apa ini harus berlanjut? Atau aku akhiri saja hubungan ini? Namun jika aku selesaikan, bagaimana dengan perjuangan dicky? Aku pun masi mencintainya.


Suatu hari aku melihat rita sedang, di perpustakaan. Aku menghampirinya, walaupun aku tau hasil akhirnya nanti.

“hai ta.” Sapaku.

Rita tak menjawab dan tetap membaca buku yang sedang ia baca.

“lu masi marah sama gue? Tolong jangan giniin gue, gue capek. Sekarang mau lu apa? Gue mutusin dicky, biar kita bisa sahabatan lagi? Ok gue bakal lakuin, kalo emang itu bisa ngerubah semuanya walaupun emang sakit.” Ujarku, yang tak terasa air mata ini jatuh. Baru pertama kali ini aku menangis dilihat rita. Karna memang aku sudah tidak kuat lagi.
Aku menunduk mencoba untuk membuat rita tidak melihat air mataku.
Tiba-tiba rita memelukku.

“gue mau ko maafin lu, maafin gue juga ya. Lu gak usah lakuin apapun.” Ujar rita.

“bener rit?” tanyaku antusias.

“tentu saja.” jawab rita.

“makasih banget rit. Gue sayang banget sama lu sebagai sahabat.” Ujarku.

“gue juga.” Ucap rita.

“yaudah gue ke kelas ya? Mau bareng?” tanyaku.

“gak usah, gue masi mau disini.” Jawab rita.

“yaudah.” Ucapku kemudian pergi.


Aku langsung menghampiri dicky memberitahu semuanya.

“sayang, aku punya kabar bagus lho.” Ucapku.

“apa tuh?” tanya dicky.

“rita udah maafin aku.” Jawabku.

“yang bener?” tanya dicky.

“iya bener.” Jawabku.

“maaf ya, aku belum bisa buat bisma maafin kita.” Ujar dicky.

“gapapa ko yangg.” Ucapku.


* * *


Setidaknya aku lebih baik karna rita sudah memaafkanku. Hari ini adalah anniversaryku dengan dicky yang ke 7 month. Aku mempunyai hadiah untuknya.


“sayang happy anniversary yaa.” Ucapku.

“iya sayangku.” Ucap dicky.

“nih buat kamu.” Ucapku seraya memberikan hadiah yang dibungkus kertas kado.

“apa ini?” tanya dicky.

“buka saja.” jawabku.

Dicky membuka hadiah dariku.

“keren yank jamnya.” Ucap dicky.

“iya.” Ucapku.

“aku juga punya hadiah buat kamu. Nih.” Ucap dicky seraya memberikan hadiahnya padaku.

Aku membukanya, aku mendapatkan sebuah saputangan yang ada tulisan Dicky and ayu forever.

“keren yank, makasih ya.” Ucapku.

“iya aku juga makasih.” Ucap dicky.

“iya.” Ucapku.

“yank, kalo suatu hari nanti aku udah gak ada di dunia ini kamu masi jadiin aku orang terindah selamanya di hati kamu, walaupun kamu gak bersama aku lagi?” tanya dicky.

“ih ko ngomongnya gitu sih?” tanyaku kembali.

“ya gapapa, aku pengen tau aja.” Jawab dicky.

“iya kamu tetep yang terindah.” Ucapku.

Dicky memeluk dengan erat. Rasanya pelukannya tidak seperti biasanya, dia lebih lama memelukku saat ini.


* * *


Ke esokan harinya aku, memakai saputanganku. Aku ingin dicky melihat aku memakainya.
Tetapi sesampainya di kelas, aku tidak menemukannya. Biasanya dia yang lebih awal datang dari pada aku. Pikirku mungkin dia terlambat, tetapi sampai bel berbunyi dia tak kunjung datang. Ada apa dengannya? Aku mencoba sms tapi tidak terkirim.

Sesudah aku pulang sekolah, aku meneleponnya tapi tidak aktif. Aku ingin melihat keadaanya ke rumahnya, namun aku sudah ada janji pada mama. Mungkin besok dia sudah masuk.


* * *


Ke esokan harinya aku pun tidak menemuinya lagi. Setelah pulang sekolah tanpa pikir panjang aku langsung pergi ke rumahnya.


Sesampainya di rumah dicky, aku melihat ada tulisan RUMAH INI DIJUAL.

“apa?” aku shock.
Aku melihat anak kecil yang sering bermain dengan sesi adiknya dicky, aku sering melihat anak kecil itu bermain dengan sesi sewaktu aku bermain ke rumah dicky.

“dek, ini rumah sesi ko dijual ya?” tanyaku.

“oh ini pacar ka dicky ya?” tanyanya lagi.

“iya. Kamu tau mereka kemana?” jawab dan tanyaku.

“kata sesi dia mau pindah, tapi dia gak bilang ke aku mau pindah kemana ka.” Jawabnya.

“oh gitu ya? Yaudah makasih ya.” Ucapku lirih.

“iya ka.” Jawabnya.

Aku pun pulang, kali ini aku sangat tidak mengerti apa maksud dicky, meninggalkanku seperti ini? Tuhan kemana aku harus mencarinya?



* * *


Hampir satu bulan lebih dicky tidak masuk sekolah dan tidak ada kabar sama sekali. Aku mencoba mencarinya, bahkan aku bertanya pada bisma. Dengan dinginnya dia menjawab tidak tau. Apa dia tidak peduli dengan dicky sahabatnya? Tega sekali dia.


Ponselku berdering tanda panggilan masuk, nomor tidak ku kenal. Langsung aku mengangkatnya.

VIA TELEPON.

Aku : hallo

Seseorang : hallo ka, aku sesi.

Aku : sesi? Kamu kemana aja? Kakak kamu juga gak ada kabar?

Sesi : aku pindah ka. Apa kakak mau bertemu dengan ka dicky?

Aku : iya kakak mau, pindah kemana kalian?

Sesi : nanti aku sms ya ka alamatnya. Aku pindah ke bandung.

Aku : bisa kakak bicara dengan ka dicky?

Sesi : lebih baik kakak kesini, sudah ya ka. Secepatnya kakak datang.

Sesi langsung mematikan teleponnya.

Sesudah pulang sekolah aku langsung pergi ke alamat yang diberitahu sesi. Sebelumnya aku pamit pada mama dan papa.


Sesampainya aku di depan rumah yang bernomor 17, nomor rumah yang diberitahu sesi tadi.

“hai ka?” sapa sesi.

“hai juga sayang, ka dicky mana?” tanyaku.

“ikut aku ka. Ka dicky ada disuatu tempat.” Ucap sesi kemudian menarik tanganku.

Aku mengikuti langkah kakinya, cukup jauh. Sampai aku sadar, sesi mengajakku ke arah pemakaman.

“sesi mau ngapain ngajak kakak kesini?” tanyaku yang masi mengikuti arah kaki sesi.

Sesi berhenti dan aku ikut berhenti.

“ini ka dicky ka.” Ucap sesi menangis seraya menunjukkan makam yang tertulis di nisan bernama dicky.

“gak mungkin, ini gak mungkin kan sesi?” ujarku yang mulai menetesi air mata.

“maaf ka. Ka dicky bilang aku gak boleh kasi tau kakak.”

Aku terjatuh lemas di depan pemakaman dicky.
“kenapa kamu ninggalin aku? Kenapa?!” ucapku histeris.

“kakak harus sabar. Ini surat yang ka dicky titipkan. Aku pulang ya, mama aku mencariku nanti.” Ujar sesi.

“iya sayang, makasih ya.” Ucapku.

Sesi pun pulang dan aku mulai membaca surat itu.

Isi surat :


To my dear :

Maaf ya aku giniin kamu? Kamu apa kabar? Semoga baik tanpa aku. Maaf aku gak bisa nepatin janji aku buat selalu ada disamping kamu selalu. Aku mengidam kanker otak, aku sangat sedih mengalami ini. Mengapa hidupku begitu berat, aku selalu berharap ada keajaiban namun Tuhan berkehendak lain. Maaf sekali lagi aku sudah mengecewakanmu membuatmu menangis. Andai aku bisa memilih, aku tidak ingin meninggalkanmu. Ingat janjimu ya bahwa kamu tidak akan melupakanku. Jaga dirimu baik-baik. Aku mencintaimu. LOVE YOU FOREVER.



Air mataku semakin deras setelah mengetahui semua ini.


* * *


Aku mencoba menerima kepergian dicky, namun aku tidak akan pernah melupakannya sedetikpun. Semua kenangan bersamanya aku ku simpan selamanya.

“mungkin ini semua takdirku, namun aku akan selalu LOVE YOU FOREVER dicky.”



THE END

Aku Menyesal *cerpen* (owner ayu)

Author : Ayu Lestari Marbun Lb
Title : AKU MENYESAL
Cast : - LIANKA CAROLINE as LIANKA
           - DICKY M PRASETYA as DICKY
           - REZA ANUGRAH as REZA
          - TRIAN STEVANUS
Ending : sad ending.


DON’T BE SILENT READERS!

C
H
E
K
T
H
I
S
O
U
T


Di taman kota dengan suasana yang sangat sejuk. Aku disini menunggu, sosok laki-laki yang sangat kucintai. Sambil menunggunya, ku dengar musik yang membuat suasana semakin nyaman. Ku pandangi, orang disekitar, ada dua sejoli yang berpacaran, keluarga yang berkumpul, maupun anak muda yang lain yang sibuk dengan aktifitas masing-masing. Aku mengajaknya bertemu karna ada suatu hal yang mengganjal dan ingin kutanyakan padanya.

“LIANKA, apa kau sudah lama?” Tanya tiba-tiba seseorang seraya duduk di sampingku.

“DICKY? Ya lumayan lah.” Jawabku.

“maaf aku terlambat.” Ucap dicky.

“tidak apa-apa.” Jawabku.

“inilah yang kusuka padamu. Selalu sabar dan mengerti aku.” Ujar dicky.

“sudahlah tidak usah merayu.” Ucapku.

“sungguh aku jujur.” Ucap dicky.

“iya iya. Aku percaya padamu.” Ucapku.

“oh ya, ada apa kau meminta menemuiku? Kan kita baru bertemu di kampus? Tanya dicky.

“ada yang ingin kutanyakan.” Jawabku yang mulai serius.

“apa itu?” Tanya dicky.

“kau mempunyai pacar selain aku?” tanyaku.

“hah? Ti…tidak. Mana mungkin. Bicara apa sih kau ini?” jawab dicky gelagapan.

“sikapnya aneh.” Ucapku dalam hati.

“mengapa kau sekarang diam? Dari mana kau tau?” Tanya dicky.

“aku tau dari seseorang, dia bilang padaku. Kemarin kau bermesraan di salah satu kafe. Apa itu benar?” ujarku.

“tidak mungkin! Aku yakin orang itu tidak suka dengan hubungan kita.” Jawab dicky.

“dicky, banyak orang yang bilang mengapa aku bisa menerima cowo playboy sepertimu. Mereka bilang, pasti akhirnya aku akan terluka. Tapi aku tetap mencoba mempercayaimu, apa kau yakin? Hanya aku saat ini yang jadi pacarmu?” tanyaku lirih.

“oh iya, bagaimana kita beli es krim? Aku ingin sekali.” Kata dicky, yang mengalihkan pembicaraan.

“kau saja. Aku ingin pulang.” Ucapku dan berjalan menjauhinya.

“aku antar ya?” Tanya dicky.

“tidak usah. Aku pulang sendiri saja. Dicky, kau harus tau. Mungkin saat ini aku sosok wanita yang sabar dan mengertimu, namun jika suatu saat aku tau kau menduakanku. Kau tidak akan pernah menemukan sosok aku yang seperti ini.” Ujarku dan berlari pergi.

Dicky hanya terdiam disana, dia tidak lagi mengejarku,
apa benar semua yang dikatakan reza tadi siang? Apa benar dicky menduakanku?


 * * * *


Sejak kejadian kemarin, aku menjadi bingung.
Aku berjalan dengan tatapan kosong hingga sampai kelas, sesampainya aku duduk di bangkuku dan tidak memerdulikan siapa saja yang sudah datang.

“lianka? Kau sakit?” Tanya seseorang.

“REZA, aku tidak apa-apa.” Jawabku.

“kau sudah bertanya dengan dicky?” Tanya reza.

“sudah.” Jawabku.

“lalu apa jawabnya?” Tanya reza.

“dia bilang padaku bahwa dia mana mungkin seperti itu.” Jawabku.

“aku punya ide.” Kata reza.

“ide apa?” tanyaku.

“nanti kita datang ke kafe itu siapa tau, ada mereka lagi” jawab reza.

“ide bagus.” Ucapku tersenyum puas.

Tiba-tiba dicky datang dan menghampiri kami.

“sedang bicara apa kalian berdua?” Tanya dicky.

“apapun itu urusan kami berdua.” Jawabku sinis.

“ada apa dengan kau? Tidak biasanya seperti ini.” Tanya dicky heran.

“tidak apa-apa.” Jawabku.

“aneh.” Ucap dicky seraya duduk dibangkunya.

Dosen kami pun datang, kami belajar seperti biasa sampai akhirnya mata kuliah hari ini berakhir.

“lianka, coba ajak dicky pulang bareng? Apa dia menolak, kalo dia menolak kita ikuti dia.” Ujar reza berbisik.

“baiklah.” Ucapku.

Aku menghampiri bangku dicky yang sedang merapikan bukunya ke tasnya.

“dicky.” Ucapku.

“ya kenapa?” tanya dicky.

“antar aku pulang mau?” tanyaku.

“maaf aku tidak bisa, hari ini teman lamaku bermain ke rumah.” Jawab dicky seraya mengelus rambutku.

“oh gitu, yasudah.” Ucapku.

“aku pulang duluan ya.” Ucap dicky.

“ya.” Ucapku.

Dicky pun pulang, reza datang menghampiriku.

“bagaimana?” tanya reza.

“tidak bisa. Katanya dia ingin bertemu teman lamanya.” Jawabku.

“yasudah ayo ikuti.” Ucap reza kemudian menarik tanganku.

****

Aku dan reza mengikuti dicky kemana, ternyata dicky berbohong. Dia tidak pulang ke rumahnya.

“sudah kutebak, dia pasti ke kafe ini. Tapi sepertinya dia sedang menunggu seseorang.” Ujar reza.

“kita tunggu saja.” Kataku.

Sekitar 10 menit aku dan reza menunggu. Dan datanglah seseorang cewe kearah dicky dan cewe itu mencium pipi kanan dan pipi kiri dicky.

“nah itu lianka, cewe yang kumaksud.” Kata reza.

Aku tak memedulikan apa kata reza, kemarahanku sudah memuncak. Aku langsung berjalan cepat kearah mereka.

“heh lianka. Tunggu aku.” Ucap reza seraya berlari kecil.

Aku berdiri di hadapan mereka berdua, air mataku kini sudah di ujung mataku namun kucoba untuk kutahan.

“lianka?” tanya dicky kaget.

“kenapa? Kaget aku datang?” kataku.

“lianka, ini tidak seperti apa yang kau pikirkan. Aku bisa menjelaskan.” Jawab dicky.

“kau siapa?” tanya cewe itu padaku.

“aku lianka. Kau pacar dia?” jawab dan tanyaku.

“iya, kau siapanya?” tanya cewe itu lagi.

“aku juga pacarnya, tapi itu tidak lagi.” Jawabku.

“lianka, jangan bicara seperti itu aku mohon.” Kata dicky.

“aku memang bodoh tidak mendengarkan apa kata orang tentang dirimu. Kau pikir kau hebat dengan mempunyai banyak pacar? Kau tau bagiku kau hanya seorang cowo PECUNDANG dan paling kurang ajar dari semua cowo yang aku kenal. Bersyukur sekali aku cepat tau seperti apa dirimu. Dan kau tidak akan pernah kuanggap seseorang yang pernah menjadi pacarku.” Ujarku.

“lianka, aku kesini itu berniat untuk memutuskan dia. Setelah perkataan kemarin aku baru sadar. Aku sangat mencintaimu sungguh.” Kata dicky.

“kau itu pembohong kelas kakap dan mana mungkin aku percaya.” Kataku.

“aku tidak berbohong kali ini.” Ucap dicky.

“tidak usah menyesal seperti itu. Harusnya kau senang karna aku sudah memutuskanmu. Sudahlah tidak ada gunanya lagi disini. Ayo reza kita pulang.” Ujarku dan beranjak pergi.

“lianka!” ucap dicky.

“tega banget ya. Kau itu jahat sekali dicky! Sekarang kita putus.” Ucap cewe itu.

“aku tidak peduli! Jawab dicky dan berlalu pergi.


Aku berjalan cepat menjauhi tempat itu, air mataku yang begitu deras berlinang di pipiku.

“LIANKA AKU MOHON TUNGGU  AKU!” ucap dicky seraya berlari.

Aku terus berjalan tidak memperdulikan dicky atau siapapun yang ada di tempat ini.
Tapi dicky berhasil menarik tanganku.

“lepaskan tanganku!” ucapku.

“tidak lianka. Aku mohon percaya padaku.” Kata dicky.

“apa lagi sih yang harus dibicarakan? Semua sudah jelas!” kataku seraya berontak meminta tanganku untuk dilepaskan.

“lianka sungguh, aku menyesal. Maafkan aku.” Kata dicky.

“udahlah lu gak usah sok nyesel gitu kali. Harusnya kalo lu sayang dia, gak mungkin sedetikpun di otak lu berniat ngeduain dia!” ujar reza dan melepaskan tangan dicky yang mencengkram tanganku.

“ayo lianka kita pulang.” Ucap reza.

Aku hanya mengikuti reza.

“lianka aku gak bohong. aku emang nyesel.” Ucap dicky lirih.


****

Aku mencoba untuk melupakan kejadian kemarin. Aku akan membutikan bahwa dia bukanlah yang terpenting bagiku.

Aku berjalan melewati koridor kampus, aku lihat dicky sedang termenung di bangku taman sendirian.
Ingin aku menghampirinya namun itu tidak mungkin, aku berjalan lagi.

Sesampainya  di kelas, aku langsung duduk di bangkuku. Aku tersenyum pada reza yang sudah datang.

“udah gapapa?” tanya reza.

“gapapa kali za, santai aja.” Jawabku

“baguslah.” Ucap reza.

Aku hanya tersenyum.

“lianka, aku udah jadian lho sama temen smk yang aku sering certain si elia.” Kata reza antusias.

“oh ya? Kapan?” tanyaku.

“iya, kemaren pas abis mengantar kau pulang aku ketemu dia. Terus aku sama dia ngobrol gitu deh. Eh terus dia bilang kalo dia putus sama cowonya karna dia sebenarnya suka aku. Pas banget kan.” Ujar reza.

“pas banget za. Selamat yee.” Ucapku.

Saat aku dan reza asik berbincang dicky datang dan menghampiriku.

“lianka.” Ucap dicky tersenyum lemas.

Aku tak menjawab dan pura-pura bermain ponselku.
“mengapa wajahnya pucat sekali? Ada apa dengannya? Sudahlah aku tidak boleh peduli padanya.” Kataku dalam hati.

“eh pak andi gak dateng. Katanya ada keperluan mendadak tadi dia sms gue.” Kata ketua kelas kami.

“bagus deh, za aku keluar ya. Jam ke dua aku balik.” Kataku.

“oh ok deh.” Ucap reza.

Aku berjalan keluar kelas, aku lihat dicky mengikutiku.

“mau apa? Tidak usah mengikutiku seperti itu!” kataku.

“aku mohon maafkan aku.” Ucap dicky.

Aku tak menjawabnya dan aku teruskan berjalan.

“lianka.. percaya padaku.” Ucap dicky yang masi mengikutiku.

Tiba-tiba aku terhenti sejenak karna aku melihat seseorang yang sepertinya kukenal di waktu smk. Ku perjelas lagi, ya ternyata dia kakak kelas yang kusuka dulu yaitu ka trian.
Dia berjalan dengan coolnya, tampannya tidak memudar sama sekali.

“ka trian.” Sapaku hati-hati.

“lianka?” ucap ka trian yang mengaggetkanku.

“kakak kenal aku?” tanyaku.

“iya, kau lianka kan?” jawab dan tanyanya lagi.

“iya ka.” Jawabku. Aku tidak menyangka dia mengenalku.

“dia siapa?” tanya ka train menunjuk kearah dicky yang dari tadi di belakangku.

“entah dia siapa.” Jawabku santai.

“oh begitu, kita ke kantin untuk mengobrol apa kau mau?” tanya ka trian.

“tentu ka.” Jawabku. Dan kami berdua meninggalkan dicky sendiri.

“tega sekali dia berbicara seperti itu.” Ucap dicky dalam hati.


Sesampainya di kantin aku dan ka trian mengobrol –ngobrol.

“kakak mengapa bisa mengenalku?” tanyaku.

“ya aku tau, kau yang dulu menyukaiku kan?” kata ka trian.

Aku hanya tersenyum malu.
“mengapa dia bicara seperti itu? Membuatku malu saja.” Kataku dalam hati.

“kau kuliah disini juga?” tanya ka trian.

“iya. Kakak juga?” jawab dan tanyaku.

“iya, aku mulai kuliah sekarang. Aku tidak langsung kuliah sewaktu habis lulus. Rasanya aku jenuh langsung belajar lagi sehabis lulus sekolah.” Jawab ka trian.

“oh begitu.” Kataku.

“aku boleh meminta nomer hpmu?” tanya ka trian.

“boleh ka.” Jawabku.

“ini kau tulis.” Ucap ka trian seraya memberikan ponselnya padaku.

Aku tulis nomerku.
“nih ka. Belum aku namain.” Kataku dan memberikan ponsel ka trian.

“oh ya ka. Aku ada mata kuliah nih, aku duluan ya.” Kataku.

“lianka. Nanti kau pulang jam berapa?” tanya ka trian.

“emmm, jam setengah 12 lah.” Jawabku.

“pulang bersamaku ya?” tanya ka trian.

“yasudah. Aku duluan ya.” Jawabku.

Ka trian hanya tersenyum manis padaku.

“beruntung sekali aku menemuimu lagi disini.” Kata trian dalam hati.


****

Mata kuliah hari ini berakhir, aku segera merapikan bukuku dan pulang.

Aku mencari dimana dicky, aku baru sadar dia tidak ada di kelas.

“reza. Dicky mana?” tanyaku.

“tadi dia pulang, karna dia pingsan. Tadi mamanya yang mejemput.” Jawab reza.

“apaa? Ko bisa?” tanyaku panik.

“entahlah. Sudah yuk pulang.” Jawab reza.

“iya.” Ucapku.

Aku dan reza berjalan keluar kelas.


Saat aku dan reza sudah di parkiran, tiba-tiba ka trian datang.
“lianka, katanya pulang bersamaku?” tanya ka trian.

“astaga maaf ka aku lupa.” Jawabku.

“siapa dia?” tanya reza berbisik.

“dia kakak kelasku dulu.” Jawabku.

“lianka, ayo pulang.” Kata ka trian.

“oh iya ka” jawabku.

“za, gak bareng ya pulangnya.” Lanjutku.

“oh yaudah gapapa.” Ucap reza.

Aku dan ka trian pun pulang dengan mobil ka trian.

“lianka?” ucap ka trian seraya menyetir mobil.

“iya.” Jawabku.

“cowo tadi siapa?” tanya ka trian.

“oh dia sahabatku.” Jawabku.

“oh begitu. Oh ya kau sudah punya pacar?” tanya ka trian.

“belum.” Jawabku.

“oh.” Ucap ka trian.

Aku dan ka trian menghabiskan waktu kami di perjalan dengan mengobrol sampai tidak terasa aku sudah sampai rumah.

“makasih ya ka.” Ucapku.

“iya sama-sama.” Ucap ka trian.

Ka trian pulang dan aku masuk ke dalam rumahku.


****

Semenjak pertemuan aku dan ka trian kami semakin dekat. Tapi entah mengapa rasa sukaku sudah tidak ada lagi. Rasanya aku belum bisa melupakan dicky.

Sesampainya di kampus aku duduk sebentar di bangku taman kampus. Suasana pagi sangat sejuk, aku mencoba merenggangkan otakku yang saat ini dipenuhi dicky.

“sudah 3 hari ini dia tidak masuk. Kenapa ya dia?” kataku sendiri.

“hei.” Sapa seseorang yang mengagetkanku.

“eh ka trian.” Ucapku tersenyum.

“ngapain disini sendirian?” tanya ka trian.

“hanya ingin duduk disini saja.” Jawabku.

“ohh.” Ucap ka trian.

“kakak ngapain disini?” tanyaku.

“tadi aku mencarimu di kelas, ternyata tidak ada. Dan aku bertanya dengan sahabatmu itu, dia jawab paling kau di taman. Yasudah aku kesini.” Jawabku.

“oh memang ada apa kakak mencariku?” tanyaku.

“ada yang ingin kukatakan lianka.” Jawab ka trian.

“apa?” ucapku.

“sebenarnya aku suka padamu lianka.” Jawab ka trian.

“hah?” aku terkejut.

“aku sudah menyukaimu dari dulu, tapi sulit sekali aku mengatakannya. Karna aku tidak pernah menembak cewe.” Ujar ka trian menunduk malu.

Aku tersenyum geli mendengar perkataannya tadi, ingin tertawa tapi aku kasian padanya.

“kau lucu ka.” Jawab ka trian.

Ka trian memanyun kan bibirnya.
“aku serius.” Ucap ka trian.

“yaya aku tau.” Kataku.

“lalu kau mau?” tanya ka trian.

Sebenarnya aku tidak mempunyai rasa lagi dengan ka trian. Tapi mana mungkin aku terus berlarut dalam kehancuranku bersama dicky.

“iya.” Jawabku.

“sungguh? Aaa aku senang sekali.” Kata ka trian.

Harusnya saat ini aku juga senang, namun entah mengapa hatiku biasa saja saat ini.

“aku duluan ke kelas ya ka.” Ucapku.

“iya. Pulang bersamaku ya nanti.” Kata ka trian.

Aku hanya tersenyum dan pergi.

****

Sesudahnya hari ini kuliah, aku pulang bersama ka trian.


Sesampainya di depan rumah, aku segera masuk ke dalam setelah mendadahi ka trian.
Namun saat aku hendak membalikkan badanku, dicky sudah ada di hadapanku secara tiba-tiba. Aku sontak terkaget.

“dicky?” tanyaku kaget.

“semudah itu kah kau melupakanku?” kata dicky lirih.

“sedang apa kau disini? Kau tampak sedang sakit? Kau pucat sekali.” Kataku yang panik melihat dicky seperti itu.

“peduli apa kau? Bukannya aku bukan siapa-siapa lagi bagimu? kenapa sih kau tidak pernah mengerti aku?” tanya dicky lirih.

“maaf aku tidak bisa lama-lama. Pulang saja! Aku lelah.” Jawabku dan beranjak masuk ke dalam.

“maaf  kalau aku tidak berguna. Aku harusnya sadar, kalau kau mudah saja mendapatkan penggantiku. Lagi pula ini semua salahku.” Kata dicky.

“aku pulang dulu ya.” Lanjut dicky.

Aku sebenarnya sangat terluka mendengar dan melihat dicky seperti itu.

“tunggu.” Ucapku.

Dicky menghentikan langkahnya dan menatap aku lagi.

“aku memaafkanmu. Tapi maaf aku tidak bisa bersamamu lagi, aku sudah mempunyai pacar.” Kataku.

“oh ya? Yasudah semoga kau bahagia.” Ucap dicky.

“iya. Sekarang pulanglah.” Ucapku kemudian berjalan masuk ke rumah.

“tidak apa-apa tidak bersamamu lagi. Yang penting kau memaafkanku.” Ucap dicky sendiri dan berjalan lemas pulang.


Di jendela kamar atas, ku lihat dicky yang berjalan lemas.
Aku hanya bisa menangis dan menangis.
“apa yang harusku lakukan Tuhan?” kataku sendiri yang tertunduk lemas.

Ku lihat lagi dicky yang sudah tidak terlihat lagi.

“aku harus mengejarnya.” Ucapku dan berlari untuk mengejar dicky.

Aku terus berlari, berharap bisa bertemu dan menghentikan dicky.

Aku terhenti sejenak, saat orang-orang berkumpul menontoni sesuatu yang entah apa.

“pak itu kenapa ya?” tanyaku kepada bapak-bapak disitu.

“ada yang kecelakaan dek.” Jawab bapak-bapak itu.

Langsung aku menghampiri kerumunan itu.

“misi misi.” Ucapku.

Dan tubuhku terjatuh lemas, aku terkejut dan terluka saat ku tau orang yang tertabrak itu dicky. Darah yang berlumuran di kepalanya membuatku semakin mengiris.

“dicky, bangun ky!” ucapku histeris.

“misi dek, pemuda ini harus di bawa ke rumah sakit.” Ucap pak polisi yang sudah ada di tempat.

****

Sesampainya di rumah sakit dicky langsung di bawa oleh dokter.

“maaf mbak gak boleh masuk.” Ucap seorang suster.

“tapi sus..” ucapku.

“udahlah li. Tunggu aja.” Ucap reza dan ka trian yang baru datang.

Aku hanya menuruti dan menunggu,

Setelah beberapa saat, dokter keluar.

“dok bagaimana?” tanyaku terisak.

“maaf, Tuhan berkehendak lain.” Jawab dokter.

“maksud dokter dicky udah gak ada?” tanyaku.

“iya.” Jawab dokter.

“gak mungkin…” ucapku kemudian langsung menyerobot masuk ke dalam.


“dicky, ada apa sih kau ini?! Aku mohon bangun! Jangan tinggalkan aku. Aku sangat mencintaimu. Aku janji saat kau bangun aku akan kembali padamu. Bangun aku mohon bangun!” ujarku terisak.

“udah lianka. Iklasin aja.” Ucap ka trian menenangkanku.

“tapi ka. Aku gak bisa ngiklasin dia! Ini salah aku ka! Salah aku!” kataku.

“udah udah, ini bukan salah kau. Ini sudah yang terbaik yang Tuhan beri.” Kata ka trian.

****

Keesokannya dicky sudah di makamkan.

“kita pulang ya.” Ajak ka trian.

“enggak. Kakak sama reza duluan aja.” Tolakku.

“tapi lianka..” ucap ka trian.

“udah aku bilang kakak duluan aja.” Ucapku.

“yaudahlah, kita duluan aja.” Ucap reza.

“yaudah. Kau hati-hati ya, jangan pulang terlalu lama. Hujan sepertinya akan deras.” Ujar ka trian.

Aku hanya mengangguk.

Reza dan ka trian sudah pergi dan tinggal aku sendiri di depan makam sosok yang sangat ku cintai.

“lihat, hujan datang seakan bumipun menangisi kepergianmu. Banyak sekali yang sangat mencintaimu, termasuk aku. Tapi mengapa kau pergi begitu cepat. Seandainya aku tidak membiarkanmu pergi dan bersamamu lagi. Aku yang salah. AKU MENYESAL dicky.” Ujarku terisak.

Hatiku hancur, semua hanya menjadi penyesalan bagiku. Aku terguyur hujan yang begitu deras, aku tidak memedulikan bagaimana saat ini aku. Aku hanya bisa menangis dan AKU MENYESAL dengan semua ini.

DEMI CINTA

Maaf ku telah menyakitmu
Ku telah kecewakanmu
Bahkan kusia-siakan hidupku dan kubawa kau seperti diriku
Walau hati ini trus menangis
Menahan kesakitan ini
Tapi ku lakukan semua DEMI CINTA

Akhirnya juga harus ku relakan
Kehilangan cinta sejatiku
Segalanya tlah ku berikan
Juga semua kekuranganku
Jika memang ini yang terbaik
Untukku dan dirinya
 Kan kuterima semua DEMI CINTA

Jujur aku tak kuasa
Saat terakhir kugenggam tanganmu
Namun yang pasti terjadi kita mungkin tak bersama lagi
Bila nanti esok hari
Kutemukan dirimu bahagia
Izinkan aku titipkan
Kisah cinta kita selamanya.

Hatiku ada di dalam tubuhmu *cerpen* (owner ayu)

Author : Ayu Lestari Marbun Lb

Title : Hatiku ada di dalam tubuhmu

Cast : Lianka Caroline as Lianka
           Dicky M Prasetya as Dicky
           Moses Stevanus as Moses
           Rachel Victoria as Rachel

Ending : Sad ending.


DON’T BE SILENT READERS!
C
H
E
K

T
H
I
S

O
U
T


Di sekolah SANTA MARIA guru seni musik yang ditugaskan kepala sekolah untuk mencari pengisi untuk acara pensi kelas XII dari salah satu siswa/siswi kelas XI.

“selamat pagi anak-anak.” Ucap wanita separuh baya yaitu bu Erika guru seni musik.

“pagi buu.” Jawab anak-anak kelas XI IPS 3.

“yang sudah mendaftar ke saya kemarin, akan saya panggil. Tapi mengapa di kelas ini hanya satu orang saja yang mendaftar? Ya sudahlah. Lianka Caroline silahkan maju ke depan.” Perintah bu Erika.

“semangat lianka, kau pasti bisa.” Ucap Rachel yaitu sahabatnya.

“doakan aku.” Ucap lianka.

Lianka dengan semangatnya maju ke depan, walaupun ia tidak tau terpilih atau tidak tapi ia sangat berharap ia bisa memberikan yang terbaik.

“pak ujang ayo sini pianonya.” Perintah bu Erika.

Penjaga sekolah masuk ke kelas mengantarkan piano, sebelumnya memang lianka meminta untuk bernyanyi sambil memainkan piano dan bu Erika dengan senang hati menyetujui.

“makasih ya pak.” Ucap bu Erika.

“iya saya permisi dulu bu.” Pamit pak ujang dan kemudian pergi.

“ayo lianka, mulai sekarang.” Perintah bu Erika.

“baik buu.” Jawab lianka.

Lianka mulai memainkan intro dari lagu yang akan dia nyanyikan. Dan ia mulai bernyanyi.

SEBATAS MIMPI

Pedih bila ku ingat lagi
Janji yang pernah kita ucapkan dulu
Mengapa kini kau ubah semuanya
Tak mengerti… tak mengerti  aku.

Biarkanlah cinta tak berbalas
Bila memang harus kunikmati cinta hanya sebatas mimpi
Biar saja kasih indah tak pernah lekang
Walau semua ini hanya sebatas mimpi

Oh kasih ingat saat-saat mesra
Berdua selalu kita dalam cinta
Mengapa kini kau ubah semuanya
Tak mengerti… tak mengerti aku

Biarkanlah cinta tak berbalas
Bila memang harus kunikmati cinta hanya sebatas mimpi
Biar saja kasih indah tak pernah lekang
Walau semua ini hanya sebatas mimpi

Tak kusangka semuanya berakhir
Hanya karna kau berpaling

Biarkanlah cinta tak berbalas
Bila memang harus kunikmati cinta hanya sebatas mimpi
Biar saja kasih indah tak pernah lekang
Walau semua ini hanya sebatas mimpi.
Hanya sebatas mimpi…

Semua anak-anak bertepuk tangan, termasuk bu Erika.

“bagus sekali lianka, kau sangat mendalami lagunya. Alunan suara pianomu juga sangat indah. Sepertinya kau pernah mengalaminya.” Ujar bu Erika.

“terimakasih bu. Memang benar aku pernah mengalaminya” Jawab lianka.

“duduklah, lusa akan saya beri tahu pengumumannya.” Kata bu Erika.

“baik buu.” Ucap lianka dan pergi menuju bangkunya.

Lianka, tersenyum senang atas pujian bu Erika.

“bagus sekali lianka.” Ucap Rachel

“terimakasih Rachel, ini berkat doamu.” Kata lianka.

“sama-sama lianka.”  Jawab Rachel.

Lianka hanya tersenyum simpul.

“lianka. Apa lagu itu untuk dicky?” tanya Rachel.

“itu kau tau.” Jawab lianka.

“pantas saja, tadi aku perhatikan ke arah dicky saat kau bernyanyi tadi. Dia tidak memandang ke arah manapun.” Ujar Rachel.

“itu wajar saja. Sudahlah tidak usah membahasnya lagi.” Kata lianka.

“baiklah.” Ucap Rachel.

Suara bunyi bel istirahat berdering.

“baik anak-anak, kita bertemu lusa.” Ucap bu Erika kemudian pergi.

“aku harap kau yang terpilih lianka.” Ucap Rachel.

“amen. Aku juga berharap seperti itu Rachel.” Kata lianka.

“ayo istirahat.” Ucap Rachel.

“maaf aku tidak lapar hel, kau saja ya.” Jawab lianka.

“tapi hanya kau dan dicky disini kalo kau tidak ikut bersamaku.” Ucap Rachel.

“lalu? Aku tidak peduli. Sudahlah sana.” Kata lianka.

“yasudahlah, aku pergi.” Ucap Rachel dan pergi.
Rachel pergi ke kantin sendiri, meninggalkan lianka dan dicky berdua di kelas, di depan kelas Rachel menemukan moses yang sedang bersender seperti menunggu seseorang. Siapa lagi kalo bukan lianka yang ditunggunya. Moses adalah kakak kelas lianka dan Rachel, namun liankalah yang lebih awal mengenalnya. Mereka sangat akrab, moses menyukai lianka namun tidak pernah sekalipun ia katakan pada lianka.

“ka moses.” Ucap Rachel.

“lianka mana hel?” tanya moses.

“di dalam ka, sejak kapan disini?” tanya Rachel.

“sejak kau beri tau lewat sms bahwa lianka sedang tampil.” Jawab moses.

“kau tidak dimarahi guru piket berdiri disini dari tadi?” tanya Rachel.

“tidak, kebetulan tadi pak rio menyuruhku untuk mengantarkan foto copy  ini ke kelas kalian.” Jawab moses.

“oh, yasudah masuklah. Aku mau ke kantin.” Ucap Rachel.

“baiklah.” Jawab moses kemudian masuk ke dalam kelas.

Moses masuk ke kelas lianka, di dapatinya lianka yang sedang membaca novel yang dibelinya kemarin bersama moses.

“lianka.” Sapa moses.

“hai ka. Sudah lama disini?” tanya lianka.

“emm, sakin seriusnya kau tidak tau aku datang.” Jawab moses.

“maaf aku tidak engeh.” Kata lianka.

“tidak apa-apa ko. Oh iya tadi suara dan alunan pianomu sangat bagus. Aku suka sekali.” Ujar moses.

“hah? Kapan kau lihat aku tampil?” tanya lianka.

“tadi kan kelasku jam kosong, aku sms Rachel apa kelas kalian juga jam kosong. Lalu kata Rachel, tidak tapi lianka akan tampil. Tanpa basa-basi aku langsung caw kesini dan tadi aku bertemu pak rio, aku suruh mengantarkan foto copy-an ke kelas kalian. Kebetulan sekali.” Jelas moses.

“oh begitu.” Ucap lianka mengangguk.

“aku harap kau tidak berlarut dalam kesedihanmu lagi ya.” Ucap moses.

“iya ka, karna kau dan Rachel hariku lebih baik.” Kata lianka.

Dicky mendengar percakapan lianka dan moses. Ia seakan tidak peduli namun ia merasa geram atas kedekatan lianka dan moses.

“aku tau lianka masi mencintaiku, jangan berharap kau moses bisa merebutnya dariku.” Kata dicky dalam hati.

Rachel datang dari kantin dan satu persatu anak-anak ke kelas.

“lianka, aku ke kelas  ya. Suasana sudah ramai. Kudoakan yang terbaik untukmu.” Ujar moses sambil mengelus rambut halus lianka.

“terimakasih ka.” Ucapku.

“giliran aku datang kau pulang.” Ucap Rachel memanyun.

“haha, memanyunlah terus kau terlihat lebih cantik jika seperti itu.” Ledek moses dan berlari pergi, karna ia tau jika ia masi disitu Rachel akan menghabisinya.

Lianka hanya tertawa geli melihat mereka berdua.

“lianka, beri tau pacarmu agar tidak membuatku kesal.” Ucap Rachel.

“ish sembarangan.” Kata lianka.

“ayolah lianka sadar, dia menyukaimu.” Ucap Rachel.

“Rachel, jangan mengada-ngada. Aku dan dia hanya sebatas kakak adik kelas.” Kata lianka.

“kau tidak melihat bagaimana dia yang sangat peduli padamu? Kau harus mulai menerimanya.” Ujar Rachel.

“aku percaya jika bibirnya yang bicara seperti itu.” Kata lianka.

“terserah kau lah.” Ucap lianka.

Dicky mendengar perkataan Rachel, apa jika moses menyatakan cintanya akan diterima lianka? Semua pertanyaan berkecamuk di dalam pikirannya.


****


hari ini hari yang ditunggu lianka, ia berharap ia yang terpilih.

Bu Erika masuk ke kelas, Rachel dan lianka mereka penasaran akan pernyataan bu Erika nanti.

“pagi anak-anak, hari ini akan saya umumkan keputusan.” Ucap bu Erika.

Lianka dan Rachel berpengan tangan erat.

“lianka, kau berhasil menjadi pengisi acara pensi.” Kata bu Erika.

“yessss. Kau berhasil lianka.” Ucap Rachel dan langsung memeluk lianka.

“iya hel.” Ucapku.

“terimakasih bu, saya akan memberi yang terbaik.” Kata lianka.

“iya, besok kau sudah mulai latihan jam 10 pagi karna besok hari sabtu dan minggu jam 2 siang..” Ucap bu Erika.

“baik bu.” Lianka tersenyum manis.

“kau mau antarkan aku?” tanya lianka.

“sebenarnya ingin, tapi aku harus mengantarkan omaku terapi. Maaf lianka.” Jawab Rachel.

“tidak apa-apa, omamu lebih penting.” Kata lianka.

“iya lianka.” Ucap Rachel.

“terimakasih Tuhan, Kau sangat baik. Bunda dan ezra pasti sangat bahagia jika mendengarnya, begitu juga dengan ayah di atas surga.” Kata lianka dalam hati.

****

Di perjalanan pulang, lianka dan moses sibuk membicarakan untuk latihan lianka besok.

“ka, duduk disini sebentar mau? Ada yang ingin ku katakan.” Ujar lianka sambil menunjuk arah bangku taman dekat sekolahnya dan duduk disitu.

“baiklah.” Ucap moses dan duduk disamping lianka.

“sekarang apa yang ingin kau katakan?” lanjut moses.

“aku takut mengatakannya, aku takut kakak tidak ingin lagi berteman denganku.” Ujar lianka yang hampir ingin menangis.

“tenanglah, aku akan tetap disampingmu. Bagilah bebanmu itu padaku.” Kata moses.

“aku sakit liver ka, kata dokter hidupku tidak lama lagi.” Ujar lianka dan air matanya mulai menetesi pipinya.

Moses sontak terkaget atas perkataan lianka, ia tidak percaya wanita yang iya cintai mempunyai sakit seperti itu.

“sejak kapan lianka? Kau tidak bercanda kan?” tanya moses.

“waktu aku mengecek ke dokter karna tanda-tanda yang aku rasakan sama seperti penyakit liver setelah aku mencari di internet. Kata dokter aku terlambat mengeceknya, kini liverku sudah kronis. Aku tidak tau harus seperti apa lagi ka.” Jawab lianka menangis terisak.

Tanpa pikir panjang moses langsung memeluk lianka, hatinya sangat terluka dan begitu teririsnya.
“lianka, aku akan menyumbangkan hatiku untukmu, kau lebih berguna dibanding aku. Aku siap, aku iklas.” Ujar moses.

Lianka melepaskan pelukan moses.
“tidak ka, biarkan aku saja yang menjalani takdir hidupku. Bukankah setiap manusia mempunyai takdir mereka sendiri? Percuma aku menerima hatimu untuk pengganti hatiku, aku akan menyesal sepanjang hidupku.” Ujar lianka.

“tapi lianka..” ucap moses terpotong.

“sudahlah ka, kau sangat baik. Aku sudah banyak merepotkanmu. Tapi biarkan hanya kau yang tau ini, tidak perlu bunda, ezra, dan Rachel mengetahui ini. Aku mohon.” Lanjut lianka.

“baiklah, aku janji.” Ucap moses.

Lianka hanya tersenyum, ia hanya tidak ingin semua orang yang ia sayang merasa terepotkan karnanya.

Seseorang yang sedari tadi melihat dan mendengar percakapan moses dan lianka. Orang itu dicky, hatinya seketika teriris mendengar bahwa lianka mempunyai sakit seperti itu.

“aku tidak menyangka, dibalik sikapmu itu bahwa kau mempunyai sakit yang serius.” Ujar dicky lirih.


****


Hari ini lianka mulai latihan dan diantarkan moses, namun moses tidak  bisa menunggunya karna moses harus menjaga adiknya, karna mamanya mengantar tante moses ke bandara dan adiknya sendiri jika ditinggal.

“nanti, akan ku jemput.” Ucap moses.

“jika tidak bisa jangan dipaksakan.” Ucap lianka.

“akan ku usahakan. Aku pergi ya.” Ucap moses.

Setelah melihat moses pulang, lianka masuk untuk latihan. Disana sudah ia temukan bu Erika dan pemain alat musik lainnya.

Setelah selesai latihan lianka menunggu moses. Moses bilang ia akan menjemput lianka.

“dingin sekali, kenapa harus ujan sekarang? Kasian ka moses nanti.” Ujar lianka sendiri.

Tiba-tiba seseorang, menarik lianka dan membawa lianka ke belakang sekolah yang kebetulan sepi.

“lepaskan aku dicky!” ucap lianka kepada seseorang itu yaitu dicky.

Setelah sampai dicky melepaskan tangan lianka, sekarang mereka berdua basah kuyup karna terguyur hujan.

“jika ingin bicara padaku, ajak aku baik-baik jangan seperti ini. Lihat sekarang aku basah kuyup.” Kata lianka.

“jangan perlakukan aku seperti aku yang dulu, yang mau saja kau perlakukan bagaimanapun.” Lanjut lianka, namun ia berkata tidak sekalipun memandang dicky. Ia tidak berani memandang laki-laki yang ia cintai itu.

“kau masi mencintai aku kan?” tanya dicky, yang membuat lianka sontak terkaget.

“maaf, aku duluan. Ka moses akan mencariku nanti.” Jawab lianka mengalihkan pembicaraan.

“aku tau, kau masi sangat mencintaiku. Terbukti saat kau menyanyikan lagu sebatas mimpi kemarin di depan kelas.” Ujar dicky.

“kau salah dicky.” Ucap lianka.

“kalo aku salah, mengapa kau tidak bisa menatap mataku sekarang? Kau masi mencintaiku, itu terlihat sekali.” Kata dicky.

Lianka menatap dicky, dengan sekuat tenaga ia lakukan itu.

“maaf kau salah besar, mungkin dulu aku mencintaimu. Namun saat kau jadikan aku sebagai bahan taruhan kau dengan temanmu. Saat itu juga aku mulai membencimu.” Ujar lianka lirih.

“awalnya aku mengira kau laki-laki yang baik, dengan manis kau dekati aku. Setelah itu sikapmu dingin dan acuh. Kau pikir aku wanita apa? Aku sangat bodoh pernah sangat mencintaimu, namun sekarang berkat ka moses dan Rachel aku bisa melupakan rasa sakitku.” Lanjut lianka lagi.

“aku minta maaf lianka.” Ucap dicky dengan nada lemas.

“aku sudah memaafkanmu sebelum kau meminta maaf. Jangan khawatir, sudah aku pulang dulu.” Ujar lianka dan kemudian beranjak pulang.

Baru satu langkah lianka berjalan, dicky menarik tangan lianka.

“aku tidak suka kau dekat dengan moses! Aku membenci hal itu.” Kata dicky.

“kenapa memangnya? Ka moses adalah laki-laki yang baik. Beda dengan kau yang bisanya menyakiti wanita! Dia sangat sangat amat baik dan mengertiku. Jadi lepaskan tanganku sekarang!” ujar lianka sambil menghempaskan tangan dicky dan berlari pergi.

“aku mencintaimu lianka, oleh karna itu aku tidak suka kau bersama moses!” kata dicky lirih dalam hati.


Lianka berjalan dengan keadaan basah kuyup, bahkan hujan tidak juga belum berhenti,

“lianka?” kata moses dan langsung menghampiri lianka.

Dengan wajah pucat lianka tersenyum terpaksa, badannya rasanya begitu lemas.

“kenapa kau hujan-hujanan? Dari tadi aku mencarimu.” Kata moses sambil merangkul lianka.

“maaf..” belum selesai lianka bicara, badannya terjatuh lemas.

“lianka bangun.” Ucap moses panik, dan moses langsung menggendong lianka untuk mendari taksi.

Dicky yang melihat dari jauh sangat panik, ia ikuti moses dengan motornya.


****


Sesampainnya di rumah sakit, lianka langsung ditangani dokter.
Dengan terengah-engah dicky sampai di rumah sakit.

“untuk apa kau disini?” tanya moses dingin.

“aku hadir untuknya.” Jawab dicky sambil mengatur nafasnya.

“masi punya keberanian kau bicara seperti itu? Aku tau lianka hujan-hujanan pasti karna kau!” gentak moses.

“aku tau aku salah, tapi kau tidak berhak menghalangiku mendekatinya.” Kata dicky.

Pertengkaran dicky dan moses terpaksa terhenti karna dokter sudah keluar dari kamar periksa lianka.

“dok bagaimana keadaan lianka?” tanya dicky dan moses bersamaan.

“keadaanya sudah sangat parah, dia harus mendapatkan hati baru. Jika tidak, ia tidak terselamat. Dan untuk saat ini ia harus di rawat inap.” Jawab dokter menjelaskan.

“terimakasih dok.” Ucap moses lirih.

“ya, saya permisi.” Ucap dokter kemudian pergi.

Sekejap langsung moses dan dicky menghampiri lianka.

“mengapa harus kau lianka?” ucap moses kemudian mengecup kening lianka.

Melihat itu dicky geram, tangannya terkepal karna cemburu.

“aku tidak berhak memarahi moses, lebih baik aku pergi dan nanti malam aku akan kesini.” Kata dicky dalam hati kemudian ia pergi.

Moses tidak memerdulikan dicky pergi, ia tetap disamping lianka.


Lianka bangun dari pingsannya.

“ka, mengapa aku bisa disini?” tanya lianka perlahan.

“kau harus di rawat.” Jawab moses.

“tidak! Kalau aku di rawat bagaimana dengan acara pensi nanti? Ayo kita pulang, aku tidak apa-apa.” Ujar lianka.

“akan ku beri tau pada bu Erika bahwa kau sakit, kau harus di rawat. Keadaanmu sangat memburuk! Tolong dengarkan aku, ini yang terbaik untukmu.” Jelas moses.

“tapi ka itu salah satu keinginanku, sulit untuk mendapatkan itu.” Kata lianka.

“kesehatanmu lebih penting, jika kau sehat tahun depan kau bisa mengikuti audisi lagi. Dengarkan aku lianka, kondisimu tidak memungkinkan lagi.” Ujar moses.

“baiklah, aku terpaksa menyetujuinya.” Ucap lianka mengalah.

Moses hanya tersenyum sambil mengelus halus rambut lianka.

****


Sudah 3 hari lianka di rawat, moses setiap hari selalu datang setelah pulang sekolah. Moses hanya menemani lianka saat ia sudah pulang sekolah karna ia harus menghadapi un sebentar lagi. Sedangkan jika malam tanpa moses dan lianka ketahui, bahwa dicky menginap menemani lianka dan pulang pagi sebelum lianka bangun.

Dicky menatap lianka yang sudah tidur pulas.

“mungkin hari ini, hari terakhirku menemuimu lianka. Aku sangat mencintaimu, aku berharap kau akan segera sembuh.” Ujar dicky pelan, dan perlahan ia mulai tidur di samping lianka.

Waktu sudah menunjukkan jam 5 pagi. Entah ada angin apa lianka terbangun. Ia kaget ketika melihat dicky yang tidur di sampingnya.

“sedang apa dia? Mengapa tidur disini?” semua pertanyaan berkecamuk dalam hati lianka.

Dicky, mulai terbangun dan lianka langsung pura-pura tidur.

“sudah saatnya aku pulang, untuk menyiapkan operasi nanti. Selamat tinggal selamanya lianka.” Ujar dicky kemudian mencium kening lianka.

Dicky pun keluar dari kamar lianka.

“apa maksudnya operasi? Selamat tinggal selamanya? Ada apa dengan dia?” tanya lianka sendiri.

Matahari sudah mulai terbenam, suster masuk ke kamar lianka untuk mengecek keadaan lianka.

“pagi lianka, tidurnya nyenyak?” tanya suster sambil membuka horden kamar rawat lianka.

“sus apa kau pernah lihat seorang laki-laki masuk ke kamarku selain laki-laki yang setiap siang kesini?” tanya lianka tanpa memperdulikan pertanyaan suster tadi.

“apa laki-laki yang kau maksud memakai behel?” suster balik bertanya.

“ya itu dia.” Jawab lianka.

“oh itu, iya selama kau di rawat disini setiap malam dia selalu menemanimu. Awalnya aku curiga dan aku mengikutinya namun setelah kutunggu apa yang dia lakukan ternyata dia malah tidur di sampingmu.’ Ujar suster.

“apa benar dicky menjagaku setiap malam? Lalu tujuannya untuk apa?” tanya lianka dalam hati.

“memang kenapa lianka?” tanya suster.

“tidak sus. Bukan apa-apa.” Jawab lianka,

Tiba-tiba dokter masuk ke kamar rawat lianka.

“lianka, lusa kau sudah bisa operasi untuk livermu.” Ucap dokter.

“apa? Oh Tuhan terimakasih. Oh iya siapa kah yang mendonorkan hatinya untukku?” tanya lianka.

“dia merahasiakannya.” Jawab dokter.

“ayolah dok beri tau aku, aku hanya ingin berterimakasih padanya atau dengan keluarganya.” Kata lianka memelas.

“maaf, ini permintaan pendonor. Mengertilah lianka.” Ucap dokter.

“baiklah.” Ucap lianka mengalah.


****


Hari ini adalah operasi lianka, ia berharap semuanya berjalan dengan lancar.

“semoga operasinya berhasil.” Ucap moses tersenyum.

“semangat ya nak, jangan lupa berdoa terus. Mama berharap yang terbaik.” Kata mama lianka.

“Tuhan menyertaimu ka.” Ucap ezra.

“kami pasti akan mendoakanmu dan menunggumu disini lianka.” Ucap Rachel.

“amin, terimakasih ya semuanya.” Ucap lianka tersenyum.


Sekarang lianka sudah mulai di operasi.

Hampir memakan waktu yang panjang akhirnya lianka sudah selesai di operasi dengan hatinya yang baru.

****


Setelah 2 hari selesai operasi, lianka masi di rawat.
Rachel, dan moses menemani lianka bercanda tawa di kamar rawat lianka.

Dokter yang menangani lianka masuk ke kamar lianka.

“ada apa dok? Bukannya aku sudah diperiksa tadi?” tanya lianka.

“saya hanya ingin memberi surat dari orang yang mendonorkan hatinya untukmu.” Jawab dokter sambil memberi surat pada lianka.

“terimakasih dok.” Ucap lianka.

“saya permisi dulu.” Ucap dokter kemudian pergi.


Perlahan lianka membuka amplop suratnya. Dan kemudian ia membacanya.

Hai, lianka caroline. Sudah membaikkah saat ini dirimu? Aku berharap kau sudah membaik. Maaf ya jika aku pernah melukai hatimu, harusnya aku sadar bahwa kau wanita yang baik. Aku menyesal telah menyiakan dirimu, tapi aku baru sadar bahwa aku mencintaimu. Aku tau bahkan kau tidak lagi mencintaiku karna kesalahanku. Kau tau saat waktu itu kau bilang kau tidak lagi mencintaiku? Rasanya aku sangat terluka seperti memeluk kaktus yang berduri. Semuanya menusuk relung jiwaku lianka. Mungkin saat ini aku tidak lagi di dunia ini, tapi setidaknya HATIKU ADA DI DALAM TUBUHMU saat ini. Jaga baik-baik hatiku yang sudah dalam tubuhmu! aku tau kau sangat ingin hidup lama dan banyak orang yang mencintaimu. Sedangkan aku? Aku kurang beruntung, siapa yang mencintaiku? Orang tuaku sudah bersama Tuhan. Mungkin ini yang terbaik. Dan aku bersyukur pernah mengenalmu lianka. Wanita yang sangat istimewa yang pernah ku kenal. Semoga kau bisa meraih impianmu dan semua cita-citamu. Bahagia bersama keluargamu begitu juga dengan moses. Selamat tinggal lianka. Aku mencintaimu lianka. Jika Tuhan mengizinkan kita bertemu di surga.
Dicky M Prasetya


Lianka hanya bisa menangis, semuanya rasanya sangat menyakiti. Andai waktu dapat diputar mungkin semua tidak akan seperti ini. Kini hati dicky sudah ada dalam tubuh lianka. Selamanya tidak akan pernah berubah.


YANG TERBAIK

Aku akui kusayang kamu tapi maafkan aku
Mungkin ada benarnya cinta sejati tak harus memiliki
Jadi dengarlah kini
Masi banyak waktu untukmu nanti
Tuk dapatkan seorang yang lebih baik

Aku pergi untuk kebahagiaanmu
Untuk ketulusan cinta kita
Aku pergi bukan tak cinta kamu
Tapi menjadi yang paling mengerti tentangmu

END

tulip terakhir dari bisma_^cerpen (moga suka.. :) )

Maaf klw jelek atau gaje saya hanya amatira guys..
Kenalkan ini cerpen saya yg ke-9  smoga suka …

No copas

No buly

No edit

Wanted!!!!
BERANI BACA BERANI LIKE!!!! :P

C
H
E
K
I
D
O
T
H
Seorang gadis duduk di teras rumah nya ia sdang meretapi hujan yg turun dan  sdang membasahi isi seluruh kota ini, di temani secangkir teh hangat dan biscuit coklat kesukaan nya ia bermalas2 an di teras ruman nya itu.
“ah bosan acara di tv ngk ada yg rame,mau main tapi hujan fyuuuhh”ucap seorang wanita yg bernama destia olivia yg bisa di pangil destia.
“aaaaa…mama aku bo….”ucap tergantung destia ktika mlihat seseorang  di depan pintu pagar nya karena penasaran, ia pun mengambil payung dan berjalan kearah pintu pagar ia pun membuka dan tiba2 mulut nya menganga lebar ktika mlihat siapa yg ada di hadapan nya.
“bisma ngapain kamu dsni?”Tanya destia dan ternyata lelaki tersebut adalh bisma
“eh..des…destia a..a..anu aku”ucap gugup bisma ia pun sdkit gemetaran  karena ke dinginan destia yg mlihat itu pun sdkit kasian… (kalau saya udh kasian bngtzzz ,,,:P )
“y udh jelasin nya di dalem aj kasian kmu kedingginan gtu”ucap destia,bisma pun tersenyum senang.
Bisma dan destia pun masuk dan duduk di bangku teras rumah.
“tunggu ya bis”ucap destia ia pun pergi ke dalam rumah,sdangkan bisma hnya mengambil sbuah barang dari tas nya.
“nih bis kmu pake handuk dan  minum teh hangat nya nanti keburu dingin lagi”ucap destia
“maksih ya.”ucap bisma seraya meneguk teh hangat nya.
“oh ia bis ngapain kamu ada di depan rumah aku?”Tanya destia seketika bisma pun tersendak.
“uhhuuuukkk~
“y ampun bisma loe tuh knp sih”Tanya heran destia seraya mengelus halus punggung bisma.
“gue mau emmm… kan hujan besar jadi gue nunggu sampai reda aja di depan rumah loe?”ucap dusta bisma
“bukan nya di depan kompleks ada post ya ?aneh” batin destia
“yakin…?”ucap destia seraya menatap tajam bisma,bisma pun menjadi salting.
“ya…ya,,,yaialah masa gue mau ketemu loe”ucap bisma sdikit gagap
“mungkin”ucap destia seraya mengangkat kedua bahu nya.
“uhhhuuukk~”tersendak bisma lagi
“ada ap sih bis”ucap destia
“emmmm..a..anu”ucap bisma ia pusing harus berbicara apalagi
“jujur ada apa sih?”ucap destia seraya menatap tajam bisma
“eh hujan udh reda gue balik ya  “ucap bisma,sedangkan destia hnya mendengus kesal.ktika bisma hendak memakai jaket nya dan destia sdang menunduk seraya menutupi muka kesal  nya.
“des”ucap bisma ,destia pun mendongkakan kepala nya.
“mau apa la…”ucap tergantung destia ia langsung menganga hebat.
“ini buat loe gue pergi dulu bye”ucap gugup bisma ia pun langsung pergi menaiki motor nya,destia pun hnya senang+bingung mengapa bisma memberi bunga tulip putih kesukaan nya.

***

Hari ini di sekolah tak seperti biasa smua murid pagi2 sudah berkumpul di lapangan tetapi aneh nya tanpa guru2.
“perasaan ini kan hari kamis bukan hari senin?apa gue ngelindur ya?”ucap destia
“loe ngk ngelindur ko nona manis”ucap melati ,destia pun hnya menganguk saja
“eh..eh des ada apa ya?”ucap melati
“mana aku tau emng aku promotor nya?”ucap destia ketus
“ye biasa aj kali hu..”ucap melati,smua nya pun terdiam ktika bisma berada di tengah2 lapangan.
“ngapain tu orang ?”ucap destia
“mau nembak loe kali”ucap melati

PLETTTAAKKK

Satu jitakan mendarat di kepala melati oleh destia.
“jangan ngawaurr deh loe gue bugem deh..”ucap destia kesal
“uhuhuuhuhu…sakit kali”rintih melati sdangkan destia hnya membuang muka saja
“tes..tes..selamat pagi smua”ucap bisma terdengar dari speaker skolah
“pagi…”ucap smua antusias
“pagi..”ucap jutek destia
“klau klian pada bingung ngapain gue nyuruh klian kesni,jujur hari ini hari special bagi gue ,karena,karena hari ini gue mau nembak cewek yg gue sayang “ucap bisma,seketika murid2 pun makin ricuh.
“ok tolong bantuin gue pangil cewek nya ok…gue mohon destia Olivia gue mohon plisss loe bisa naik ke panging ini.
“uuhuhuhuhh,,,naik,naik”ucap smua
“mampus,gue bunuh nanti tu anak”gerutu destia
“tuh kan bener kata gue”ucap melati
“diem loe”ucap destia kesal
“destia…destia”ucap smua seraya menarik lengan destia untuk naik ke atas pangung,ktika destia sudah di atas pangung suasana pun menjadi sangat hening.
“des loe mau jadi cewek gue dan bisa ngisi hati gue cuman buat nama kamu seorang yg terukir indah di hati gue”ucap bisma seraya membungkuk dan memberikan setangkai bunga tulip putih .
“tapi bis aku sama sekali ngk ada perasaan sama kamu”ucap destia
“tapi apa kamu bisa terima cinta aku dan aku janji aku bakal buat kamu jatuh cinta sama aku”ucap bisma yg sangat terkekeh.destia pun memandang kedua bola mata bisma dengan lekat2 ia mencari ke jujuran dalam kata2 bisma tadi.destia pun menarik nafas panjang dan ia pun menganguk tanda “ia”
“yg bner des”ucap bisma tak percaya
“kita coba dulu knp ngk?”ucap destia tersenyum simpul
“maksih des”ucap bisma memeluk destia ia hnya menemui kenyamanan pda diri destia,kenyamanan yg baru kali ini ia dapat,smua murid pun bersorak2 ramai destia pun hnya tersenyum malu.

#rumah bisma
Bisma sdang diam di ruang keluarga ia sdang asikk bermain PS nya .
“pa..papa tuh dari mana ada aja sudah 1 bulan ngk pulang ke rumah”bentak mama bisma
“kamu kan tau saya itu sibuk pergi keluar kota untk beberapa mingu”bentak lagi papa bisma
“tapi apa kamu ngk bisa diem di rumah saja 1 hari untuk menjaga bisma,saya kan harus kerja juga”bentak mama
“kmu itu ibu rumah tannga tugas kamu di rumah bukan di kantor”bentak papa
“tapi perusahaan itu smua milik keluarga saya perusahaan mu pun milik keluarga saya “bentak mama
“saya kan hanya ingin memajukan perusahaan keluarga mu”ucap papa
Orang tua bisma pun bertengkar hebat pda saat itu,bisma yg sdang focus pda layar tv nya pun terganggu.
“cukup…”bentak bisma
“kalian tuh apa2 an sih ,udh jarang pulang bukan jarang lagi tapi ngk pernah pulang,sekali pulang bikin keributan,apa ngk bisa rumah ini tenang ktika kita berkumpul,aku udh cukup sabar ngeliat pertengkaran kalian stiap kalian pulang ,aku akn sabar kalau aku ngk pernah di kaasih kasih sayang sama kalian tapi apa kalian ngk bisa kasih ketenangan bagi aku syyiiiitttt..”bentak bisma ia pun pergi ke kamar nya mama dan papa bisma pun hnya merepati perkataan anak semata wayang tersebut.
“loe harus tenang bisma ,sekarang mending loe telephone destia “ucap bisma ia pun mengambil hp nya dan menelphone sang pujaan hati.
“hallo”destia
“hallo des kamu lagi apa?”bisma
“oh bisma ya?aku lagi novi aja”destia
“oh kalau gtu aku ganggu donk”bisma
“engak ko”destia
Bisma dan destia pun menelphone hinga larut malam,bisma merasa senang bila mendengar suara destia ia mendapatkan kasih sayang yg tak pernah ia dapat dari orang tua nya,ia merasa damai bila menatap kedua bola mata destia dan mendengar suara destia.

Sebulan sudah destia dan bisma menjalin hub stiap hari bisma selalu membawakan setangkai bunga tulip putih kesukaan destia hnya untk mengambil hati destia tapi rencana itu pun berhasil akhirnnya benih2 cinta pun tumbuhdi hati destia.di sekolah bisma sdang berada di kelas nya ia sdang berkumpul dngn teman2 nya.
“bisma sini loe”ucap melati
“ada apa?”ucap bisma
“loe tau besok hari apa dan tangal berapa?”ucap melati
“tau..”ucap lugu bisma
“apa?”Tanya melati
“besok tangal 6 desember hari selasa kan?”ucap bisma,melati pun memukul jidad nya dan berkacak pingang
“besok itu hari ultah desti oon”ucap  melati
“ha?yg bner?”ucap bisma kaget
“so?loe harus buat destia terkesan besok ok?”ucap melati
“sip,thankz ya”ucap bisma,melati pun kembali kekelas nya.

Ke esokan hari nya kira** sore hari acara ulang tahun destia pun berlangsung smua nya Nampak bahagia kecuali destia,ia sedari tadi menungu bisma yg belum datang ia pun menungu di depan teras rumah.
“loh sayang ayo masuk acara nya mau di mulai loh?”ucap mama destia
“ma bisa tunggu 5 menit lagi ngk aku lagi seseorang”ucap destia
“sayang udh ngk bisa ayo cepet masuk”ucap mama,destia pun dengan berat hati ia pun masuk kedalam rumah acara pun di mulai sampai potongan pertama pun bisma belum datang.melati pun merasa kesal pada bisma karena mlihat destia yg terus terdiam di hari istimewa nya hari ini ia pun menelphone bisma.
“hallo?”bisma
“eh kupret loe dimna?”melati kesal
“gue lagi ada di puncak?” bisma
“ngapain loe?bunuh dri?”melati
“wkwkwkkwk..strees loe gue mau ngambil bunga tulip”bisma
“ketawa lagi,ngapain loe ngambil bunga tulip sampai kesno segala?”melati
“ah berisik deh loe gue mau beli karena di sno udh pda kosong tuh bunga jadi cuman ada di sini  y udh ya bye”bisma
“ehh.. ye malah di mattin in lagi cungkring”gerutu  melati
“mel kamu abis tlp siapa?”Tanya destia
“oh tadi nyokap “ucap melati dusta,destia pun hnya menganguk dalam ekspresi wajah ny sangat tak ada gairah untuk hidup.

2 jam sudah acara ulang tahun destia di gelar namun sampai akhir acara pun bisma tidak menampakan dirinya,destia pun menjadi kesal ,ktika makan malam di rumah destia pun muka nya trus di tekuk .
“des kamu ini knp sih?”Tanya papa
“ngk ko destia ngk knp2,destia mau tidur dulu ya malam”ucap destia ia pun pergi ke kamar nya,orang tua destia pun hnya heran mlihat tingkah anak nya tersebut.di kamar destia pergi ke blakon rumah nya untuk mencari angin.
“knp sih kamu ngk datang ke acara yg special di hidup aku”lirih destia ia pun merintikan air mata ,mngkin karena kecapean ia pun berfikir untuk masuk dan tidur.
“destia…”teriak seseorang dari bawah destia pun mengenal betul suara itu ia pun mlihat ke bawah.
“bisma….”ucap destia yg sangat senang dan kesal,ia pun turun ke bawah untuk menemui bisma.
“ngapain kamu kesni?”ucap destia seraya mendorong tubuh bisma.
“aku kesni cuman mau ngasih ini ke kamu”ucap bisma yg merasa bersalah seraya memberikan 3 tangkai bunga tulip.
“udh kotor banget kamu dateng ksni dan cuman ngasih 3 tangkai bunga tulip?”ucap destia (yap bisma sangat kotor baju nya kotor ketika mengambil bunga tulip )
“aku ke puncak beli 3 tangkai bunga tulip ini karena aku udh keliling nyari bunga tulip di smua toko bunga di bandung kosong,dan ada salah satu penjual bunga bilang kalau bunga tulip lagi subur di puncak bogor akhir nya aku pergi ke bogor sampai di sana aku harus kotor2 an dulu untuk ngambil 3 tangkai bunga tulip untuk kamu ,maaf y aku emng bodoh”ucap bisma ,destia pun hnya tak percaya dengan pengorbanan dia hnya untuk mengambil sbuah bunga tulip untuk nya.
“ia..loe emng bodoh,,,,bodoh banget gue ngk butuhin bunga tulip ini gue cuman butuh loe di hari yg special ini ”ucap destia seraya memukuli bisma dan menangis,bisma pun langsung memeluk destia.
“maaf…”terdengar suara dari mulut bisma yg membisikan kata “maaf”untuk destia,destia pun hnya menangis dalam pelukan bisma.
“aku janji aku ngk akn jadi orang bodoh lagi”ucap bisma.destia pun memeluk erat bisma.
“y udh jangn nangis lagi”ucap bisma seraya menghapus air mata destia .
“oh ia aku lupa selamat ulang tahun honey “ucap bisma
“kamu telat “ucap destia
“lebih baik menjadi orang yg terakhir kali mengucapkan di banding yg pertama kali mengucapkan”ucap bisma
“ko gtu?”ucap destia
“kalau yg pertama pasti donk ada yg ngucapin trus dan kamu lupa siapa yg ngucapin pertama,kalau yg terakhir pasti berkesan karena orang itu orang yg special dan smoga juga orang yg terakhir itu orang yg terakhir singah di hati kamu”ucap bisma
“kamu tuh bisa aja ya”ucap destia
Mereka pun tertawa riang sdangkan orantua destia mengintip di jendela rumah dan mereka pun mengerti mengapa destia sedari tadi muka nya di tekuk.

1 tahun sudah mereka menjalin kasih dan mereka pun sudah lulus SMA hub mereka sangat erat seperti lem dan kertas,bisma pun sangat tak mau kehilangan destia bgtu pula destia hub mereka langeng karena ada kepercayaan satu sama lain.

Hari ini hari ultah destia tepat tangal 6 desember  ini adalah ultah nya yg ke 19 tahun seperti biasa bisma blm menampakan dri nya .
“pasti deh..”gerutu destia

^Kita liat bisma yookkkkk

Bisma sudah bersiapa dengan jas abu2 yg hampir seperti warna putih ia menaiki motor ninza nya dan ia pun pergi nmun sblm ke rumah destia bisma pergi ke toko mas untuk membeli sbuah cincin ia akan melamar destia di hari ultah nya ini.
“mbak saya mau yg ini ya”ucap bisma
“baik mas”ucap kurir itu
“maaf mbak punya kertas dan pulpen boleh saya pinjam”ucap bisma
“ini mas”ucap kurir itu bisma pun menulis kan sbuah kata2 yg indah untuk melamar+mengucapkan selamat ultah untuk destia.
“ini mas sudah di bungkus”ucap kurir itu memberika bingkisan yg sdah di siapkan.
“mksih..”ucap bisma seraya pergi,ia pun menaiki motor nya dan pergi ke toko bunga untuk membeli setangkai bunga tulip setelah bunga tulip sudah ada di tangan nya ia pun menaiki motor ninza nya untuk pergi ke rumah destia.
“smoga kamu suka”ucap bisma di sela2 mengendarai motor nya,nmun naas ktika di pertigaan sbuah truk datang dari arah berlawanan mngkin krena si supir truk mengantuk ia menghatam motor bisma sampai helm bisma pun lepas.

Aaaaaaa..

Buukkkk
Truk itu menghatam tubuh bisma,bisma yg setengah sdar pun hnya memandang tempat cincin yg ia berikan terjatuh dari saku nya.
“des….ti…a..”dan bukk bisma pun tak sdar kan dri smua masyarakat pun membawa bisma ke rumah sakit.

_rumah destia
Destia sdang menungu ke datangan bisma ktika ia sdang duduk ada yg menepuk pungung nya.
“bisma…eh maaf “ucap destia
“maaf mbak blablablabla…”ucap orang itu,destia pun merintikan air mata ia pun berlari menuju mobil nya untuk pergi ke rumah sakit.melati dan orang tua destia pun bingung akhir nya mereka pun membuntuti destia

Sesampai nya di rumah sakit ia berlari2 dengan gaun yg berwarna abu2 sperti bisma,ia pergi ke ruangan bisma di sana bnyak masyarakat yg telah menolong bisma.
“bisma..mana bisma bisma mana”ucap histeriz destia
“sabar mbak mas nya sdang di periksa oleh dokter”ucap orang itu,destia pun terduduk lemas di bangku rumah sakit.
“maaf mbak apa mbak keluarga dari pasien ?”ucap suster itu
“ia mbak”ucap destia
“ini mbak kami menemukan barang ini dari tempat kejadian mngkin ini barang dari pasien bisma”ucap sustter itu.destia pun mengambil bunga tulip,sebuah bungkusan kado kecil dan sepucuk surat ia mencium wangi bunga tulip itu dan ia membaca surat itu.

Selamat ulang tahun sayang,aku mau kasih kamu kata** tapi jngn angap aku gombal ya?:’(
Mungkin aku bukan lelaki pertama yg milikin hati kamu ,tapi aku ingin aku menjadi lelaki yg terakhir untuk hati kamu ,selama satu tahun ini kita merasakan suka dan duka bersama dan aku yakin kau lah cinta terakhir ku,destia Olivia would you be married me? Mngkin ini terlalu cepat,tapi aku tak ingin terjadi sesuatu dalam hubungan ini tolong lah di mengerti….

                                                                                                                                           Your prince Bisma

destia pun merintikan air mata nya ia tersenyum senang ia membuka kado nya dan terlihat sbuah cincin indah yg telah di pilih untuk di pasangkan di jari manis nya,ia pun memegang cincin itu.
“aku mau bisma”lirih destia,tiba2 dokter pun keluar dengan sigap destia pun menghampiri dokter itu .
“dok bagaimna ke adaan pacar saya?”ucap destia,nmun dokter itu engan berbicara tiba2 2 perawat membuawa tubuh kaku bisma yg sudah tak bernyawa .tiba2

Triiiiiiiiingggg

Suara Cincin yg di pegang destia pun lepas ,destia terdiam kaku ia pun menghampiri bisma.
“bangun bis..bangun aku mau jadi istri kamu.aku mau punya anak sama kamu bangun bis..bangun”ucap destia ia pun menangis hizteris smua orang yg mlihat nya hnya lirih.1 tahun yg indah mersakan suka dan duka bersama namun dapat terpisah dalam 1 hari di mana hari,hari yg sangat di takuti manusia yaitu hari kematian…
Kata-kata
Cinta terkadang tak dapat di miliki selama nya
Cinta terkadang tak dapatdi miliki  seutuh nya
Tapi hanya sebuah lembaran kenangan
Yg dapat membuat kata cinta itu lebih berarti dalam lubuk hati seseorang

                                        -Bawalah cinta ku-                                                                                                                 Sempat tak ada lagi kesempatan
Ku untuk bisa trus dengan mu
Kini ku tau  bagaimana cara
Ku untuk bisa trus dengan mu
Reff:bawalah pergi cintaku
Ajak ke mana engkau mau
Jadikan  teman mu
Teman mu paling kau cinta
Di sini ku pun begitu
Trus cintai mu di hidup ku
Di dalam hati ku ….
Hanya  waktu yg pertemukan kita nanti.”””””’”””””””””””””””””””


                   The end

Seandainya *cerpen* (owner ayu)

Author : Ayu Lestari Marbun Lb
Title : Seandainya
Cast : Lianka Caroline as Lianka
           Dicky M Prasetya as Dicky
           Moses Stevanus as Moses
Genre : Sad ending


C
H
E
K

T
H
I
S

O
U
T


Di sisi jendela kamar seorang gadis yang sedang menangis, tatapan matanya yang kosong menyiratkan sedang terluka hatinya. Hujan yang begitu deras membuat suasana hatinya semakin sedih.
Seorang wanita separuh baya masuk perlahan ke kamar gadis itu, dipeluknya anak satu-satunya .

“maafkan mama LIANKA.” Ucap wanita separuh baya itu yang ternyata mama lianka.

“sudahlah ma, sekalipun mama terus meminta maaf. Mama tidak bisa merubah keputusan untuk menjodohkanku dengan moses.” Ujar lianka parau.

“andai hutang papamu tidak sebanyak itu, mungkin mama tidak akan membiarkan kau seperti ini.” Kata mama lianka.

“sudahlah, semua sudah terjadi. Papa sudah tenang bersama Tuhan.” Kata lianka lalu beranjak pergi.

“mau kemana lianka? Hujan sangat deras di luar.” Tanya mama.

“tidak usah khawatirkan aku. Aku akan pulang, aku ingin menenangkan pikirkanku.” Jawab lianka dan kemudian pergi.

****

Tanpa membawa payung, lianka langsung menerobos keluar. Tidak diperhatikannya betapa rapuhnya saat ini dia.
Langkahnya terhenti di tepi danau yang sejuk, ia menangis dan berteriak.

“AAAAAAA. Kenapa ini semua terjadi Tuhan? Mengapa penderitaan ini tidak berakhir? Baru saja aku meninggalkan suasana rumah yang kutempati bersama mama dan papa, tapi rumah itu dijual. Dan aku mengiyakan mama untuk pindah ketempat ini. Aku meninggalkan semua kebahagiaanku disana. Namun mengapa mama harus menjodohkan aku lagi dengan orang yang tidak aku cintai. Hentikan ini semua Tuhan, aku mohon.” Ujar lianka sendiri, betapa rapuhnya ia saat ini.

“menangis tidak akan menyelesaikan semuanya.” Ucap seseorang.

Lianka kaget dengan kehadiran laki-laki itu, ia merasa dari tadi hanya ia yang ada di tempat ini.

“siapa kau?” tanya lianka.

“aku Dicky M Prasetya. Panggil saja DICKY. Kalau kau?” jawab dan tanya dicky.

“aku lianka.” Jawab lianka.

“apa kau tidak kedinginan? Sedang apa kau disini?” tanya dicky.

“tidak. Aku hanya ingin menenangkan diriku.” Jawab lianka.

“oh. Aku juga suka menenangkan diriku disini. Bahkan sakin seringnya aku seperti penunggu di danau ini.” Kata dicky tersenyum manis.

“apa tidak ada tempat lain yang kau kunjungi?” tanya lianka.

“tidak. Aku lebih suka disini.” Jawab dicky.

Lianka hanya mengangguk  saja.

“kau sedang ada masalah? Tadi aku sempat mendengar perkataanmu.” Kata dicky.

“ya. Tidak sopan! Mendengar perkataan orang sembarangan.” Jawab lianka.

“ih bukan seperti itu. Yasudahlah jangan dibahas.” Kata dicky.

Lianka tidak menjawab, tatapannya terus menerawang ke depan.

“kalau kau butuh teman berbagi, datanglah kesini. Kau pasti selalu akan menemui aku.” Ujar dicky.

“kau yakin?” tanya lianka.

“tentu saja.” Jawab dicky.

“yasudah, aku pulang dulu. Aku sudah mulai kedinginan. Sampai jumpa lain waktu.” Ujar lianka kemudian pergi.

“senang kenal denganmu.” Ucap dicky. Lianka hanya tersenyum simpul.

****

Ini awal lianka di sekolah barunya. Ia lewati koridor yang ramai dengan anak-anak lainnya.

“lianka.” Panggil seseorang.

“ada apa MOSES?” tanya lianka.

“pulang sekolah kita jalan ya.” Jawab seseorang itu yang bernama moses.

“tidak, aku ada janji dengan temanku.” Tolak lianka.

“siapa temanmu? Bukannya kau baru pindah? Mamamu sendiri yang bilang bahwa kau belum ada teman di rumah maupun sekolah.” Kata moses curiga.

“apa itu urusanmu? Bukan kan?” tanya  lianka dingin.

“itu urusanku lah! Kau kan kekasihku.” Jawab moses.

“jangan bermimipi. Aku tidak bisa mencintaimu! Hentikan memaksaku.” Kata lianka geram.

“tolong jangan buat aku selalu seperti sampah lianka! Cobalah mencintai aku.” Ujar moses.

“tidak akan bisa!” ucap lianka kemudian pergi.

****


Setelah pulang sekolah lianka langsung pergi ke danau, untuk menemui dicky.

“itu dia.” Ucap lianka tersenyum kemudian menghampiri dicky.

“sudah datang?” tanya dicky tanpa menoleh ke arah lianka.

“aish! Baru saja aku mau mengejutkanmu.” Jawab lianka kesal.

“haha, aku gitu. Sudahlah duduk sini. Tidak pegal berdiri terus?” kata dicky.

“iya iya.” Ucap lianka kemudian duduk di samping dicky.

“ada masalah lagi?” tanya dicky.

“ya begitulah.” Jawab lianka.

“sabar saja. Jika kau butuh sesorang, kau bisa datang padaku.” Kata dicky.

“terimakasih. Ya memang tidak ada yang mengerti bagaimana keadaanku saat ini. Mamaku pun tidak.” Ujar lianka.

“tidak boleh bicara seperti itu. Mamamu bertumpu pada siapa lagi selain pada kau?” kata dicky.

“sudahlah, jangan membahas ini. Aku malas.” Ucap lianka.

“iya aku tidak akan membahasnya lagi.” Kata dicky.

Berjam-jam lianka menghabiskan waktu dengan dicky, tidak terasa waktu sudah malam.

“aku pulang ya ky.” Ucap lianka.

“iya, hati-hati ya.”  Ucap dicky.

Lianka hanya tersenyum kemudian pergi dari danau.

****


Sesampainya di rumah , lianka sudah menemukan  mamanya yang sudah ada di depan pintu.

“dari mana saja?” tanya mama lianka.

Lianka tak menjawab dan langsung masuk ke dalam.

“mama bertanya!” ucap mama lianka geram.

“dari manapun aku, mama tidak perlu khawatir. Aku hanya pergi menenangkan hidupku atas semua ini.” Kata lianka dan langsung membanting pintu kamarnya.


Lianka membantingkan tubuhnya di atas kasurnya.

“sampai kapan ya Tuhan? Aku tidak mencintai moses.” Gumam lianka sendiri.

****


“lianka sarapan dulu baru pergi ke sekolah.” Kata mama lianka.

“tidak, aku tidak lapar.” Ucap lianka sambil memakai sepatunya.

“nanti kita akan ada makan malam dengan orang tua moses. Pulang jangsung pulang agar bisa mempersiapkan untuk makan malam nanti.” Ujar mama lianka.

“aku tidak mau.” Ucap lianka.

“jangan buat mama marah lianka! Ikuti saja, hanya kau yang bisa membayar hutang papamu.” Ujar mama lianka.

“kenapa harus aku? Kenapa tidak mama saja yang menikah dengan papa moses? Kenapa harus kebahagiaanku yang mama pertaruhkan? Semua mau mama selalu aku iyakan. Tapi untuk kali ini aku tidak mau ma!” ujar lianka keras.

PAAKKKKKK!
Sebuah tamparan melayang ke pipi lianka, sakin emosinya mama lianka melakukan itu. Tangan mama lianka bergetar, tidak menyangka apa yang ia lakukan dengan anak semata wayangnya.

“mama jahat sekali.” Ucap lianka dan langsung pergi.

“maafkan mama lianka.” Ucap mama lianka lirih.


Sepanjang perjalanan sekolah lianka menangis, matanya bengap, pipinya pun masi terasa panas karna tamparan mama lianka begitu keras.

“lianka, ada apa denganmu?” tanya moses tiba-tiba.

Lianka menatap moses penuh dengan kebencian.

“jangan menatap aku seperti itu. Ada apa denganmu?” tanya moses lagi.

“KAU MERUSAK HIDUPKU!” ucap lianka keras kemudian berlari pergi.

“ada apa dengannya? Mengapa begitu menyeramkan?” gumam moses sendiri.

****


Setelah pulang sekolah lianka langsung ke danau lagi. Memang setelah mengenal dicky, lianka sering sekali menemuinya setelah pulang sekolah. Tidak bertemu sehari seperti sangat rindu.

“dicky.” Sapa lianka kemudian duduk disamping dicky.

“iya?” ucap dicky dengan tatapan kelembutan. Itulah yang membuat lianka merasa sangat tenang disamping dicky.

“boleh aku menginap di rumahmu?” tanya lianka.

“pasti ada masalah lagi dengan mamamu.” Jawab dicky.

“iya. Bolehkan?” tanya lianka.

“iya boleh. Ayo ikut bersamaku.” Ucap dicky sambil menggandeng lembut tangan lianka.

Lianka mengikuti langkah dicky, ternyata dicky membawa lianka ke rumah dicky.

“kau tidur di kamarku saja ya. Nanti aku tidur di sofa saja.” Kata dicky.

“iya. Orang tua kau kemana?” tanya lianka.

“sedang keluar kota.” Jawab dicky.

“oh.” Ucap lianka seadanya.

“istirahat lah. Aku ke bawah dulu.” Ucap dicky.

“iya. Makasih ya.” Ucap lianka.

Dicky hanya tersenyum kemudian turun ke bawah.

Lianka langsung merebahkan badannya, tidak terasa lianka tertidur karna sakin lelahnya.

****


Waktu sudah menunjukkan jam 5 pagi. Lianka bangun dan segera merapihkan pakaiannya untuk sekolah.

“dicky dimana?” tanya lianka sendiri, karna tidak menemukan dicky di bawah.

Lianka keluar dan ternyata dicky ada di danau sedang tiduran santai.

“sudah bangun?” tanya dicky yang lagi-lagi tau kehadiran lianka tanpa menoleh.

“sudah, mengapa kau ada disini padahal masi subuh?” jawab dan tanya lianka.

“aku memang selalu begini, udara disini sangat sejuk jika jam segini.” Jawab dicky.

“oh begitu. Makasih ya atas tumpanganmu.” Kata lianka.

“iya sama-sama. Aku senang menolongmu.” Ucap dicky tersenyum manis dengan tatapan yang sangat teduh.

“yasudah aku pergi ya. Pulang sekolah setelah aku pulang ke rumah, aku akan kesini lagi.” Kata lianka.

“iya. Hati-hati ya. Tuhan menyertaimu.” Ucap dicky.

“ok deh. Bye.” Ucap lianka sambil mendadahi dicky.


****

Sesampainya di sekolah, baru sampai di depan gerbang. Moses sudah ada.

“dari mana saja kemarin? Kemarin keluargaku dan mamamu menunggu kau. Kau tidak memikirkan itu apa?” tanya moses kesal.

“oh begitu.” Jawab lianka singkat kemudian pergi.

“ikut aku.” Ucap moses sambil menarik tangan lianka.

“lepaskan! Aku harus masuk ke kelas.” Kata lianka.

Moses tidak membiarkan ucapan lianka. Ia menarik tangan lianka dan hampir jauh dari sekolah mereka.

moses menghentikan langkahnya namun tetap ia genggam tangan lianka erat.

“harusnya kau sadar aku snagat mencintaimu lianka! Kurang sabar apa lagi aku menghadapi sikapmu yang dingin dan acuh seperti ini.” Ujar moses.

“tidak peduli! Lepaskan aku!” ucap lianka sambil bersih keras melepas tangan moses.

“tidak mau.” Ucap moses.

Lianka menggigit tangan moses dan tanpa sengaja moses mendorong lianka ke jalan raya.

Lianka terjatuh, dan sebuah mobil melintas kencang.

BUKKKKKKK!
Lianka tertabrak.

Moses langsug menghampiri lianka.

“lianka!” ucap moses histeris.

****


Di rumah sakit, mama lianka, moses, dan papa mama moses sedang menunggu dokter keluar dari ruang periksa lianka.

Dan setelah dokter keluar, semuanya langsung menghampiri dokter itu.

“bagaimana dok putri saya?” tanya mama lianka panik.

“palanya  terbentur sangat kencang sehingga keadaan sangat parah. Saat ini ia koma.” Jawab dokter itu berat.

“ya Tuhan.” Ucap mama lianka histeris, badannya lemas seketika. Air matanya terus mengalir deras.

“yasudah saya permisi.” Ucap dokter kemudian pergi.

Mama lianka langsung masuk ke ruang kamar lianka.

“maafkan mama sayang.” Ucap mama lianka menangis.

Moses tak mengatakan satu patah apapun, mulutnya membisu. Tidak menyangka semua akan seperti ini.

****


Sudah sebulan lebih lianka koma, ia berjuang melawan maut.

Moses selalu menjaga lianka, begitu juga mama lianka.

“moses, tante tinggal ya. Mau beli makanan untuk kita.” Kata mama lianka.

“saya saja tante.” Ucap moses.

“sudah tante saja.” Ucap mama lianka ramah.

Moses akhirnya mengiyakan. Mama lianka pun pergi mencari makan siang.

“lianka, maaf aku selalu memaksamu. Harusnya aku tidak membiarkan ini tertimpa padamu. Aku janji saat kau saat sadar nanti, aku tidak akan memaksamu lagi mencintaiku.” Ujar moses sambil menatap lianka penuh kesedihan.


Moses keluar, dan duduk di luar. Ia menjaga lianka di luar sampai mama lianka tiba.

“maaf tante lama.” Ucap mama lianka.

“tidak apa-apa tante.” Jawab moses.

“ini ambilah, tante masuk dulu sebentar.” Kata mama moses sambil memberi makanan yang dibelinya.

“makasih tante.”  Terima moses.

“iya sama-sama.” Ucap mama lianka kemudian masuk ke dalam.


Sesampainya di kamar, mama lianka menjatuhkan katung pelastik makan yang dibelinya. Ia menjatuhkannya tanpa sengaja karna terkejut melihat lianka yang sudah sadar.

“lianka, sudah sadar?”  tanya mama lianka.

“mama.” Ucap lianka lemah.

Mama lianka langsung memanggil dokter, setelah itu dokter langsung memeriksa lianka.

“ini keajaiban.” Ucap dokter.

“anak ibu sudah sadar seutuhnya.” Lanjut dokter itu.

“oh Tuhan terimakasih.” Ucap mama lianka kemudian mencium kening lianka lembut.

“saya permisi, jangan terlalu banyak mengajaknya mengobrol.” Kata dokter.

“iya dok, terimakasih.” Ucap mama lianka.

Dokter pun keluar. Betapa bahagianya moses dan mama lianka.

“syukurlah kau sudar lianka, aku sangat bahagia.” Kata moses berminar-binar.

“pergi sana.” ucap lianka lemah.

“tapi…” ucap moses terpotong.

“kau harus mengerti moses.” Ucap mama lianka lembut.

“baik tante aku tunggu di luar.” Ucap moses.

Mama lianka tersenyum simpul. Dan moses pun keluar.

“tidak boleh seperti itu sayang.” Kata mama lianka.

Lianka tidak menjawab, keadaanya masi lemah.

“yasudah mama, hampiri moses ya.” Ucap mama lianka kemudian keluar.


Sambil menutup pintu kamar rawat lianka, mama lianka melihat moses yang sedang termenung sedih.

“moses.” Ucap mama lianka.

“ya ada apa tante?” tanya moses yang berhenti dari lamunannya.

“jangan bersedih seperti ini.” Kata mama moses.

“tidak apa-apa tante. Oh ya tante tadi aku sudah meminta tiket pada papa untuk ke singapur. Aku pindah sekolah ke sana.” Ujar moses yang memaksakan senyumannya.

“kenapa seperti itu? Bagaimana nantinya kau dan lianka?” tanya mama lianka.

“tidak perlu khawatir tante. Aku tidak mau memaksakannya lagi. Soal hutang sudah kubicarakan pada papa, dan papa setuju.” Jawab moses.

“tapi mengapa harus pindah?” tanya mama lianka.

“aku ingin melupakan lianka, ya walaupun sangat sulit. Tapi aku sudah pikiri semua ini.” Jawab moses.

“tante maafkan moses.” Ucap mama lianka.

“tidak perlu tante. Tante tidak salah. Ayo masuk tante, aku ingin pamit padanya,” kata moses.

“baiklah.” Ucap mama lianka.

Moses dan mama lianka, masuk. Lianka menoleh, tapi langsung memalingkan mukanya lagi.

“lianka, aku ingin pamit.” Ucap moses.

Lianka tak menjawab apa yang di ucapkan moses.

“aku akan berangkat besok ke singapur. Aku ingin pindah sekolah ke sana.” Ujar moses.

“mengapa seperti itu? Bagaimana perjodohan yang tidak penting itu?” tanya lianka.

“aku ingin melupakanmu. Ya mungkin sulit sekali, tapi perlahan akan aku coba. Soal perjodohan dibatalkan.” Jawab moses.

“apa? Benarkah?” tanya lianka dengan senyum yang mengembang dari bibirnya.

“tentu saja. Ini sebagai permintaan maafku.” Jawab moses dengan paksaan tersenyumnya. Sebenarnya hatinya teriris sekali.

“kali ini akan ku katakan terimakasih padamu, sebagai terimakasihku peluklah aku. Tapi pelan saja, aku masi terasa lemas.” Ujar lianka.

“baiklah.” Ucap moses dan langsung memeluk lianka.

“ini pertama kali aku memelukmu, rasanya aku bahagia sekali lianka.” Kata moses dalam hati.

Moses melepaskan pelukkannya.

“baiklah aku pulang dulu, jaga dirimu baik-baik. Tante juga jaga kesahatan ya.” Kata moses.

“iya, terimakasih moses.” Ucap mama lianka.

Lianka tersenyum.
Mosespun pulang ke rumahnya untuk menyiapkan keberangkatannya ke singapur.


****


Hari ini lianka dibolehkan pulang, kata dokter ia sudah sembuh total.

Di perjalanan ia sudah ada pikiran untuk datang ke danau, setelah hampir dekat ia menyetopkan mobil.

“pak berenti disini.” Ucap lianka.

“mau kemana lianka?” tanya mama lianka.

“aku ada urusan sebentar ma. Jangan khawatirkan aku.” Jawab lianka kemudian turun dari mobil dan berlari ke danau.


Lianka mencari-cari dicky, namun tidak ada.

“biasanya kapanpun aku kesini, ia selalu ada. Emmm mungkin aku ke rumahnya saja.” Gumam lianka sendiri sambil melangkahkan kakinya ke rumah dicky.

Lianka mengetuk pintu rumah dicky.

“permisi.” Ucap lianka.

Seseorang wanita separuh baya, membuka pintu.

“ya. Cari siapa?” tanya ibu-ibu itu.

“aku ingin mencari dicky.” Jawab polos lianka.

“kau pasti teman lamanya, ayo masuk. Aku mama dicky.” Kata wanita yang ternyata mama dicky.

Lianka mengikuti langkah wanita yang dikatakannya bahwa ia mama dicky.

“aku baru bertemannya baru-baru ini. Sekitar sebulan lebih, tapi aku tak menjumpainya karna aku kecelakaan dan koma selama sebulan lebih.” Kata lianka.

“jangan bercanda. Mana mungkin kau berteman dengan dicky baru sebulan. Mungkin kau salah orang.”  Ujar mama dicky.

“maksud tante salah orang?” tanya lianka tak mengerti.

“dicky sudah meninggal selama satu tahun yang lalu. Mana mungkin kau berteman baru dengannya.” Jawab mama dicky.

Seketika lianka begitu lemas, air matanya hampir terjatuh.

“tidak mungkin.” Ucap lianka tak percaya.

“waktu itu dicky meninggal karna ada anak kecil yang tenggelam di danau. Sedangkan keadaan sangat sepi, bahkan dicky yang tidak bisa berenang menyelamatkan anak kecil itu begitu saja. Saat dicky hendak mau menyelamatkan anak itu. Palanya terbentur batu sangat kencang, anak kecil itu terselamatkan namun naas dicky meninggal.” Jelas mama dicky.

“tapi tante aku sungguh bertemu dengannya, bahkan aku pernah menginap di rumah ini.” Kata lianka yang masi tidak percaya.

“mungkin kau hanya berhalusinasi. Itu tidak mungkin.” Kata mama dicky.

“yasudah, maaf telah menganggu. Saya permisi.” Kata lianka kemudian berlari pergi.


Lianka memandangi semua sudut  danau, ia tidak mengerti mengapa semua ini terjadi. Ia terjatuh lemas, tertunduk tak berdaya.

“mengapa kau melakukan ini padaku? Aku mencintaimu dicky!” kata lianka yang sangat rapuh. Air matanya selalu berlinang.

“maafkan aku lianka.” Ucap seseorang yang sudah tidak asing di dengar lianka.

Lianka terkejut melihat dicky tiba-tiba, ia mundur perlahan.

“jangan seperti itu. Ayo mendekat.” Ucap dicky.

“mengapa kau seperti ini? Kau mempermainkan aku?” tanya lianka.

“maaf lianka.tidak bermaksud membawa kau sejauh ini. Aku hanya ingin menghiburmu awalnya, tapi ternyata aku malah jatuh cinta padamu.” Jawab dicky sendu.

“aku tidak bisa menerima semua ini.” Ucap lianka.

“maaf. Ini terakhir aku menemuimu. Aku hanya ingin katakan aku mencintaimu. Anggap saja kita tidak pernah bertemu.” Ujar dicky.

“kenapa mudah sekali kau katakan itu? Aku sudah terlanjur mencintaimu!” kata lianka.

“sekali lagi maaf lianka. Dunia kau dan aku berbeda. Mungkin suatu saat nanti aku dan kau akan bertemu lagi di kemudian hari namun jika Tuhan mengizinkan. SEANDAINYA semua tidak seperti ini aku ingin lebih lama bersamamu. Sekarang jaga dirimu baik-baik. Selamat tinggal.” Ujar dicky, dan seketika itu juga dicky menghilang tanpa jejak.

“dicky mengapa kau datang dan pergi semaumu saja?” ucap lianka. Air matanya semakin deras membasahi pipinya.

“aku bahagia pernah mengenalmu, mungkin ini semua yang terbaik. Aku mencintaimu dicky.”  Ujar lianka lirih dengan air mata dan hati yang terluka.

Mungkin semua sudah takdir. Air mata atau bahkan apapun tidak akan mengembalikan semua keadaan. Semua hanya menjadi kenangan.


Seandainya

Kelak kau kan menjalani hidupmu sendiri
Melupai kenangan yang tlah kita lalui
Yang tersisa hanya aku sendiri disini
Kau akan terbang jauh menembus awan
Memulai kisah baru tanpa diriku

Seandainya kau tau
Ku tak ingin kau pergi
Meninggalkan ku sendiri bersama bayanganmu
Seandainya kau tau
Aku kan selalu cinta
Jangan kau lupakan kenangan kita selama ini

END